Tinjauan tentang Keterampilan Mengadakan Variasi
24 variasi gaya mengajar di kelas, variasi pengunaan media pembelajaran dan
variasi pola interaksi guru dan siswa . Variasi dilakukan untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, selalu berubah-ubah sehingga tidak
monoton dan tidak membosankan. Variasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi, perhatian, minat, dan konsentrasi siswa terhadap
proses belajar mengajar sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
2. Tujuan Mengadakan Variasi Menurut Moh Uzer Usman 2002: 84, variasi mengajar memiliki
tujuan dan manfaat yaitu sebagai berikut: a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-
aspek belajar mengajar yang relevan. b. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
d. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono 2006: 65, keterampilan menggunakan variasi memiliki kegunaan di dalam kelas, yaitu:
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi
kemudahan belajar.
25 e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan
berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 181-186, tujuan mengadakan variasi adalah:
a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar.
b. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual e. Mendorong anak didik untuk belajar
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka tujuan mengadakan
variasi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar
mengajar Perhatian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Kunci utama siswa mampu memahami materi pelajaran adalah dengan
memperhatikan. Perhatian
sangat diperlukan
dalam keberlangsungan proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan
efektif. Banyak faktor di dalam maupun di luar kelas yang dapat mengalihkan perhatian siswa sehingga perhatian siswa tidak lagi tertuju
pada pelajaran. Oleh karena itu, pemberian penggunaan variasi dalam mengajar diharapkan mampu memelihara dan meningkatkan perhatian
siswa. Perhatian siswa terhadap pelajaran mempengaruhi tingkat
26 penguasaan materi. Tingkat penguasaan materi mempengaruhi prestasi
belajar siswa. b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi belajar siswa akan muncul apabila guru mampu menciptakan pembelajaran yang mampu menghadirkan suasana baru
sehingga siswa tidak bosan. Motivasi yang tinggi untuk belajar akan memudahkan siswa memahami materi sehingga mampu meningkatkan
prestasi belajar. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan masalah motivasi dengan memberikan variasi dalam mengajar.
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah. Permasalahan yang sering ditemui di kelas adalah hubungan
siswa dan guru yang kurang terjalin dengan baik. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak senang dengan pelajaran yang diajarkan
guru. Variasi mengajar dapat menciptakan iklim kelas yang harmonis sehingga siswa dapat merasa diperhatikan oleh guru. Apabila guru
sudah dapat mengambil hati siswa, maka pelajaran yang disampaikan guru akan mampu dengan mudah dipahami siswa sehingga prestasi
belajar siswa dapat meningkat. d. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Apabila guru menggunakan media yang bervariasi dalam mengajar, maka memungkinkan siswa memilih media yang sesuai
27 dengan karakteristik dan kemampuannya. Dengan demikian, siswa
dapat belajar dengan senang dan nyaman sesuai gaya belajarnya. e. Mendorong siswa untuk belajar
Dorongan untuk belajar akan muncul apabila siswa termotivasi oleh materi yang diajarakan guru. Apabila guru menggunakan variasi
dalam mengajar, maka akan memberikan kesempatan pada siswa untuk terdorong dan termotivasi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang disenangi. Hal tersebut karena setiap siswa memiliki karakteristik dan gaya belajar sendiri. Oleh karena itu, guru harus mampu
memancing gaya belajar mana yang sesuai dengan karakteristik siswa melalui pemberian variasi dalam mengajar.
3. Komponen- komponen Keterampilan Mengadakan Variasi a. Variasi Gaya Mengajar
Menurut Suparman 2010: 63, gaya mengajar adalah cara atau metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran.
