Langkah Menulis Buku Harian Teknik Pembelajaran Menulis Buku Harian

39 perasaannya yang tidak bisa anak ungkapkan secara verbal maupun isyarat ke dalam bahasa tulis. Lucas Formiatno 2010: 32 mengemukakan manfaat dari menulis buku harian untuk anak, yaitu: a. Disamping anak berlatih menulis, anak belajar mengungkapkan perasaannya atau “uneg uneg”-nya. Ada anak yang sulit mengungkapkan perasaannya dalam bentuk verbal atau lisan, tetapi dengan menulis orang tuan dan guru dapat membaca isi perasaan anak. Apakah anak sedang senang, marah, sedih, kecewa, bingung dan lain-lain. b. Dengan menulis di buku harian, anak belajar mengungkapkan tentang pendapat, ide ata gagasan. Ada anak yang sulit mengungkapkan pendapatnya secara verbal, tetapi dengan menulis, ia begitu lancar mengungkapkan pendapatnya. Bahkan lebih rinci dan logis. c. Dengan menulis di buku harian, anak belajar mengungkapkan konsep dirinya. Ada anak yang pendiam dan sulit diajak bicara atau omong-omong, karena ia merasa rendah diri, tidak percaya diri atau merasa tak berguna. Tetapi dengan menulis, anak bisa berekspresi dan mencoba membangun tentang konsep dirinya. Dengan cara ini pula orang tua dan guru akan tahu kepribadian anaknya. Buku harian memiliki banyak tujuan dan manfaat bagi penulisnya terkhusus untuk berlatih mengungkapkan segala gagasan terpendamnya ke dalam tulisan. Pengungkapan gagasan terpendam tersebut diharapkan dapat mengurangi tekanan dan sress yang dirasakan penulis. Oleh karena itu, mengajarkan anak untuk menulis buku harian sejak dini sangat dianjurkan agar anak dapat berlatih menulis juga berlatih mengungkapkan ide dan gagasannya secara tertulis.

3. Langkah Menulis Buku Harian

Buku harian adalah salah satu wadah untuk menyalurkan ekspresi dan emosi manusia dalam bahasa tulis. Menurut E. Kosasih 2009: 59-60, 40 buku harian atau buku diari dapat di susun dengan langkah-langkah berikut: a. Tentukan masalah atau topik utama yang akan dicatat. Apabila yang akan dicatat itu berupa kejadian yang telah lewat, ingat-ingat kembali kejadian itu. Apabila catatan itu berupa sesuatu yang tengah dialami, cermatilah secara seksama sesuatu itu. Catatlah semuanya dengan tenang. b. Tuangkan apa yang ingin siswa catat itu secara bebas dan leluasa, hilangkan segala ketakutan dan kekhawatiran. Dengan denikian, apa yang siswa tuliskan itu adalah murni pemikiran dan perasaan siswa. c. Jangan menunda-nunda waktu. Segeralah tuangkan ide atau apapun yang ada dalam benak siswa. Jangan ditunda-tunda; bila tidak ide-ide itu akan segera menguap. d. Cantumkan jam serta tanggal pada setiap kali membuat catatan. Penulisan buku harian dimulai dari menggali pengalaman atau ide yang menarik dalam satu hari itu, kemudian ide yang telah ditentukan segera ditulis ke dalam buku harian dengan bahasa tulis yang komunikatif. Setiap kali menulis buku harian sebaiknya mencantumkan keterangan yang meliputi waktu kejadian, hari, tanggal, bulan dan tahun ataupun jam, tempat peristiwa itu terjadi, dan peristiwa yang dialami. Peristiwa yang ingin dituliskan harus dicatat secara singkat atau dalam beberapa kalimat. Penulisan buku harian akan lebih hidup jika penulis melibatkan perasaannya ke dalam tulisan yang dibuat. Susahnya dalam menulis buku harian kebanyakan diakibatkan oleh niat dari penulis sendiri yang menyebabkan penulis tidak dapat menulis buku harian secara teratur sehingga keterampilan menulisnya tidak berkembang efektif.

