Kehidupan Mengzi pakhongbp kurtilas xi bukusiswa rev2017 terampilmatematika blogspot com

95 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti murid Kongzi, sebenarnya aku telah berusaha mengolah watak dan mengenali orang-orang yang telah melakukannya”. Mengzi bertekad melanjutkan ajaran Nabi Kongzi dan meluruskan beratus aliran yang menyimpang saat itu. Ada dua aliran yang mempunyai pengaruh besar saat itu yakni ajaran Yangzi dan Mozi. Aliran Yangzi hanya mengutamakan diri sendiri; tidak mau mengakui adanya pemimpin. Mozi mengajarkan cinta yang menyeluruh sama; tidak mengakui adanya orangtua sendiri. Menurut Mengzi, yang tidak mengakui orangtua dan tidak mengakui pemimpin sesungguhnya hanya burung dan hewan saja. Kalau ajaran Yangzi dan Mozi tidak dipadamkan, jalan suci Kongzi tidak bersemi. Kata-kata jahat akan membodohkan rakyat, menimbuni Cinta Kasih dan Kebenaran. Bila Cinta Kasih dan Kebenaran tertimbun, ini seperti menuntun binatang memakan manusia; bahkan mungkin manusia memakan manusia. Seperti halnya Nabi Kongzi, Mengzi juga adalah seorang guru . Ia berusaha agar pemerintahpenguasa dapat menjalankan mandat yang diterima dengan sebaik-baiknya. Mengzi banyak berkeliling negeri menemui para pemimpin negeri atau penguasa yang menaruh minat terhadap ajarannya. Ia mencatat percakapannya dengan para pangeran dan raja-raja yang ia datangi. Sumber: dokumen Kemendikbud Gambar 4.5 Mengzi atau Mencius penegak ajaran Khonghucu. 96 Kelas XI SMASMK Banyak hal-hal penting dapat digali dari percakapan antara Mengzi dengan para penguasa saat itu. Catatan ini merupakan inti sari dari ajaran Mengzi yang dapat kita pelajari hingga saat ini. Catatan itu selanjutnya menjadi bagian dari kitab-kitab yang pokok dalam ajaran Khonghucu yaitu Sishu kitab yang empat. Berbagai negeri yang pernah dikunjungi oleh Mengzi antara lain negeri Liang, negeri Qi, negeri Zou dan negeri Teng. Mengzi pensiun dari perannya sebagai penasihat pemerintah dan hidup dengan tenang sampai usia 84 tahun. Ia meninggalkan teladan dan warisan yang berharga untuk menuntun kita memahami penerapan ajaran Nabi Kongzi dalam kehidupan sehari-hari. Lewat kitab Mengzi kita bisa mempelajari bagaimana pembinaan diri, dan penerapan Jalan Suci sesuai kedudukan kita khususnya sebagai seorang pemimpin

C. Ajaran Mengzi

Berikut ini adalah ajaran Mengzi yang menegakkan ajaran Nabi Kongzi.

1. Prinsip-prinsip Ajaran Moral Mengzi dalam Pembinaan Diri

a. “Tuhan menjelmakan rakyat, menyertai dengan bentuk dan sifat dan sifat umum pada manusia adalah menyukai kebajikan yang mulia”. Kitab Mengzi.VII A: 68 b. Yang di dalam Watak Sejati manusia adalah Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Kebijaksanaan. Mengzi. VII A: 21 c. Watak Sejati sudah Tian karuniakan ke dalam setiap manusia, bukan sesuatu yang dimasukkan dari luar ke dalam. Rasa hati berbelas kasihan dan tidak tega adalah benih Cinta Kasih Rasa hati malu dan tidak suka adalah benih Kebenaran Rasa hati hormat dan mengindahkan adalah benih Kesusilaan Rasa hati membenarkan dan adalah benih Kebijaksanaan. Mengzi. II A: 67 97 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti d. Cara mengabdi kepada Tian adalah dengan menjaga Hati, dan merawat Watak Sejati Mengzi. VII A: 1 e. Yang mengerti lebih dahulu menyadarkan yang belum mengerti; yang insaf menyadarkan yang belum insaf Mengzi. VB: 1 f. Mengzi berkata, 1. “Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri. 2. “Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini. 3. “Sekuat diri laksanakanlah Tepasalira, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini” Mengzi. VII A: 4 Agama Khonghucu mengajarkan agar manusia dapat mengenali Watak Sejatinya dan mengembangkannya dalam kehidupannya. Watak Sejati inilah kodrat kemanusiaan yang berakar dalam hati sanubaribatin manusia. Hidup selaras dengan Watak Sejatinya merupakan kewajaran dan sifat alamiah kita sebagai manusia. Inilah sesungguhnya Firman Tian yang telah kita terima sebagai manusia dan sepantasnya kita kembangkan dalam hidup ini. Apabila kita mampu mengembangkannya, kita akan merasakan betapa besar karunia Tian dalam kehidupan kita. Pribadi unggul apabila mampu mengembangkan benih cinta kasih, kebenaran, kesusilaan dan kebijaksanaan sehingga menjadi insan yang dapat dipercaya dalam kehidupan ini. Praktik kualitas ini dimulai di dalam keluarga, terutama dari orangtua. Kepatuhan anak kepada orangtuanya merupakan nilai penting di mata kaum Konfusian. Mereka mempunyai tugas untuk mencintai dan menghormati orangtua. Sebagaimana diterangkan oleh Mengzi, kalau saja setiap orang memperlakukan orangtua dengan cinta kasih dan rasa hormat, banyak persoalan dunia akan lenyap dengan sendirinya. Pembinaan diri dimulai dari yang dekat dan pokok, serta mengikuti kewajaran. Jalan Suci ada dalam diri, mengapa mencari yang jauh?