Tinjauan tentang Prestasi Belajar

13 b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus TIK telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002, 120. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan di atas, maka prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari proses usaha yang dilakukan sebagai hasil pengalaman atau interaksi dengan lingkungannya yang ditunjukkan melalui nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi belajar mencakup kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar kawasan kognitif. Penelitian ini menggunakan hasil raport siswa kelas IV semester ganjil tahun ajaran 20152016 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, PKN, Matematika, IPA dan IPS, yaitu untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan guru. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Nana Syaodih Sukmadianta 2004: 162-163, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar meliputi faktor dalam diri individu aspek jasmaniah maupun rohaniah, dan faktor- faktor lingkungan faktor fisik maupun sosial-psikologis. Menurut Nana Sudiana 2005: 39, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Sardiman 2011: 39-44, faktor-faktor yang mempengaruhi 14 psikologi dalam belajar meliputi. 1 motivasi, 2 konsentrasi, 3 reaksi, 4 organisasi, 5 pemahaman, dan 6 ulangan. Sedangkan menurut Slameto 2003: 54-71, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern, meliputi faktor jasmaniah faktor kesehatan, cacat tubuh, faktor psikologis inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan faktor kelelahan. Faktor- faktor ekstern, meliputi faktor keluarga cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, faktor sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah dan faktor masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Menurut Ngalim purwanto 2002: 107, faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar terdiri dari faktor lingkungan alam dan sosial dan faktor instrumental kurikulum bahan pelajaran, gurupengajar, sarana dan fasilitas, administrasi manajemen. Faktor dalam terdiri dari faktor fisiologi kondisi fisik dan panca indera dan faktor psikologi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif. 15 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, peneliti menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu, meliputi: 1 Faktor jasmani fisiologis a Faktor Kesehatan Sehat berarti segenap badan beserta bagian-bagiannya dalam keadaan baik dan bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, sering mengantuk. Hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. b Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu keadaan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan ini dapat berpengaruh pada proses belajar siswa. Siswa cenderung mengalami kesulitan atau keterbatasan selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, keadaan ini dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 16 2 Faktor psikologis a Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Artinya, faktor intelegensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. b Perhatian Perhatian adalah suatu kondisi dimana seluruh aktivitas tertuju kepada suatu obyek bendahal atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengurangi kebosanan siswa agar perhatian siswa terhadap materi pelajaran meningkat. Untuk mengurangi kebosanan siswa maka perlu variasi dalam mengajar. Gaya mengajar yang bervariasi dapat menciptakan pembelajaran yang tidak monoton. Media yang bervariasi dapat menarik perhatian 17 siswa dan pola interaksi yang bervariasi dapat menjaga perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dengan demikian, keterampilan guru dalam mengadakan variasi gaya, media dan interaksi dapat meningkatkan perhatian siswa. Tingginya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai. c Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Oleh karena itu, guru perlu keterampilan untuk dapat membangkitkan minat belajar siswa, yaitu variasi dalam mengajar. Apabila siswa mempunyai minat yang tinggi untuk belajar, siswa akan senang belajar dan senang pula mengikuti pembelajaran sehingga hasilnya juga akan baik. Oleh karena itu, minat mempengaruhi prestasi belajar siswa. d Bakat Bakat adalah kemampuan yang dimilki siswa dalam dirinya untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Seseorang yang sudah memiliki suatu bakat tertentu, maka ia akan lebih mudah mempelajari dan memahami sesuatu. Oleh 18 karena itu, adanya bakat yang dimiliki siswa mempengaruhi prestasi yang dicapai. e Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa yang sudah mempunyai kematangan akan mudah menerima pengetahuan baru sehingga hasil belajarnya juga kan baik. Sebaliknya, siswa yang belum memiliki kematangan untuk menerima sesuatu, akan sulit untuk memahami pengetahuan yang diterimanya. Oleh karena itu, kematangan juga mempengaruhi pretasi belajar. f Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Siswa yang siap belajar akan berbeda hasilnya dengan siswa yang belum memiliki kesiapan untuk belajar. Siswa yang siap belajar, akan siap menerima materi sehingga akan lebih mudah memahami materi. Oleh karena itu, guru harus mengecek dan memastikan kesiapan siswa untuk belajar agar proses belajar mengajar dapat mencapat keberhasilan. Hasil yang dicapai menunjukkan prestasi belajar siswa. 19 g Motivasi Motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi biasanya memiliki rasa antusias dan semangat untuk belajar. Hal tersebut dilihat dari perilaku siswa yaitu mau memperhatikan pelajaran, rajin mencatat, aktif selama proses belajar mengajar, dan menunjukkan sikap senang selama pembelajaran. Sedangkan siswa yang motivasi belajarnya rendah akan cepat merasa bosan dan tidak mau memperhatikan pelajaran. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi keberlangsungan proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, perlu upaya untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Untuk meningkatkan motivasi belajar, maka perlu adanya variasi dalam mengajar. Gaya mengajar yang tidak monoton akan mendorong siswa untuk senang terhadap pelajaran. Media yang bervariasi dapat mendorong siswa aktif belajar. Pola interaksi yang berbeda-beda dapat mendorong siswa belajar sesuai gaya belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keterampilan guru mengadakan variasi gaya, media dan interaksi dalam mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang akan mempenagruhi prestasi belajar siswa. 20 h Konsentrasi Konsentrasi merupakan pemusatan segenap kekuatan dan perhatian terhadap sesuatu. Konsentrasi dalam belajar yang dimaksud adalah memusatkan seluruh perhatian terhadap materi pelajaran yang diajarkan guru. Semakin tinggi konsentrasi siswa terhadap pelajaran, semakin mudah siswa memahami materi. Artinya, semakin tinggi hasil yang dicapai siswa. Siswa akan sulit berkonsentrasi apabila penyampaian materi pelajaran kurang menarik dan belum memacu siswa untuk fokus. Rendahnya konsentrasi belajar disebabkan karena kurangnya variasi. Untuk meningkatkan konsentrasi siswa, maka perlu variasi mengajar. Perubahan posisi guru saat menjelaskan, nada suara guru yang bervariasi, penekanan kata-kata tertentu saat menerangkan materi, perubahan gerak guru dan adanya kesenyapan saat proses belajar mengajar dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi siswa. Oleh karena itu, keterampilan guru mengadakan variasi mempengaruhi konsentrasi belajar siswa yang akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar siswa. 3 Faktor kelelahan Kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani bersifat psikis. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. 21 Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Siswa yang mengalami kelelahan baik jasmani maupun rohani akan terlihat tidak bergairah untuk belajar sehingga tidak dapat menyerap materi secara maksimal. Akibatnya, hasilnya juga tidak akan maksimal. Oleh karena itu, kelelahan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. b. Faktor ekstern, merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang bersangkutan, meliputi: 1 Faktor keluarga Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Oleh karena itu, keluarga memiliki pengaruh besar dalam pendidikan anak, terutama belajarnya. Faktor keluarga tersebut meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan perhatian orang tua. Kondisi keluarga yang mendukung akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Proses belajar yang baik dapat mengahasilkan prestasi yang baik. Sebaliknya, kondisi keluarga yang kurang kondisif dapat mengganggu proses belajar siswa sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya. 22 2 Faktor sekolah Sekolah merupakan tempat proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu, sekolah memiliki peran penting bagi pendidikan siswa. Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Lingkungan sekolah terorganisir dengan baik dengan segala aspeknya sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Jika guru dapat menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung bagi proses belajar siswa, maka hasil yang dicapai siswa juga akan lebih baik. 3 Faktor masyarakat Masyarakat merupakan tempat anak bermain, bersosialisasi dan menjalankan peran sosialnya. Oleh karena itu lingkungan masyarakat dapat membawa pengaruh bagi anak dalam belajar. Faktor masyarakat tersebut meliputi: kegiatan siswa dalam bermasyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kepedulian masyarakat. Lingkungan masyarakat yang mendukung pendidikan anak, akan berpengaruh pada proses belajar anak di sekolah. Oleh karena itu, pengaruh masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 23

