10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pemahaman Konsep
Purwanto 2010: 51 menjelaskan bahwa pemahaman comprehension adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal
fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan hubungannya.
Sudjana 2016: 24 menambahkan pemahaman dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih,
menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan
bagian-bagian terdahulu
dengan yang
diketahui berikutnya,
atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan
yang pokok dan yang bukan pokok. Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek, dan possessive pronoun sehingga tahu menyusun
kalimat “My friend is studying” bukan “My friend studying” merupakan contoh
pemahaman penafsiran. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di
11 balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Berbeda dengan pendapat Anderson Krathwohl 2015: 106-114 yang
menjelaskan bahwa siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan “baru” dan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya,
pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka- kerangka kognitif yang telah ada. Lantaran konsep-konsep bangunan yang di
dalamnya berisi skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif, pengetahuan konseptual menjadi dasar untuk memahami. Proses-proses kognitif di dalam
kategori memahami meliputi: a Menafsirkan
Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata jadi kata-kata
lain misalnya, memparafrasakan. Dalam manafsirkan, ketika diberikan informasi dalam bentuk tertentu, siswa dapat mengubahnya jadi bentuk lain.
b Mencontohkan Proses kognitif mencontohkan terjadi manakala siswa memberikan
contoh tentang konsep atau prinsip umum. Dalam proses kognitif mencontohkan, siswa diberi konsep atau prinsip dan mereka harus memilih atau
membuat contohnya yang belum belum pernah mereka jumpai dalam pembelajaran.
12 c Mengklasifikasikan
Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu misalnya, suatu contoh termasuk dalam kategori tertentu
misalnya, konsep atau prinsip. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-
pola yang “sesuai” dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut.
d Merangkum Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu
kalimat yang
merepresentasikan informasi
yang diterima
atau mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat
ringkasan informasi, misalnya makna suatu adegan drama, dan proses mengabstraksi ringkasannya, misalnya menentukan tema atau poin-poin
pokoknya. e Menyimpulkan
Proses kognitif menyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh. Menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat
mengabstraksi sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dan yang terpenting
dengan menarik hubungan diantara ciri-ciri tersebut. f Membandingkan
Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah,
13 atau situasi. Dalam membandingkan, ketika siswa diberi informasi baru, mereka
mendeketeksi keterkaitannya dengan pengetahuan yang sudah familiar. g Menjelaskan
Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Dalam
menjelaskan, ketika siswa diberi gambaran tentang sebuah sistem, mereka menciptakan dan menggunakan model sebab-akibatnya.
Lebih lanjut Anderson Krathwohl 2015: 100 menjelaskan bahwa memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Berikut adalah tabel proses kognitif di dalam kategori memahami.
14 Tabel 1. Proses kognitif dalam kategori memahami
Kategori dan proses kognitif
Nama-nama lain Definisi dan contoh
Menafsirkan Mengklarifikasi,
memparafrasakan, merepresentasi,
menerjemahkan Mengubah satu bentuk
gambaran misalnya, angka jadi bentuk lain misalnya,
kata-kata Misalnya, memparafrasakan ucapan
dan dokumen penting Mencontohkan
Mengilustrasikan, memberi contoh
Menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau
prinsip misalnya, memberi contoh tentang aliran-aliran
seni lukis Mengklasifikasikan
Mengategorikan, mengelompokkan
Menentukan sesuatu dalam satu kategori Misalnya,
mengklasifikasikan kelainan-kelainan mental
yang telah diteliti atau dijelaskan
Merangkum Mengabstraksi,
menggenaralisasi Mengabstraksikan tema
umum atau poin-poin pokok. Misalnya, menulis
ringkasan pendek tentang peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di televisi Menyimpulkan
Menyarikan, mengekstrapolasi,
menginterpolasi, memprediksi
Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang
diterima Misalnya, dalam belajar bahasa asing,
menyimpulkan tata bahasa bedsarkan contoh-
contohnya Membandingkan
Mengontraksi, memetakan, mencocokkan
Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek,
dan semacamnya Misalnya, membandingkan peristiwa-
peristiwa sejarah dengan keadaan sekarang
Menjelaskan Membuat model
Membuat model sebab- akibat dalam sebuah sistem
Misalnya, menjelaskan sebab-sebab terjadinya
peristiwa-peristiwa penting pada abad ke-18 di
Indonesia
Anderson, L. W. Krathwohl, D. R. 2015. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Pustaka pelajar: Yogyakarta
15 Orlich 2010: 139 menjelaskan bahwa
“Concepts are expressions, usually consisting of one or two words,
or ideas having common characteristics.” Konsep merupakan ekspresi yang terdiri dari satu atau dua
kata, atau gagasan yang memiliki karakteristik umum. Senada dengan pendapat sebelumnya Eggen Kauchak 2012: 219
mengemukakan konsep yaitu satu kategori, perangkat, atau kelas yang memiliki kesamaan karakteristik. Sagala 2006: 71 menambahkan konsep diperoleh dari
fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru,
sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan pengetahuan tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pemahaman konsep adalah memahami suatu gagasan yang memiliki karakeristik tertentu
guna menambah wawasan mengenai akan hal-hal yang baru. Dari pemahaman konsep tersebut, proses belajar pada siswa akan lebih bermakna dan dapat
memberikan kesan yang mendalam sehingga daya ingat, serta kemampuan untuk mengeksplorasi akan lebih mudah. Pemahaman konsep dapat
diklasifikasikan menjadi tujuh bagian, yaitu: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan.
16
2. Metode Pembelajaran