67 diterima dengan tidak adanya perbedaan signifikan pada hasil pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada posttest dapat diketahui t
hitung
t
tabel
2,5482,006 dengan signifikan 0,014. Nilai sig pada tabel menunjukkan bahwa nilai tersebut 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dengan adanya perbedaan signifikan pada hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara metode mind mapping dengan pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri
Purwomartani.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui adanya pengaruh metode mind mapping terhadap pemahaman konsep siswa kelas IV di SD Negeri
Purwomartani. Penelitian ini laksanakan pada bulan Maret-April 2017 sebanyak enam kali pertemuan. Selama pembelajaran penelitian ini menggunakan materi
pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan materi yang ada di sekolah. Materi yang digunakan adalah tema 7 “Indahnya Keragaman di Negeriku” subtema 3
“Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku”. Penelitian ini diawali dengan pretest dan diakhiri dengan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan
dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pretest yang
hampir sama. Nilai rata-rata kelas eksperimen 63,53 dan nilai rata-rata kelas kontrol 61,07. Pada analisis t-test pretest diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
0,5212,006 dengan
68 Asymp sig 2-tailed 0,6050,05. Artinya Ha ditolak dan Ho diterima dengan tidak
adanya perbedaan signifikan pada hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pretest, masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda.
Kelas eksperimen menggunakan metode mind mapping dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Pembelajaran pada kelas kontrol guru
menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab namun dalam pembelajaran tersebut didominasi oleh metode ceramah. Pada penyampaian materi
didominasi oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa belum dapat membangun pengetahuan dan gagasannya sendiri. Kegiatan siswa selama pembelajaran adalah
memperhatikan penjelasan guru, menulis materi yang diperintah guru, dan tanya jawab bersama guru.
Pada kelas eksperimen menerapkan metode mind mapping yang membebaskan siswa dalam mengembangkan gagasannya. Huda 2014: 307
menjelaskan mind mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta. Mind mapping bisa
digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penugasan konsep. Ia merupakan strategi ideal untuk melejitkan ‘pemikiran’ siswa.
Mind mapping bisa digunakan untuk membentuk, menvisualisasi, mendesain, mencatat,
memecahkan masalah,
membuat keputusan,
merevisi, dan
mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun. Pada hakikatnya, mind mapping digunakan untuk
membrainstorming suatu topik sekaligus menjadi strategi ampuh bagi belajar siswa. Pada treatment pertama guru memperkenalkan mind mapping dengan memberi
69 contoh tetapi dengan materi lain. Setelah itu siswa melakukan percobaan tentang
gaya magnet dan gaya gravitasi sesuai dengan LKS yang sudah disiapkan peneliti kemudian siswa membuat mind mapping dengan menuliskan yang siswa ketahui
berdasarkan percobaan. Ketika siswa sudah selesai membuat mind mapping siswa mempresentasikan mind mapping yang sudah dibuat siswa yang lain
memperhatikan. Pembelajaran mulai aktif ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang ingin mempresentasikan mind mapping yang sudah dibuat.
Pertemuan kedua, ditunjukkan contoh-contoh karya seni rupa agar menarik perhatian siswa. Kemudian siswa membaca teks tentang karya seni rupa yang ada
di buku. Siswa membuat mind mapping yang berisikan gagasan-gagasan tentang karya seni rupa seperti mozaik, kolase, montase, dan aplikasi. Setelah selesai
membuat mind mapping beberapa siswa mempresentasikan mind mapping hasil karyanya. Dari mind mapping yang telah dibuat siswa menunjukkan bahwa siswa
lebih mudah dalam membedakan mozaik, kolase, montase, dan aplikasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan mempelajari tentang permukaan suatu benda.
