Pengaruh Keterampilan Guru Mengadakan Variasi Terhadap Prestasi
                                                                                40 berlangsung.  Menurut  Raymond  J.  Wlodkowski  and  Judith  H.  Jaynes  2004:
145-146,  keadaan  monoton  yang  terus  menerus  mengakibatkan  rasa  bosan. Melakukan  hal  yang  sama  berulang  kali  tanpa  perubahan  yang  cukup  besar
membuat  situasi  menjadi  menjemukan.  Belajar  yang  berhasil  dan  mengajar yang  bersemangat  dapat  dilakukan  dengan  menyediakan  keanekaragaman
dalam  belajar.  Oleh  karena  itu,  peran  guru  dalam  membawakan  materi pelajaran  dalam  proses  belajar  mengajar  sangat  berpengaruh  terhadap  siswa,
yaitu prestasi yang optimal. Menurut Adi W. Gunawan 2006: 154, sebenarnya tidak  ada  pelajaran  yang  membosankan,  yang  benar  adalah  guru  yang
membosankan  karena  tidak  mengerti  cara  menyajikan  materi  dengan  benar, baik,  menyenangkan  dan  menarik  minat  serta  perhatian  murid.  Faktor
kebosanan  yang  disebabkan  oleh  adanya  penyajian  kegiatan  belajar  yang begitu-begitu  saja  akan  mengakibatkan  perhatian,  motivasi,  dan  minat  siswa
terhadap  pelajaran,  guru,  dan  sekolah  menurun  Hasibuan  dan  Moedjiono, 2006:  64.  Penurunan  tersebut  berdampak  pada  ketidaktercapaian  tujuan
pembelajaran, yaitu prestasi belajar yang rendah. Kebosanan  siswa  tersebut  dapat  diatasi  apabila  guru  memiliki
keterampilan  dalam  mengadakan  variasi.  Menggunakan  variasi  diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar  yang bertujuan
mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan  ketekunan,  keantusiasan,  serta  berperan  serta  secara  aktif.
Menurut pendapat Eggen, Paul  Kauchak, Don 2012:130 yang menyatakan
41 bahwa  guru  yang  menvariasikan  pengajaran,  mereka  akan  lebih  efektif
dibandingkan  mengajar  secara  sama  setiap  waktu.  Artinya,  memberi  variasi pengajaran  seperti  kerja  kelompok  interaksi  siswa-siswa,  lebih  efektif  karena
dapat  mendorong  minat  siswa  sehingga  dapat  meningkatkan  prestasi belajarnya.  Menurut  Syaiful  Bahri  Djamarah  dan  Aswan  Zain  2002:  180
bahwa apabila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka  akan  membosankan  siswa,  perhatian  siswa  berkurang,  mengantuk,  dan
akibatnya  tujuan  belajar  tidak  tercapai.  Tujuan  belajar  yang  tidak  tercapai berarti  prestasi  belajar  yang  diharapkan  belum  tercapai.  Uraian  teori  di  atas
mengindikasikan bahwa ada keterkaitan antara keterampilan guru mengadakan variasi dengan prestasi belajar siswa.
Indikator  bahwa  guru  belum  menggunakan  keterampilan  mengadakan variasi  adalah  terjadinya  kebosanan  kejenuhan  pada  siswa  dalam  belajar
maupun selama proses belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah 2011: 163, seorang  siswa  yang  sedang  dalam  keadaan  jenuh  sistem  akalnya  tak  dapat
bekerja  sebagaimana  yang  diharapkan  dalam  memproses  item-item  informasi atau  pengalaman  baru,  sehingga  kemajuan  belajarnya  seakan-
akan  “jalan  di tempat”. Artinya, apabila siswa dalam keadaan jenuh atau bosan, maka setiap
informasi  atau  materi  pelajaran  yang  disampaikan  guru,  tidak  dapat  diserap siswa secara maksimal sehingga mengakibatkan siswa gagal memahami materi
pelajaran.  Hal  tersebut  berdampak pada sedikitnya penguasaan siswa terhadap materi  pelajaran  sehingga  dapat  menyebabkan  prestasi  belajar  siswa  rendah.
42 Sebaliknya,  apabila  siswa  tidak  mengalami  kebosanan,  maka  informasi  atau
materi  pelajaran  akan  mudah  diterima  atau  diserap  oleh  siswa  karena  sistem akalnya  dapat  bekerja  dengan  baik  sehingga  siswa  dapat  menguasai  materi
pelajaran.  Prestasi  belajar  siswa  akan  baik  karena  penguasaan  terhadap  materi pelajaran juga baik. Dengan demikian, sering tidaknya guru dalam mengadakan
variasi  mengajar  akan  berpengaruh  pada  prestasi  belajar  siswa.  Apabila  guru menggunakan  keterampilan  variasi  dalam  mengajar,  maka  kebosanan  siswa
dapat teratasi sehingga prestasinya juga akan baik karena materi pelajaran dapat diserap  siswa  dengan  baik.  Sebaliknya,  apabila  guru  tidak  menggunakan
keterampilan variasi, maka siswa akan mengalami kebosanan sehingga prestasi belajarnya  akan  rendah  karena  materi  pelajaran  tidak  dapat  diserap  dengan
baik.  Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  dapat  diketahui  bahwa  keterampilan guru mengadakan variasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Prestasi  belajar  adalah  tingkat  keberhasilan  yang  dicapai  dari  proses usaha  yang  dilakukan  sebagai  hasil  pengalaman  atau  interaksi  dengan
lingkungannya  yang  ditunjukkan  melalui  nilai  tes  atau  angka  nilai  yang diberikan  guru.  Prestasi  belajar  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor.  Salah  satu
faktor  yang  mempengaruhi  prestasi  belajar  adalah  guru.  Keterampilan  guru dalam  mengajar  berpengaruh  pada  prestasi  yang  dicapai  siswa  karena  guru
merupakan  faktor  yang  langsung  berinteraksi  dengan  siswa  dalam  proses belajar  mengajar.  Oleh  karena  itu  keberhasilan  dan  kegagalan  dalam  proses
belajar mengajar sangat ditentukan oleh bagaimana cara guru mengajar. Dalam
43 hal  ini  variasi  mengajar  guru  menentukan  keberhasilan  dan  kegagalan  proses
belajar mengajar. Keberhasilan tersebut berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang  tinggi.  Sebaliknya,  kegagalan  dalam  proses  belajar  mengajar  dapat
berdampak pada prestasi belajar yang rendah.