43
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
Cerita tentang orangtua yang membenci anaknya dialami oleh nabi Shun. Diceritakan orangtuanya pernah menyuruh Shun memperbaiki
lumbung, ketika Shun masih di atas atap rumah tangganya diambil, lalu Gou-sou ayahnya membakar lumbung itu. Juga pernah disuruh
memperdalam perigi, ketika Shun sudah keluar, orangtuanya yang menyangka Shun masih ada di dalam perigi itu lalu ditimbuni, Xiang
adik tiri Shun lalu berkata, “Akal menimbuni pangeran baru ini di dalam perigi adalah jasaku. Lembu dan kambingnya biarlah untuk ayah
dan ibu. Gudang dan lumbungnya biarlah untuk ayah dan ibu pula. Aku mengambil perisai, tombak, celempung dan busurnya. Kedua ipar itu
akan kusuruh mengatur tempat tidurku”. Meskipun demikian buruk perlakuan orangtua dan saudara tirinya, namun Shun tetap berbakti
kepada mereka. Seiring berjalannya waktu akhirnya Shun yang sangat bebakti itu menjadi Raja menggantikan Baginda Tangyao, namu Shun
tetap berbakti kepada kedua orangtuanya dan tetap mencintai saudara- saudaranya.
Demikianlah Shun tetap berbakti kepada orangtua walaupun kedua orangtuanya sangat membenci bahkan hendak membunuhnya.
j. Menghadapi Orangtua yang Khilaf
Bagaimanapun hebatnya, orangtua kita adalah manusia biasa, yang tidak luput dari berbuat khilaf, keliru dan terlanjur. Bila sekali waktu
mereka terlanjur berbuat salah, kita harus tetap hormat kepadanya, memahami dan setahap demi setahap mengingatkan mereka.
Mengingatkan ini harus dilakukan dengan santun, hati-hati, tulus, dan perlahan-lahan dengan tutur kata yang lembut, penuh kasih sayang
dan sikap manis yang menyenangkan. Nabi Kongzi menasihati bahwa dalam melayani ayah bunda, boleh memperingatkan tetapi hendaklah
lemah lembut. Bila tidak diturut, bersikaplah lebih hormat dan janganlah melanggar. Meskipun harus lelah, janganlah menggerutu”.
Bila pada tahap awal mereka belum bisa menerima koreksi dan pendapat kita, maka kita tetap harus sabar, dan penuh kesantunan
mencoba lagi. Carilah hari lain diwaktu hati mereka lebih santai dan terbuka, coba dan coba lagi. Walau mungkin orangtua akan menjadi
44
Kelas XI SMASMK
marah, kalau kita yakin mereka memang bersalah, ingatkan lagi. Walau sampai keluar air mata karena sangat sedihnya, tetaplah bermohon
kepada mereka untuk berubah sikap.
Walau mungkin orangtua sampai khilaf lalu memukul kita, jangan menyesal dan putus asa. Kita harus terus mencoba. Kalau orangtua
dibiarkan terbiasa berbuat salah yang berulang-ulang, bisa merugikan kita semua.
k. Merawat Orangtua yang Sakit
Orangtua dalam merawat kita, kadang-kadang sampai melupakan kebutuhan dan kesehatannya sendiri. Kadang-kadang kita mendapati
orangtua kita sakit. Mereka butuh perhatian dan kasih sayang anaknya yang tulus dan sungguh-sungguh. Kita harus mengerahkan segala daya
upaya untuk mengobati mereka. Kita harus menjaga orangtua dengan baik, menyelimutinya jangan sampai kedinginan, menyuapi jangan
sampai kurang asupan gizi, mengurut, membelai, dan menunjukkan kasih sayang kita kepada mereka.
Bila ternyata penyakit mereka bertambah parah, harus ditambah pula perhatian dan kasih sayang kita. Jangan ditinggalkan barang
sekejap pun. Pagi, petang, siang, dan malam penuhi kebutuhannya dan jaga mereka dengan baik. Singkatnya, kita harus merawat orangtua
seumur hidup mereka.
Mengzi berkata, ”Memelihara masa hidup orangtua itu belum cukup dinamai pekerjaan besar. Hanya segenap pengabdian mengantar
kewafatannya barulah dapat dinamai pekerjaan besar”. Mengzi. IV B: 13
8. Kisah Anak Berbakti a. Laku Bakti Raja Shun