Sebelum siswa mempelajari permukaan benda siswa membaca teks “Percantik Dekorasi Ruang Tamu dengan Seni Mozaik” terlebih dahulu. Kemudian siswa
mempelajari permukaan benda dengan melakukan percobaan gaya gesek. Siswa membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa. Siswa
mengumpulkan beberapa pulpen atau pensil lalu membandingkan kelicinan permukaan benda dengan kemudahan memegang benda tersebut. Terakhir siswa
menyimpulkan hasil percobaannya kemudian mempresentasikannya di depan kelas.
70 Pertemuan ketiga, siswa mempelajari tentang keragaman ekonomi di
Indone sia. Dalam pembelajaran siswa membaca teks “Keragaman Ekonomi di
Indonesia 1” secara bergantian. Siswa mencari kata-kata baru yang belum dipahami dan ditanyakan kepada guru. Kemudian siswa berdiskusi dengan teman
sebangku membuat mind mapping tentang keragaman ekonomi di Indonesia. Siswa membuat mind mapping tentang keragaman ekonomi di Indonesia yang terdiri dari
aktivitas ekonomi di bidang pertanian, aktivitas ekonomi di bidang peternakan, aktivitas ekonomi di bidang perikanan, dan aktivitas ekonomi di bidang kehutanan.
Pertemuan ketiga ini siswa menunjukkan ketertarikan terhadap mind mapping ini dibuktikan dengan mind mapping yang dibuat semakin bervariasi dan materi
semakin mendalam. Selain mempelajari keberagaman ekonomi di Indonesia siswa juga mempel
ajari toleran dalam keberagaman. Siswa membaca teks “Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia”.
Pertemuan keempat, siswa masih mempelajari tentang keragaman ekonomi di Indonesia. Siswa membaca teks “Keragaman Ekonomi di Indonesia 2” secara
bersama-sama. Setelah selesai membaca siswa mencari informasi-informasi penting dari teks dan membacakan hasilnya di depan. Untuk lebih memperjelas
materi mengenai keragaman ekonomi di Indonesia tentang aktivitas ekonomi di bidang pertambangan, aktivitas ekonomi di bidang industri, aktivitas ekonomi di
bidang perdagangan, dan aktivitas ekonomi di bidang jasa. Siswa membuat mind mapping mengenai materi tersebut. Siswa dibantu oleh guru membahas mind
mapping yang telah dibuat dengan cara maju secara bergantian menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis. Setelah mempelajari keragaman ekonomi di Indonesia
71 siswa mempelajari sikap toleransi dalam keberagaman dengan membaca teks
“Sikap Toleransi terhadap Keragaman”. Siswa mempelajari toleransi dalam keragaman agama, toleransi dalam keragaman suku dan ras, toleransi dalam
keragaman sosial budaya, dan toleransi dalam keragaman gender dan mengembangkan kesetaraan gender. Setelah selesai membaca siswa membuat mind
mapping yang kedua dengan memberikan contoh mengenai toleransi-toleransi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pertemuan kelima, siswa dibagi menjadi dua kelompok ada yang membuat montase dan ada yang membuat kolase. Siswa membuat membuat montase dan
kolase sesuai dengan bahan yang sudah mereka siapkan. Siswa sengaja dibagi menjadi kelompok yang berbeda untuk menerapkan sikap saling menghargai
keragaman hasil karya teman. Dengan begitu siswa dapat melaksanakan sikap toleransi terhadap suatu keragaman. Pembelajaran dilanjutkan dengan membaca
teks “Melaksanakan Sikap Toleransi”. Siswa melengkapi mind mapping yang ada di buku tentang arti penting melaksanakan sikap toleransi, pelaksanaan toleransi di
keluarga, pelaksanaan toleransi di sekolah, dan pelaksanaan toleransi di masyarakat. Siswa bersama guru membahas mind mapping yang telah dikerjakan.
