49 digunakan dalam penelitian. Masing-masing butir soal sudah mewakili ketujuh
indikator pemahaman konsep yang digunakan oleh peneliti.
2. Reliabilitas
Sugiyono 2014: 173 menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Suatu alat ukur akan didapatkan hasil yang konsisten apabila sudah melalui uji reliabilitas dan menunjukkan hasil yang
reliabel. Jadi suatu alat ukur yang reliabel bila untuk mengukur gejala yang sama, hasil pengukuran yang diperoleh relatif sama atau konsisten. Pengukuran
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS Version 17.0 for windows.
Uji reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Hasil perhitungan reliabilitas pada instrumen pretest sebesar 0,741 sedangkan pada
instrumen posttest sebesar 0,742.
3. Tingkat Kesukaran
Suharsimi Arikunto 2006: 207 menjelaskan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa putus asa.
Bilangan yang menunjukkan sulit dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai
dengan 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. Di dalam
50 istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P, singkatan dari kata “proporsi”.
Berikut adalah rumus mencari P: P =
JS
Keterangan: P
= indeks kesukaran B
= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Besarnya P Kualifikasi
1,00 – 0,30
Sukar 0,30
– 0,70 Sedang
0,70 -1,00 Mudah
Dari hasil perhitungan pada instrumen pretest yang memiliki tingkat kesukaran sedang 29 soal dan tingkat kesukaran mudah 11 soal. Pada instrumen
posttest yang memiliki tingkat kesukarang sedang 25 soal dan tingkat kesukaran mudah 15 soal.
4 . Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto 2006: 211 menjelaskan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
51 berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika soal yang tidak
dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab
benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Daya pembeda berkisar antara 0,0 sampai 1,0. Berikut adalah rumus mencari D:
D =
J
-
J
= P
A
- P
B
Keterangan: J
= jumlah peserta tes JA
= banyaknya peserta kelompok atas JB
= banyaknya peserta kelompok bawah BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB =
J
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA =
J
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:
52 Tabel 6. Klasifikasi Daya Beda
Besarnya D Kualifikasi
0,00 – 0,20
Jelek poor 0,20
– 0,40 Cukup satisfactory
0,40 – 0,70
Baik good 0,70
– 1,00 Baik sekali excellent
Berdasarkan hasil perhitungan pada instrumen pretest soal yang kriterianya baik ada 35 soal, cukup 3 soal, dan jelek 2 soal. Pada instrument posttest soal yang
kriterianya baik sekali 2, baik 31 soal, cukup 2 soal, dan jelek 5 soal.
I. Teknik Analisis Data
Metode mind mapping berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Pengaruh tersebut dilihat dari peningkatan hasil pretest dan posttest siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data t-test dengan uji prasyarat analisis normalitas dan homogenitas varian kedua
kelompok.
1. Uji prasyarat analisis
a. Uji Normalitas
Sugiyono 2014: 241 menjelaskan bahwa penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
53 normal. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka akan
dilakukan pengujian normalitas data terlebih dahulu. Pengujian normalitas data yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Apabila diperoleh p0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal Santoso, 2006: 157.
b. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan data pretest dan posttest kedua kelas
dan dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows menggunakan uji F atau ANOVA. Dalam uji ini dikatakan homogen apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai α
0,05, maka varian populasi adalah identik Santoso, 2006: 219.
2. Pengujian hipotesis
Sugiyono 2014: 273 menjelaskan bila sampel berkorelasi membandingkan sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen maka menggunakan analisis independent t-test. Jadi penelitian ini menggunakan analisis independent t-test untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh metode mind mapping terhadap pemahaman konsep siswa. Perhitungan uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 17.0 for windows. Hal ini dikarenakan ingin mengetahui adakah perbedaan pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sugiyono 2014:
276 menjelaskan apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel, maka Ho diterima. Sebaliknya apabila diperoleh harga t hitung lebih besar dari t tabel, maka
hipotesis nihil Ho ditolak.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SD Negeri Purwomartani yang terletak di Dusun
Karangmojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri Purwomartani memiliki 338 siswa yang terbagi menjadi 12 kelas. Masing-masing
tingkat adalah kelas pararel yang terdiri dari kelas A dan kelas B. b. Subjek Penelitian
Sampel penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri Purwomartani yang berjumlah 54 siswa. Siswa pada kelas IVA terdiri dari 26 siswa sedangkan kelas
IVB terdiri dari 28 siswa. Kelas IVA dan IVB diajarkan oleh guru yang berbeda. Kedua kelas tersebut memiliki karakteristik yang hampirsama, seperti: jumlah
siswa, usia dan kemampuan. Berikut ini rincian jumlah siswa kelas IVA dan IVB. Tabel 7. Data Siswa Kelas IV SD Negeri Purwomartani
No. Kelas
Laki-laki Perempuan
Jumlah
1. IVA
12 14
26 2.
IVB 13
15 28