Munif Chatib dalam Suparman, 2010: 63, mengatakan bahwa hakikat gaya mengajar yang dimiliki guru adalah transfer informasi yang
diberikan kepada anak didiknya. Moh Uzer Usman 2002: 85-86 menyatakan bahwa variasi gaya mengajar meliputi beberapa komponen
keterampilan, yaitu penggunaan variasi suara teacher voice, pemusatan perhatian siswa focusing, kesenyapan atau kebisuan guru
teacher silence, mengadakan kontak pandang dan gerak eye contact
28 and movement, gerakan badan mimik, dan pergantian posisi guru di
dalam kelas dan gerak guru teachers movement. Menurut Suparman 2010:87-91, variasi gaya mengajar meliputi variasi suara, penekanan,
pemebrian waktu, kontak pandang, petunjuk wajah, gerakan anggota badan, dan pindah posisi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka variasi gaya mengajar adalah gaya yang dipakai guru ketika proses belajar mengajar untuk
mengatasi kebosanan siswa. Variasi gaya mengajar meliputi sebagai berikut:
1 Variasi suara guru teacher voice Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi
lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Variasi suara yang dimaksud adalah variasi dalam intonasi variasi suara tegas
menjadi lembut atau sebaliknya, variasi volume kerastinggi menjadi lembutrendah atau sebaliknya, dan variasi kecepatan
perubahan suara dari cepat menjadi lambat atau sebaliknya. Selain itu juga perpaduan dari variasi intonasi, volume dan kecepatan
sehingga dapat menciptakan suasana mendramatisir hidup sesuai kebutuhan tujuan yang hendak dicapai.
29 2 Variasi mimik dan gestural gerak
Variasi gerak mimik dan gestural gerak yang dimaksud adalah ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi,
cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang atau heran. Gerakan kepala, misalnya menganggukkan,
menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari juga dapat digunakan
untuk menunjuk ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk menarik perhatian. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, dan gerakan badan tersebut merupakan aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian
dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. 3 Perubahan posisi
Guru yang menjelaskan materi dengan selalu berdiri di tempat maupun duduk di kursi kurang memberi motivasi anak.
Dengan perubahan posisi, guru dapat mengecek kondisi siswa selama mengikuti pelajaran. Dengan begitu, guru dapat dengan
segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak. Ketika guru mendekati anak, maka akan menimbulkan efek
psikologi bagi anak, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat. Perubahan posisi yang dimaksud seperti gerakan mendekati
siswa atau menjauh, gerakan ke kanan dan ke kiri atau ke samping
30 dan kebelakang siswa. Hal tersebut bertujuan untuk mengontrol
siswa sehingga siswa tidak bosan. 4 Kesenyapan teacher silence
Teknik diam sejenak, dapat membuat anak memperbarui perhatiannya. Suasana yang tiba-tiba menjadi senyap akan menarik
perhatian siswa. Kesenyapan yang dimaksud adalah kebisuan yang sengaja dilakukan guru disela-sela ketika sedang menerangkan
materi dengan mengubah yang bersuara menjadi tiba-tiba sepi atau perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang
senyap, atau dari adanya kesibukan kegiatan lalu dihentikan. 5 Pemusatan perhatian focusing
Pemusatan perhatian adalah usaha yang dilakukan guru untuk membangkitkan perhatian anak. Pemusatan perhatian dapat
dilakukan dengan melakukan penekanan secara verbal. Pemusatan perhatian dapat dilakukan sebagai berikut.
1 Meminta anak untuk memperhatikan, “Coba perhatikan…,
perhatikan baik- baik...” Atau “Nah ini bagian penting,
dengarkan baik- baik, ini agak sukar dimengerti …”
2 Mengatur tekanan suara, yang bermakna perlu mendapat perhatian.
3 Dengan menunjukkan pengetahuan konsep yang penting 4 Dengan menggaris bawahi konsep yang penting
31 5 Dengan pengulangan pengungkapan
6 Kontak pandang eye contact Apabila guru melakukan kontak pandang yang menyeluruh,
maka akan menimbulkan perasaan anak bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Bahkan anak merasa diawasi guru. Dengan
demikian, hal itu akan mengurangi peluang anak untuk menghindari belajar. Selain itu, anak juga akan merasa senang untuk belajar.
Variasi kontak pandang yang dimaksud adalah guru dapat melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi
ditujukan kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Pandangan guru tertuju kepada siswa dengan menatap mata setiap siswa untuk
membentuk hubungan positif dan untuk menunjukkan adanya hubungan yang akrab dengan mereka.
b. Variasi Media Tiap siswa memiliki kemampuan indra yang berbeda, baik
pendengaran maupun penglihatannya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik akan dapat
diatasi. Variasi tersebut dapat memberi stimulasi terhadap indra anak didik. Menurut Moh Uzer Usman 2002: 86-87, variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran meliputi variasi alat atau bahan yang dapat dilihat visual aids, variasi alat atau bahan yang dapat
didengar auditif aids, , variasi alat atau bahan yang dapat diraba
32 dimanipulasi digerakkan motorik, dan variasi alat atau bahan yang
dapat didengar, dilihat, dan diraba audio-visual aids. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002:190-192, ada tiga komponen
dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang, media dengar, dan media taktil.