Pertemuan keenam, siswa membuat karya seni mozaik dan aplikasi. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dengan berhitung. Siswa kelompok satu membuat
mozaik dan siswa kelompok dua membuat aplikasi. Setelah itu siswa membaca teks “Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia” secara bergantian. Siswa
membuat mengenai bacaan. Pada pertemuan kali ini siswa terlihat antusias dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan saat pembahasan mind mapping di papan
72 tulis siswa saling berebut untuk menuliskan gagasannya. Gagasan yang dituliskan
siswa membahas tentang Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia sehingga Mind mapping yang dikerjakan siswa di papan tulis dapat tersampaikan.
Setelah dilakukan enam kali pertemuan, penelitian diakhiri dengan posttest di setiap kelas. Tujuannya untuk melihat ada atau tidak ada perbedaan pemahaman
konsep sebelum maupun sesudah perlakuan. Buzan 2007: 4 mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otakmu, cara baru untuk
belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh, cara membuat catatan yang tidak membosankan, dan cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan
proyek. Lebih lanjut Buzan 2008: 9 menjelaskan mind mapping merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan, dengan memberikan kemudahan kepada kita
dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak kita dilibatkan dari awal. Ini berarti bahwa upaya
untuk mengingat remembering dan menarik kembali recalling informasi di kemudian hari akan lebih mudah, serta lebih dapat diandalkan daripada bila
menggunakan pencatatan tradisional. Berdasarkan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
diperoleh hasil rata-rata posttest pada kelas eksperimen sebesar 80,06 dan kelas kontrol sebesar 71,21. Sehingga selisih perbedaan rata-rata hasil posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 8,85. Hasil posttest pada masing-masing kelas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep antara
kelas eksperiman dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan oleh pemberian perlakuan yang berbeda pada kedua kelas. Perbedaan pemahaman konsep pada
73 masing-masing kelas merupakan akibat dari penggunaan metode mind mapping
dalam pembelajaran. Mind mapping memberikan pengaruh yang positif terhadap pembelajaran
yang dilakukan pada siswa kelas IVA sebagai kelas eksperimen. Hasil ini dapat dibuktikan berdasarkan pengujian statistik pada hasil posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan menggunakan t-test, diperoleh t
hitung
sebesar 2,548 dan sig sebesar 0,014 sedangkan t
tabel
sebesar 2,006. Dengan demikian, t
hitung
t
tabel
dan sig 0,05 yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara metode mind
mapping dengan pemahaman konsep siswa kelas IV SD di Negeri Purwomartani. Dari beberapa manfaat mind mapping salah satunya dapat meningkatkan
pemahaman, sesuai dengan pendapat DePorter Hernacki 2006: 172 manfaat mind mapping sebagai berikut:
5 fleksibel, jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya di tempat
yang sesuai dalam peta pikiran Anda tanpa harus kebingungan; 6 dapat memusatkan perhatian, Anda tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap
kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada gagasan- gagasannya;
7 meningkatkan pemahaman, ketika membaca suatu tulisan atau laporan teknik, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan
ulang yang sangat berarti nantinya; dan 8 menyenangkan, imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas dan hal itu
menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
74 Lebih lanjut Buzan 2008: 9 menjelaskan manfaat mind mapping sebagai
berikut: 6 memberi ringkasan atas suatu subjek atau area yang luas,
7 memudahkan kita membuat rencana perjalanan atas suatu pilihan, dan membuat kita mengetahui tujuan kita dan posisi kita sekarang,
8 mengumpulkan sejumlah besar data dan meletakkannya di satu tempat, 9 memberi dorongan atas upaya pemecahan masalah dengan memberi
kesempatan untuk melihat jalan-jalan kreatif yang baru, dan 10 merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang, di baca, direnungkan
dan diingat. Di atas merupakan beberapa manfaat dari mind mapping. Selain itu, ada
keunggulan mind mapping yang dapat membuat siswa lebih fokus sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Mind mapping juga
membantu untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Buzan 2007: 6 mind mapping membuatmu fokus kepada ide
utama dan semua ide tambahan lainnya. Mind mapping membantumu untuk menggunakan kedua belah otak sehingga kamu malahan ingin terus-menerus
belajar. Berikut adalah tabel fungsi otak kanan dan otak kiri.
