Berhenti pada Puncak Kebaikan

5 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Mengasihi sesama, adalah kewajiban manusia dalam menggemilangkan kebajikan watak sejatinya. Wujud pelaksanaan menggemilangkan kebajikan yang bercahaya adalah dengan mengasihi sesama. Mengasihi sesama mengandung arti mengasihi orang-orang di sekitar kita. Sifat-sifat kemanusiaan kita diuji melalui orang- orang yang ada di sekitar kita. Inilah yang dimaksud dengan manusia memanusiakan manusia. Mengasihi sesama dimulai dari yang dekat keluarga dan selanjutnya kepada yang jauh, bahkan sampai melewati batas-batas gender, suku, ras, etnis, agama atau kesamaan-kesamaan tertentu. Nabi Kongzi mengajarkan kepada kita bahwa rasa mengasihi memang untuk semua orang, tetapi kita harus berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih. Nasihat ini tertulis dalam kitab Lunyu Jilid 1 pasal 2: “Seorang muda di rumah hendaklah bersikap bakti, di luar hendaklah bersikap rendah hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat sesama, dan berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih”. Mengapa Nabi Kongzi menasihati untuk mencintai semua orang sesama, tetapi kita harus dekat dengan orang yang berpricinta kasih? Diskusikanlah maksud ayat suci di atas, dan berikan paparan dan contoh nyatanya Aktivitas 1.2 Diskusi Kelompok

3. Berhenti pada Puncak Kebaikan

Berhenti pada Puncak Kebaikan dalam konteks ini berarti bertahan pada sikap senantiasa berusaha melakukan yang terbaik spirit “ter-“, dan puncak kebaikan itulah tempat hentian yang harus diusahakan oleh setiap orang. Apa puncak kebaikan sebagai tempat hentian itu? 6 Kelas XI SMASMK Puncak kebaikan ini terkait erat dengan predikat atau peran yang kita miliki. Misalnya, dalam peran kita sebagai seorang anak adalah bersikap bakti, sebagai orangtua ia tahu harus bersikap kasih sayang; sebagai atasan harus bersikap cinta kasih; sebagai bawahan bersikap hormat dan setia pada tugas; sebagai suami tahu harus bersikap bertanggung jawab; sebagai istri bersikap patuh mengikuti dan tahu kewajiban; sebagai kakak bersikap mendidik; sebagai adik bersikap menurut; sebagai sesama teman dalam pergaulan harus bersikap dapat dipercaya. Dari sini dapatlah dimengerti, bahwa peran atau predikat setiap orang tidak tunggal. Lebih dari itu, bahwa seiring dengan waktu peran atau predikat setiap orang bertambah. Misalkan, pada awalnya peran orang hanya sebagai anak, namun kemudian menjadi kakak setelah mempunyai adik; dari orang yang lebih muda menjadi orang yang lebih tua dan seterusnya. Tentang puncak kebaikan ini lebih jelas sebagaimana tertulis dalam kitab Daxue bab III pasal 3, sebagai berikut: Di dalam Kitab Sanjak tertulis, “Sungguh Agung dan Luhur raja Wen, betapa gemilang budinya karena selalu di puncak kebaikan. Sebagai raja ia bersikap cinta kasih; sebagai menteri bersikap hormat akan tugas; sebagai anak bersikap bakti; sebagai ayah bersikap kasih sayang; dan di dalam pergaulan dengan rakyat senegeri bersikap dapat dipercaya”. Diskusikan, apa yang dimaksud dengan puncak kebaikan sebagai tempat hentian itu Aktivitas 1.3 Diskusi Kelompok 7 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti “Bila sudah diketahui Tempat Hentian, akan diperoleh Ketetapan Tujuan. Setelah diperoleh ketetapantujuan barulah dapat dirasakan Ketentraman, setelah tentram barulah orang dapat merasakan kesentosaan batin, setelah sentosa barulah orang dapat berpikir benar, dengan berpikir benar, barulah orang dapat berhasil”. Daxue III : 4

B. Pembinaan Diri Kewajiban Pokok Setiap Manusia