Evaluasi Menulis Permulaan Keterampilan Menulis Permulaan

29 Depdiknas, 2005: 79. Dalam pembelajaran menulis tegak bersambung, siswa dibantu dengan menggunakan garis bantu. Adapun menurut H. Suyanto, dkk 2008: 97 contoh penulisan huruf tegak bersambung adalah sebagai berikut: Gambar 1. Contoh Penulisan Huruf Tegak Bersambung Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 1996: 22, kesalahann siswa saat menulis tegak bersambung adalah pada penulisan ejaan dan juga struktur kalimat banyak yang salah. Dalam menulis tegak bersambung siswa banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan huruf kapital karena penulisan huruf kapital pada tulisan tegak bersambung banyak yang berbeda dengan penulisan huruf lepas yang sudah biasa ditulis siswa.

8. Evaluasi Menulis Permulaan

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 1996: 126 kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi menulis permulaan adalah sebagai berikut. 30 a. Dikte Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut. 1 Siswa diminta untuk menuliskan kata-kata yang didiktekan guru, dan 2 Siswa diminta menuliskan kalimat-kalimat sederhana yang didiktekan guru. b. Tugas Langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut. 1 Siswa diberi tugas untuk menuliskan nama-nama binatang, bunga, kendaraan, atau benda-benda di dalam gambar yang ditunjukkan guru, dan 2 Siswa diminta menuliskan kalimat sesuai dengan gambar yang ditunjukkan guru. Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi menulis permulaan di atas, guru sebaiknya memilih kata-kata atau kalimat sederhana dan juga memilih media yang sesuai dengan tema, sub tema, dan tujuan pembelajaran. Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan tanda baca titik di akhir kalimat juga perlu diperhatikan agar siswa terbiasa menulis dengan benar. Siswa kelas I SD belum terbiasa menulis dengan benar. Oleh karena itu, guru harus senantiasa membimbing dan mengarahkan siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Adapun kesalahan menulis permulaan yang sering terjadi pada siswa kelas I SD menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 1996: 21-22 adalah sebagai berikut. 31 a. Siswa hanya memperhatikan huruf pertama pada setiap kalimat, huruf- huruf lain dalam setiap kata kurang mendapat perhatian, sehingga siswa banyak yang menulis dengan tidak lengkap sehingga siswa seolah-olah menulis suku kata tanpa vocal dan ju ga tanpa antara, misalnya “bola” ditulis “bl”. b. Banyak kesalahan ejaan yang terjadi di kelas-kelas rendah sekolah dasar yang bersifat fonologis, yakni berupa penghilangan, penggantian, atau penambahan fonem khusus pada bunyi klaster, dan penggantian bunyi berdasarkan persamaan fonologis, misalnya bawa diganti pawa. c. Siswa kurang sekali memperhatikan format, jarak, tulisan ejaan, dan tanda baca. Banyak kesalahan yang terjadi pada siswa kelas I saat menulis, namun, dibalik itu semua, tulisan yang ditulis siswa sering bersifat langsung dan sederhana tapi cukup indah. Siswa menulis sebagai pengungkapan ide-ide siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan bimbingan terus menerus agar siswa belajar memperbaiki kesalahan penulisannya seperti kesalahan format, ejaan, jarak, dan tanda baca.

B. Buku Harian