75 Tabel 18. Fungsi otak kanan dan otak kiri
Otak Kiri Otak Kanan
Kata-kata Logika
Angka Sekuens
Linearitas Analisis
Daftar Ritme
Kesadaran Imajinasi
Mengkhayal Warna
Dimensi
Hal tersebut sejalan dengan pendapat DePorter 2007: 177 menjelaskan bahwa mind mapping juga sangat berguna untuk sesi curah gagasan, terutama saat
siswa bekerja kelompok dan banyak orang meneriakkan gagasan bersamaan. Satu siswa dapat dengan cepat merekam informasi, sementara yang lain melanjutkan
diskusi. Peta pikiran dibuat agar sesuai dengan lompatan yang terjadi dalam pikiran, sebab peta pikiran bekerja seperti otak, benar-benar mendorong wawasan dan
gagasan cemerlang. Langkah-langkah membuat mind mapping juga sangat mudah hanya
membutuhkan kertas polos dan beberapa pulpen warna. Hal ini sependapat dengan Buzan 2007: 10 adapun langkah-langkah dalam membuat mind mapping sebagai
berikut: f pergunakanlah selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa pulpen
berwarna;
76 g buatlah sebuah gambar yang merangkum subjek utamamu di tengah-tengah
kertas. Gambar itu melambangkan topik utamamu; h buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di
tengah kertas, masing-masing untuk setiap ide utama yang ada mengenai subjekmu. Cabang-cabang utama melambangkan sub topik utamamu;
i berilah nama pada setiap ide di atas dan, bila kamu mau, buatlah gambar- gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut hal ini menggunakan kedua
sisi otak. Setiap kata dalam mind mapping akan digaris bawahi. Hal ini karena kata-kata merupakan kata-kata kunci, dan pemberian garis bawah, seperti pada
catatan biasa, menunjukkan tingkat kepentingannya; dan j dari setiap ide yang ada, kamu bisa menarik garis penghubung lainnya, yang
menyebar seperti cabang-cabang pohon. Tambahkan buah pikiranmu ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
DePorter 2007: 177 menambahkan langkah-langkah membuat mind mapping adalah sebagai berikut:
e gunakan warna berbeda untuk setiap topik utama, atau gunakan warna berselang-seling;
f tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah antara cabang-cabang; g kembangkan steno sendiri dengan menggunakan gambar, simbol, dan
singkatan; dan h atur informasi dalam urutan kronologis dengan menomori cabang-cabang.
Lebih lanjut Buzan 2008: 21 menjelaskan tujuh langkah cara membuat mind mapping adalah sebagai berikut:
77 h mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan
dalam posisi memanjang,karena memulai dari tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memencar ke luar ke
segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami. i gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral anda, gambar yang letaknya di
tengah akan tampak lebih menarik, membuat terfokus, membantu memusatkan pikiran, dan membuat otak semakin aktif dan sibuk.
j gunakan warna pada seluruh mind mapping. Warna membuat mind mapping tampak lebih cerah dan hidup.
k hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan cabang- cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan
seterusnya. Menghubungkan cabang-cabang akan lebih mudah dalam memahami dan mengingat.
l buatlah cabang-cabang mind mapping berbentuk melengkung bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak anda.
m gunakan satu kata kunci per baris karena kata kunci tunggal akan menjadi mind mapping lebih kuat dan fleksibel.
n gunakan gambar di seluruh mind mapping karena setiap gambar bernilai seribu kata.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori dapat dinyatakan bahwa metode mind mapping dapat mengembangkan kemampuan pemahaman konsep dalam
pembelajaran. Dengan demikian, metode mind mapping berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri Purwomartani.
78
C. Keterbatasan Penelitian