103
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 4.8 Mengzi berkata, “Bagaimanakah keterangannya bahwa Cinta Kasih itu dari dalam
dan kebenaran itu dari luar diri?”. “Kita hormat kepada orang yang lebih tua ialah karena dia lebih tua dari kita, bukan karena sudah ada rasa hormat atas usianya. Begitu pula seperti kalau
kita melihat orang yang putih, ialah karena dia lebih putih dari kita; jadi menuruti penglihatan dari luar yang menunjukkan putih. Itulah sebabnya kunamai dari luar”
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 4.9 “Benar kalau
kita melihat kuda putih, kita namakan putih; begitupun
kalau kita melihat orang putih, kita namakan putih.
Tetapi tidak dapatkah kita membedakan antara
memandang tua seekor kuda yang tua dengan memandang
tua seorang yang tua? Maka apakah makna Kebenaran
di dalam hal ini? Karena kenyataan adanya usia tinggi
ataukah karena adanya rasa hormat kepada usia tinggi?”.
104
Kelas XI SMASMK
2. Menjadi Raja Besar
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 4.10 Raja Hui dari Negeri Liang berkata, “Di dalam mengatur negeri dengan sungguh-
sungguh kuperhatikan. Bila di daerah Henei menderita bahaya kelaparan, kupindahkan penduduknya ke daerah Hedong: dan kelebihan hasil bumi kukirimkan ke daerah Henei.
Demikian pula kulakukan bila daerah Hedong menderita bahaya kelaparan. Kalau kuteliti, negeri-negeri tetangga dalam pemerintahannya ternyata tidak sepenuh hati seperti aku;
tetapi, mengapakah rakyat negeri-negeri tetangga itu tidak menjadi lebih sedikit dan rakyatku tidak bertambah banyak?” Mengzi. IA:3
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 4.11 Mengzi menjawab,
“Baginda suka akan peperangan, aku pun hendak menggunakan
hal peperangan sebagai perumpamaan: Jika tambur sudah
dipukul dengan hebatnya, tetapi para prajurit baru saja mulai
menggunakan senjata, mendadak mereka membuang perisainya lalu
melarikan diri sambil menyeret senjatanya. Sebagian lari sampai
seratus tindak baru berhenti, yang lain lari lima puluh tindak sudah
berhenti. Kini bila yang lari lima puluh tindak itu mentertawai yang
lari seratus tindak, layakkah?”
105
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
3.3. Dijawab, “Itu tidak boleh. Meskipun mereka tidak lari seratus tindak, mereka pun sudah lari”.
Sumber: dokumen Kemendikbud
Gambar 4.12 3.4. “Jika dapat memahami hal ini, Baginda akan insaf pula tidak mengharapkan
mempunyai penduduk lebih banyak dari negeri-negeri tetangga. Maka, janganlah mengganggu saat rakyat mengerjakan sawahnya sehingga hasil bumi tidak kurang untuk
dimakan: jangan diperkenankan penggunaan jala yang bermata rapat untuk menangkap ikan sehingga ikan dan kura-kura tidak kurang untuk dimakan; dan pemotongan kayu di
hutan harus ditentukan waktunya sehingga kayu di hutan tidak kurang untuk dipergunakan. Jika hasil bumi, ikan dan kurakuratidak kurang untuk dimakan; kayu di hutan tidak kurang
untuk dipergunakan, niscaya rakyat dapat memelihara keluarganya yang hidup dan dapat mengurus baik-baik bila ada kematian sehingga mereka tidak menyesal. Dapat memelihara
keluarga yang hidup dan dapat mengurus baik-baik jika ada kematian sehingga tidak ada yang menyesal, inilah tindakan pertama yang harus baginda usahakan baik-baik.
“Keluarga yang mempunyai lima Mu 1 Mu = 16 Acre = 0,0667 Ha sawah diwajibkan menanam pohon besaran sehingga mereka yang
sudah berusia lima puluh tahun dapat mengenakan pakaian dari sutra. Dalam beternak babi, ayam, anjing, dan babi betina, diwajibkan tidak
sembarang waktu memotongnya sehingga ternaknya tidak berkurang.
Dengan demikian, mereka yang berusia tujuh puluh tahun dapat memakan daging. Rakyat yang mempunyai 100 Mu sawah, jangan
diganggu waktu bertanamnya sehingga keluarga mereka tidak menderita kelaparan.