4. Teknik Pembelajaran Menulis Buku Harian

Teknik technique mengacu pada pengertian implementasi kegiatan belajar-mengajar. Teknik bersifat implementasional, individual, dan situasional. Teknik ini mengacu pada cara guru melaksanakan belajar 41 mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas Suwarna Pringgawidagda: 2002: 58. Teknik mengajar yang dipilih dan digunakan guru satu dengan guru yang lainnya untuk melaksanakan metode pembelajaran yang dipilih akan berbeda karena teknik pembelajaran sangat bersifat individual tergantung kemampuan guru, siswa, dan juga situasi pada saat itu. Teknik merupakan aplikasi metode dalam kegiatan belajar mengajar. Satu metode dapat terdiri dari lebih dari satu teknik pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sri Budiyartati 2014: 64 yang menjelaskan bahwa teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, sedangkan metode sendiri disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Pendekatan pembelajaran yang telah dipilih dapat menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Andayani 2015: 155 menyatakan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat yang dikatakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Untuk mengefektifkan pembelajaran, guru bukan hanya harus melaksanakan pendekatan dan metode pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi juga harus melaksanakan teknik pembelajaran sebagai upaya perealisasian pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah suatu cara untuk merealisasikan pendekatan dan metode pembelajaran yang dipilih guru secara individual agar 42 pembelajaran yang dilaksanakannya berjalan efektif. Metode pembelajaran yang dipilih akan menjadi dasar pemilihan teknik pembelajaran, misalnya metode pembelajaran bahasa yang akan digunakan adalah metode komunikatif, maka teknik yang dapat digunakan yaitu teknik tanya jawab, teknik diskusi, maupun teknik demonstrasi. Teknik pembelajaran digunakan guru untuk mempermudah penyampaian materi pada semua mata pelajaran yang diajarkan. Tak terkecuali pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain teknik pembelajaran yang umum untuk mengajar, seperti Teknik Ceramah, Teknik Tanya Jawab, Teknik Demonstrasi, Teknik Karya Wisata, Teknik Pemecahan Masalah, Teknik Diskusi, Teknik Eksperimen, Teknik Belajar Kelompok, Teknik Sosiodarama, dan Teknik Penugasan Suwarna Pringgawidagda, 2002: 79-85, pada Pembelajaran Bahasa Indonesia juga dikenal teknik pembelajaran bahasa yang difokuskan pada penguasaan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Adapun menurut Iskandarwassid dan H. Dadang Sunendar 2009: 293, teknik pembelajaran keterampilan menulis yaitu, 1 selusur kata, 2 teka-teki silang, 3 permainan jelajah waktu, 4 elaborasi, 5 siapa dia, 6 acak kata, 7 biografi, 8 catatan harian, dan 9 mengarang bersama. Catatan harian di sini dimaksudkan sebagai catatan aktivitas siswa selama sehari yang bisa disebut juga sebagai buku harian. Andayani 2015: 208 menyebutkan bahwa salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik pembelajaran menulis 43 buku harian. Adapun tujuan teknik pembelajaran menulis buku harian adalah agar siswa dapat menulis aktivitas yang dilakukannya maupun pengalamannya secara runtut. Siswa menuliskan aktivitas yang siswa lakukan memakai kertas kerja atau buku siswa secara perseorangan. Cara penerapan teknik pembelajaran keterampilan menulis buku harian menurut Andayani 2015: 208 yaitu, 1 guru memberikan pengantar singkat tentang teknik pembelajaran menulis buku harian, 2 guru membagi siswa berdasarkan waktu siswa beraktivitas dalam seminggu misalnya pagi sampai siang, siang sampai sore, sore hingga malam, 3 siswa menuliskan aktivitas dalam buku harian, 4 guru meminta siswa untuk melaporkan hasilnya di depan kelas, 5 siswa lain mengomentari hasil laporan siswa tersebut, 6 guru merefleksikan proses kegiatan hari itu. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku harian adalah salah satu teknik yang efektif untuk membelajarkan siswa menulis. Oleh karena itu, keterampilan menulis siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan buku harian. Berhubungan dengan hal tersebut, Sugiran 2008: 53 berpendapat bahwa peningkatan keterampilan menulis terutama narasi dapat memanfaatkan pengalaman menulis buku harian. Pengalaman nyata siswa akan membantu siswa dalam berlatih menulis secara rutin dan teratur, sehingga keterampilan menulis yang diperoleh siswa akan meningkat. Rima Rikmasari 2013: 28 juga menyatakan bahwa siswa yang menggunakan model pembelajaran buku catatan harian mengalami peningkatan kemampuan menulis. Namun, walau begitu, peningkatan 44 keterampilan menulis siswa sangat tergantung dengan pribadi siswa sendiri maupun guru yang mengajar.

C. Karakteristik Siswa Kelas I Sekolah Dasar