Berdasarkan uraian di atas maka variasi media meliputi variasi media pandang visual aids , media dengar auditif aids, media taktil
motorik, dan media audio visual aids . Variasi media tersebut dapat meningkatkan perhatian, memudahkan pemahaman, meningkatkan
aktivitas dan mempertinggi daya ingat siswa melalui berbagai media sesuai karakteristik dan kemampuan siswa. Komponen variasi media
dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Variasi media pandang visual aids
Variasi media pandang adalah penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,
majalah dinding, film, film strip, TV, radio, recorder, gambar, grafik, model, demonstrasi, diorama, bagan, specimen, slide, poster
dan lain-lain. Penggunaan media pandang yang bervariasi akan lebih menarik perhatian siswa dan dapat membantu guru
menjelaskan materi.
33 2 Variasi media dengar auditif aids
Dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Akan tetapi, untuk meningkatkan
perhatian siswa, guru perlu menggunakan media dengar yang bervariasi. Media dengar yang dapat dipakai diantaranya adalah
pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan lumba-
lumba, suara radio, deklamasi puisi, telepon, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
3 Variasi media taktil Variasi media taktil adalah penggunaan media yang
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan
melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil”.
Media taktil misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka. Media
tersebut dapat digunakan siswa untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan agar lebih mudah memahami materi serta
memberikan pengalaman langsung.
34 4 Varaisi media audio visual aids
Variasi media audio visual aids adalah penggunaan variasi media yang memungkinkan siswa untuk melihat, mendengar dan
memegang meraba memanipulasi. Media ini dapat melibatkan semua indera yang dimiliki siswa sehingga akan menimbulkan
pengalaman yang bermakna bagi siswa. Variasi media audio visual aids meliputi film, televise, radio, slide proyektor yang diiringi
penjelasan guru, dan lain-lain yang penggunaannya disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Variasi Interaksi Menurut Sardiman 2011: 206-207, variasi interaksi ialah frekuensi
atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa secara tepat. Penggunaan variasi pola interaksi ini
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai
tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 192, variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki
rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu a anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru; b anak didik
mendengarkan dengan pasif, situasi didominasi oleh guru, di mana guru berbicara kepada anak didik. Menurut Moh. Uzer Usman 2002: 87-88
jenis pola interaksi gaya interaksi dapat digambarkan sebagai berikut.
35 1 Pola guru
– murid G
M M
M Komunikasi sebagai aksi satu arah.
2 Pola guru-murid-guru G
M M
M Ada balikan feedback bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa
komunikasi sebagai interaksi. 3 Pola guru-murid-murid
G M
M M
Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain. 4 Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid
G M
M M M
Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid dan antara murid dengan murid komunikasi sebagai
transaksi, multiarah.
5 Pola melingkar G
M M
M M M
36 Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau
jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat giliran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka variasi interaksi adalah perubahan aksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan
siswa untuk mengatasi kebosanan dalam proses belajar mengajar. Variasi pola interaksi yang dimaksud adalah pola interaksi antara guru
dengan siswa dan pola interaksi antara siswa dengan siswa. Variasi pola interaksi dapat memberikan motivasi siswa untuk belajar.
Selanjutnya variasi pola interaksi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Pola guru-murid Komunikasi sebagai aksi satu arah
Pola interaksi ini sering digunakan guru saat menjelaskan materi dengan metode ceramah. Hal ini bertujuan agar siswa
memperhatikan materi yang disampaikan guru. 2 Pola guru-murid-guru Komunikasi sebagai interaksi
Pola interaksi ini tidak memungkinkan siswa dengan siswa berinteraksi satu sama lain. Akan tetapi, ada interaksi guru dengan
siswa. Pola ini biasanya digunakan guru ketika melakukan tanya jawab dengan siswa.
3 Pola guru-murid, murid-murid komunikasi multiarah Pola interaksi ini memungkinkan terjadinya komunikasi
antara guru dengan murid dan murid dengan murid. Artinya, siswa
37 diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain dan guru
pun memberi balikan feedback terhadap siswa.