38
Kelas XI SMASMK
akan memalukan orangtua, sampai pada usaha yang sungguh-sungguh untuk menggali potensi diri untuk mencapai prestasi yang gemilang
sehingga memuliakan ayah bunda orangtua.
Sekarang marilah kita pelajari dan praktekkan dalam perilaku sehari-hari kita di rumah, tentang bagaimana seharusnya menjadi
seorang anak yang berbakti. Sebagai mana ajaran Nabi Kongzi yang tercatat dalam Lunyu bab I pasal 6.
Nabi Kongzi bersabda, ”Seorang muda di rumah hendaklah bersikap bakti, di luar rumah hendaklah bersikap rendah hati, hati-
hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang-orang yang berpericinta kasih. Bila
telah melakukan hal itu dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk mempelajari kitab-kitab”.
a. Cepat Tanggap
Sebagai anak yang berbudi pekerti luhur, dalam hubungan dengan orangtua, rasa santun, hormat, patuh, dan berbakti harus diutamakan.
Bila orangtua memanggil harus segera dijawab. Jangan acuh tak acuh dan jangan mengabaikannya
Bila orangtua menugaskan kita untuk melakukan sesuatu, segera dilaksanakan. Jangan mencari-cari alasan untuk menundanya.
Jangan malas, apalagi menolak tugas itu. Cepat tanggap dalam hal ini berarti segera merespon setiap panggilan dan melaksanakan perintah
orangtua.
b. Menerima Nasihat
Bila orangtua memberi petunjuk dan nasihat, dengarkan dengan seksama dan ikuti dengan perbuatan. Orangtua pasti akan mengajarkan
kita ilmu dan adab yang luhur, bersih, dan lurus. Nasihat itu pasti akan menyelamatkan kita dalam bergaul di tengah masyarakat luas. Oleh
karena itu, dengarkan nasihat itu dengan hormat, santun, dan penuh perhatian, untuk selanjutnya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.
39
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Bila kita terlanjur salah, khilaf, dan keliru lalu ditegur atau dimarahi
orangtua, jangan membantah. Kita harus menerima teguran itu dengan
lapang hati dan berjanji pada beliau untuk tidak mengulangi kesalahan yang
sama.
Jangan membuat orangtua bersedih hati melihat kelakuan kita yang salah
tetapi tidak mau memperbaiki diri. Anak yang berbakti akan senang membaca
petunjuk ini, sementara anak durhaka tidak akan senang dan mungkin marah.
Nabi Kongzi Bersabda: “Bila
bersalah janganlah takut memperbaiki”. Lunyu. I: 4
c. Menyenangkan Hati Orangtua
Orangtua sudah berbuat sangat banyak untuk kepentingan kita. Maka sangat layaklah kiranya kalau kita berusaha membalasnya,
dengan melayani kebutuhan orangtua kita. Semua itu mesti dilakukan dengan ikhlas, sungguh-sungguh, dan sepenuh hati.
“Adalah Kesusilaan bagi semua anak manusia; pada musim dingin berupaya menghangatkan, dan pada musim panas berusaha
menyejukkan. Menjelang senja wajib membereskan segala sesuatunya dan pada pagi hari wajib menanyakan kesehatan orangtuanya; di dalam
pergaulan dengan orang-orang mengupayakan tidak sampai berebut”. Liji. I A: II: 12
Hal lain yang akan membahagiakan orangtua adalah kemantapan hati dalam beraktivitas dan berkegiatan. Jangan sampai kita seperti
orang yang selalu gelisah, tidak berketetapan hati, suka berganti-ganti pekerjaan, kegiatan dan profesi. Kemantapan dan ketekunan kita
dalam suatu kegiatan akan membawa kita semakin ahli dalam kegiatan
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 2.9 Sikap dalam menerima
nasihat dari orangtua
40
Kelas XI SMASMK
tersebut, dan hal itu akan semakin membahagiakan orangtua.
d. Berpamitan, Melapor, dan Hidup Teratur