40
Kelas XI SMASMK
tersebut, dan hal itu akan semakin membahagiakan orangtua.
d. Berpamitan, Melapor, dan Hidup Teratur
Setiap kita hendak berpergian, harus pamit dan minta izin lebih dulu kepada beliau. Beritahu ke mana kita akan pergi dan apa
tujuannya. Begitu pula setiap kita pulang dari bepergian, sapa dulu beliau dan laporkan kejadian dalam perjalanan kita tersebut. Hal
yang sangat memprihatinkan pada saat sekarang adalah, anak-anak di rumah merasa tidak perlu lagi memberitahukanmelapor kepada
orangtua saat baru tiba di rumah setelah bepergian.
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 2.10 Pamit dan minta
ijin kepada orang tua jika akan berpergian.
”Menjadi anak orang, bila akan berpergian wajib memberi tahu ke mana ia akan pergi, bila sudah kembali ia wajib menemui orangtua.
Kemana ia pergi, wajib ada tujuan yang pasti. Apa yang dilatihnya wajib berkait pekerjaannya”. Liji. I A: 45
e. Jangan Asal Melakukan
Urusan sekecil apapun, jangan melakukannya dengan asal-asalan. Segala urusan yang kita lakukan dengan asal-asalan tentu hasilnya
tidak akan memadai. Seringkali orang menyepelekan hal-hal kecil, padahal justru dalam hal-hal kecil itu dapat menunjukan apakah
seseorang konsisten untuk selalu melakukan sesuatu dengan sungguh- sungguh sebagai wujud komitmennya. Perlu diingat, bahwa kesalahan
dalam hal-hal kecil ini dapat merusak citra dan kehormatan diri terkait
41
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
dengan status dan peran kita dalam keseharian. Banyak contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari tentang
perlunya komitmen dan konsistensi dalam melakukan segala sesuatu. Membereskan tempat tidur, membereskan buku pelajaran, gosok
gigi sebelum tidur, mencuci tangan sebelum makan, dan sebagainya merupakan contoh hal-hal kecil yang sering kali dilakukan dengan asal-
asalan. Padahal semua itu bermanfaat bagi pembentukan karakter bila dilakukan sungguh-sungguh. Sebaliknya, bila melakukannya dengan
asal-asalan akan berakibat fatal, dan dalam kurun waktu panjang akan membentuk karakter buruk.
f. Jangan Mengambil Barang Orang Lain
Walaupun kita sangat menyukai suatu benda, jika benda tersebut bukan milik kita, jangan sampai kita mengambilnya. Meskipun benda
itu kelihatannya kurang berharga, kalau belum menjadi milik kita, jangan diambil dengan cara apapun juga. Kalau ini dilakukan, maka
orangtua kita pasti akan merasa malu dan kecewa. Nama baik kita pun akan tercela karenanya.
Alkisah, ada seorang Jenderal yang terkenal “bersih” di zaman Dinasti Jin bernama Taokan. Dia menjadi terkenal karena didikan
ibundanya yang disiplin dan keras. Suatu kali, sewaktu Taokan masih pegawai rendahan di pabrik pengolahan ikan, dia mengirimi sang
ibunda dengan sekaleng ikan asin yang sebenarnya milik negara. Ibundanya marah dan mengembalikan kaleng itu kepada anaknya
disertai sepotong kata bijak yang mendidik. “Sebagai pejabat kecil saja, kau sudah mengambil barang milik negara, ini perbuatan yang tidak
terpuji”.
g. Melakukan yang Baik Meninggalkan yang Buruk