B. Tinjauan tentang Keterampilan Mengadakan Variasi

1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi Menurut Moh. Uzer Usman 2002: 84, variasi stimulus adalah kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar- mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2006: 64, menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar-mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Menurut Suparman 2010: 87 yaitu, variasi mengajar merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru yang bertujuan untuk menarik dan meningkatkan perhatian anak didik terhadap materi pengajaran, memberikan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat terhadap berbagai hal baru, menanamkan perilaku positif anak didik dalam pembelajaran, serta memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar sesuai dengan tingkatan perkembangan dan kemampuannya. Berdasarkan uraian di atas, maka keterampilan mengadakan variasi merupakan keterampilan dalam mencipakan proses belajar mengajar yang menyenangkan, penuh antusisme dan semangat belajar untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses belajarnya. Variasi mengajar meliputi 24 variasi gaya mengajar di kelas, variasi pengunaan media pembelajaran dan variasi pola interaksi guru dan siswa . Variasi dilakukan untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, selalu berubah-ubah sehingga tidak monoton dan tidak membosankan. Variasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi, perhatian, minat, dan konsentrasi siswa terhadap proses belajar mengajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang diharapkan. 2. Tujuan Mengadakan Variasi Menurut Moh Uzer Usman 2002: 84, variasi mengajar memiliki tujuan dan manfaat yaitu sebagai berikut: a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek- aspek belajar mengajar yang relevan. b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2006: 65, keterampilan menggunakan variasi memiliki kegunaan di dalam kelas, yaitu: a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar. b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi. c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar.