12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Menulis Permulaan
1. Hakikat Menulis
Manusia merupakan makhluk sosial di mana manusia akan saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang fisik maupun
psikis. Cara manusia berinteraksi sangat beragam, salah satunya adalah dengan memakai alat bahasa. Selain menggunakan bahasa tulis, dalam
interaksinya manusia juga menggunakan bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Berbeda dengan alat bahasa lain, bahasa tulis merupakan alat
bahasa yang lebih permanen daripada alat bahasa lainnya sehingga manusia lebih memilih menggunakan bahasa tulis dalam mewariskan
kebudayaannya. Bahasa tulis yang dipandang manusia sebagai alat untuk melakukan
interaksi dengan sesamanya di masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan memaksa manusia untuk dapat mengusai kegiatan menulis. Menulis
sendiri menurut Henry Guntur Tarigan 2008:22 merupakan kegiatan membuat lambang grafik yang maknanya sudah dipahami oleh pembaca
dan merupakan suatu bahasa yang dipahami oleh pengguna bahasa tersebut. Menulis merupakan kegiatan manusia membuat dan mengolah
simbol maupun lambang grafik menjadi sesuatu yang bermakna dan dapat dipahami oleh manusia lainnya. Dengan kata lain, menulis adalah
membuat, mengubah, dan mengolah huruf, angka, maupun simbol lainnya menjadi suatu kata, kalimat, bahkan paragraf yang dapat dipahami oleh
orang lain.
13 Menulis menurut Sabarti Akhadiah, dkk. 1988: 2 berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Dalam kegiatan menulis, penulis secara aktif memproduksi
dan menuangkan gagasan maupun idenya ke dalam suatu karya tulisan sehingga dapat dibaca maupun dinikmati oleh pembaca. Ide maupun
gagasan yang sebelumnya hanya dapat dinikmati oleh penulis diproduksi menjadi benda nyata yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang lain
selain penulis sendiri. Menulis merupakan kegiatan aktif mengubah ide menjadi karya tulisan yang dapat dibaca orang lain.
Sudarwan Danim 2010: 23 dalam bukunya memaparkan bahwa menulis merupakan salah satu sisi dari keterampilan berbahasa. Oleh
karena sifatnya demikian, maka latihan yang kontinu menjadi persyaratan. Penulis harus memiliki banyak pengalaman dan kosakata. Penulis harus
mampu membahasakan pengalamannya dengan memilih kosakata yang tepat dan merangkainya secara baik dan benar.
Iskandarwassid dan H. Dadang Sunendar 2009: 292 memberikan empat butir pengertian dari menulis, yaitu: 1 proses mengabadikan bahasa
dengan tanda-tanda grafis, 2 representasi dari kegiatan-kegiatan ekspresi bahasa, 3 kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan, 4 to
put down the graphic symbols that represevt a language one understands, so that other can read these graphic representation. Tulisan digunakan
untuk mengabdikan suatu warisan bahasa, juga merupakan bentuk pengekspresian diri dari perasaan dan pikiran pribadi ke dalam bentuk
tulisan yang dapat dimengerti orang lain.
14 Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan kegiatan aktif manusia dalam mengkonversi ide atau gagasannya menjadi lambang simbol kemudian mengubahnya menjadi
suatu karya tulisan yang dapat dibaca, dipahami, dan dinikmati dan oleh orang lain. Pengubahan ide manusia yang abstrak menjadi suatu bentuk
tulisan nyata yang dapat dipahami oleh orang lain adalah suatu proses yang tidak mudah. Sehingga menulis harus dilakukan secara kontinu dan
membutuhkan proses yang panjang.
2. Keterampilan Menulis