Prinsip-prinsip Ajaran Moral Mengzi dalam Pembinaan Diri

97 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti d. Cara mengabdi kepada Tian adalah dengan menjaga Hati, dan merawat Watak Sejati Mengzi. VII A: 1 e. Yang mengerti lebih dahulu menyadarkan yang belum mengerti; yang insaf menyadarkan yang belum insaf Mengzi. VB: 1 f. Mengzi berkata, 1. “Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri. 2. “Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini. 3. “Sekuat diri laksanakanlah Tepasalira, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini” Mengzi. VII A: 4 Agama Khonghucu mengajarkan agar manusia dapat mengenali Watak Sejatinya dan mengembangkannya dalam kehidupannya. Watak Sejati inilah kodrat kemanusiaan yang berakar dalam hati sanubaribatin manusia. Hidup selaras dengan Watak Sejatinya merupakan kewajaran dan sifat alamiah kita sebagai manusia. Inilah sesungguhnya Firman Tian yang telah kita terima sebagai manusia dan sepantasnya kita kembangkan dalam hidup ini. Apabila kita mampu mengembangkannya, kita akan merasakan betapa besar karunia Tian dalam kehidupan kita. Pribadi unggul apabila mampu mengembangkan benih cinta kasih, kebenaran, kesusilaan dan kebijaksanaan sehingga menjadi insan yang dapat dipercaya dalam kehidupan ini. Praktik kualitas ini dimulai di dalam keluarga, terutama dari orangtua. Kepatuhan anak kepada orangtuanya merupakan nilai penting di mata kaum Konfusian. Mereka mempunyai tugas untuk mencintai dan menghormati orangtua. Sebagaimana diterangkan oleh Mengzi, kalau saja setiap orang memperlakukan orangtua dengan cinta kasih dan rasa hormat, banyak persoalan dunia akan lenyap dengan sendirinya. Pembinaan diri dimulai dari yang dekat dan pokok, serta mengikuti kewajaran. Jalan Suci ada dalam diri, mengapa mencari yang jauh? 98 Kelas XI SMASMK Untuk melaksanakannya mudah mengapa mencari yang sukar? Jika Watak Sejati manusia baik, mengapa ada manusia jahat? Kalau semua orang mempunyai benih kebajikan, mengapa ada yang ingkar dari kebajikan? Seperti apa menjaga hati? Seperti apa merawat Watak Sejati? Mengapa dikatakan jika memiliki iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari hal tersebut? Lihat dan pelajari dalam kitab Mengzi. Renungan

2. Prinsip-prinsip Ajaran Moral Mengzi dalam Pemerintahan

a. Pemerintahan harus berlandaskan Cinta Kasih dan Kebenaran Mengzi. IA b. Pokok dasar dunia ada pada Negara, pokok dasar Negara itu ada pada rumah tangga dan pokok rumah tangga itu ada pada diri sendiri. Mengzi. IVA: 5.1 c. Hakekat memimpin adalah meluruskan. Dengan seorang pemimpin yang berjiwa lurus, seluruh negeri niscaya teratur beres. Mengzi. IVA: 20.1 d. Kalau ingin menjadi seorang pemimpin yang dapat melaksanakan Jalan Suci seorang pemimpin, kalau ingin menjadi pembantu yang dapat melaksanakan Jalan Suci seorang pembantu; untuk kedua hal ini semuanya dapat meneladan Yao dan Shun. Kalau tidak meneladan Shun ketika mengabdi kepada Yao, maka belum dapat dikatakan mengabdi kepada pemimpinnya. Kalau tidak meneladan Yao di dalam mengatur rakyat itulah menjadi pencuri atas rakyatnya. Mengzi. IV A : 2.2 e. Mengzi berkata, 1. “Muliakanlah yang bijaksana, berikanlah jabatan kepada yang berkepandaian, sehingga jabatan-jabatan diduduki oleh orang- orang yang tepat. Dengan demikian menyenangkan para Siswa di dunia sehingga mau memangku jabatan. Zhongyong XIX.5. 99 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 2. “Barang-barang di pasar cukup dikenakan sewa tempat, janganlah dipungut dengan bermacam-macam pajak; dan barang-barang yang sudah dikenakan peraturan tertentu tidak usah dikenakan sewa tempat. Dengan demikian semua pedagang di dunia akan senang dan ingin datang ke pasar untuk berjual beli. 3. “Jagalah pintu kota untuk menilik orang-orang yang lewat, tetapi janganlah untuk memungut bermacam-macam pajak. Dengan demikian para pengembara di dunia ini akan senang dan ingin melewati jalan itu. I B: 5.3 4. “Para petani cukup disuruh membantu mengerjakan sawah Negara, janganlah ditambah dengan bermacam-macam pajak. Dengan demikian para petani di dunia ini akan senang dan ingin membajak sawah-sawah itu. 5. “Orang-orang yang diam di sekitar pasar yang memiliki toko, janganlah dikenakan denda sebagai pemalas, dan yang tidak bercocok tanam, janganlah dikenakan denda berupa potong- potongan kain. Dengan demikian orang-orang di dunia ini akan senang dan ingin menjadi rakyatnya. 6. “Bila dengan penuh tanggung jawab dapat menjalankan ke- lima hal ini, biarpun rakyat negeri tetangga, akan menganggapnya raja itu sebagai ayah-bundanya dan ingin menurut sebagai anak atau adiknya. Kalau mereka disuruh menyerang kepada yang dipandang sebagai ayah-bundanya, sejak ada manusia hingga kini, belum pernah terjadi dapat berhasil. Dengan demikian akan tiada musuhnya di dunia ini, dengan tiada musuhnya di dunia ini, berarti ia berlaku sebagai menteripembantu Tuhan Yang Maha Esa. Kalau sudah demikian tetapi tidak dapat juga menjadi raja besar, itu belum pernah ada”. Mengzi. II A : 5