Nabi Musa as Seorang yang Pemalu Nabi Musa as adalah Sosok yang Tegas dan Berani

3.1.2.2 Nabi Musa as Orang yang Dapat Dipercaya dan Menepati Janjinya

Sifat amanah dapat dipercaya dan menepati janji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah swt, begitu juga halnya Nabi Musa as. Sebagaimana diceritakan dalam surat Al-Qashash ayat 26 dan 28:             Q ālat `i ḥ d āhumā ya `abāti ista`jirhu `inna khaira man ista`jarta al- qawiyu al-am īnu ‘Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.                   Q āla żālika bainī wa bainaka `ayyama al-ajalaini qa ḍ aitu fa l ā ‘udwāna ‘alayya wa all āhu ‘alā mā naqūlu wakīlun ‘Dia Musa berkata: Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.

3.1.2.3 Nabi Musa as Seorang yang Pemalu

Sosok Nabi Musa as yang pemalu diceritakan oleh Imam Abu Abdillah Al-Bukhari dalam riwayatnya melalui Abu Hurairah, ia berkata: ”Sesungguhnya Nabi Musa as adalah seorang yang suka sekali bertutup kain dan tidak terlihat kulitnya karena rasa malunya. Namun orang-orang dari kalangan Bani Israil menuduh Nabi Musa as bertutup kain karena terdapat aib pada kulitnya, seperti penyakit kusta dan lain sebagainya.” Dan Allah swt membebaskan beliau dari segala tuduhuhan-tuduhan tersebut, sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-Ahzab ayat 69:         Universitas Sumatera Utara           Y ā ayyuhā al-lażīna `amanu lā takūnū ka al-lażīna `āżau mūsā fabarra`ahu All āhu min mā qālū wa kāna ’inda Allāhi wajīhan ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan- tuduhan yang mereka katakan, dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.’ Dijelaskan juga bahwa pada suatu hari, Nabi Musa as menuju suatu tempat yang sunyi untuk mandi dan ia pun melepaskan pakaiannya di atas batu. Ketika beliau selasai mandi dan bermaksud untuk memakai pakaian kembali, namun tiba- tiba batu tersebut menggelinding membawa bajunya, maka Nabi Musa as mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut hingga akhirnya ia berhenti di hadapan kaum Bani Israil dan mereka pun melihat Nabi Musa as dalam keadaan telanjang dengan sebaik-baik wujud ciptaan Allah swt, dan beliau pun terbebas dari tuduhan-tuduhan mereka.Al-Marghubi, 2009:567

3.1.2.4 Nabi Musa as adalah Sosok yang Tegas dan Berani

Meskipun awalnya Nabi Musa as merasa takut dan khawatir dalam menghadapi Fir‘aun dan para pengikutnya, akan tetapi setelah Allah swt menjamin dan meyakinkannya, maka Nabi Musa as pun menjadi sosok yang berani dan tegas dalam menegakkan ajaran yang dibawanya. Hal tersebut dapat terlihat dari perkataan-perkataan Nabi Musa as kepada Fir‘aun agar ia menyembah Allah swt dan membebaskan kaumnya bani Israil. Hal tersebut juga diceritakan di beberapa surat dalam Al-Qur’an, antara lain: Surat Al-A’raaf ayat 104-105:                              Wa q āla mūsā yā fir’aunu innī rasūlun min rabbi al-‘ālamīna104 haqiqun ‘al ā `an lā `aqūla ‘alā allāhi illā al-haqqa qad ji`tukum bi bayyinatin min rabbikum fa arsil ma’iya ban ī isrā`īla 105 ‘Dan Musa berkata: Hai Firaun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam.104 Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu Universitas Sumatera Utara dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil pergi bersama-Ku.105 S urat Al-A’raaf ayat 116:              Q āla `alqū fa lamma `alqaū sa ḥ ar ū `a’yuna al-nāsi wa istarhabū hum wa j ā` ū bi si ḥ rin ‘a ẓ īm 116 ‘Musa menjawab: Lemparkanlah lebih dahulu Maka tatkala mereka melemparkan sihir mereka, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar menakjubkan. Surat Yunus Ayat 80-81:                               Fa lamm ā jā`a al-sa ḥ aratu q āla lahum mūsā alqu mā antum mulq ūna80fa lammā alqau qāla mūsā mā ji`tum bihī al-si ḥ ru inna all āha sayub ţiluhū inna allāha lā yu ṣ lihu ‘amala al-mufsid īna81 ‘Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.80 Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir. Sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.81’ Surat Thaha ayat 49-52:                                   Q āla fa man rabbukumā ya mūsā 49 qāla rabbunā al-lazī `a’aţā kulla syai`in khalqah ū summa hadā 50qāla fa mā bāla al-qurūni al-`ūlā 51 Universitas Sumatera Utara q āla ’ilmuh ā ’indi rabbī fī kitabin lā ya ḍ illu rabb ī wa lā yansā 52 ‘Berkata Firaun: Maka siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?.49 Musa berkata: Tuhan kami ialah Tuhan yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.50 berkata Firaun: Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?51 Musa menjawab: Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak pula lupa.52 S urat Asy-Syu’araa` ayat 28:            Q āla rabbu al-masriqi wa al-magribi wa mā bainahumā `in kuntum ta’qil ūna ‘Musa berkata: Tuhan yang menguasai Timur dan Barat dan apa yang ada di antara keduanya; itulah Tuhanmu jika kamu mempergunakan akal.28 3.1.2.4 Kerendahan Hati Nabi Musa as dengan Senantiasa Berdo’a pada Allah swt Memohon Ampunan dan Petunjuk Kerendahan hati dan senantiasa berdo’a memohon ampunan dan petunjuk merupakan sifat dan kebiasaan yang dimiliki oleh para nabi, meskipun mereka para nabi telah terpelihara dari dosa dan dijamin Allah swt kebahagian mereka dunia dan akhirat, namun para nabi tersebut tetap melakukan hal itu sebagai hamba Allah swt yang lemah dan penuh kekurangan. Sebagaimana Allah swt menceritakan hal tersebut pada kisah Nabi Musa as, yaitu terdapat pada: Surat Al-Qashash ayat 16-17:                          Q āla rabbi `inni żalamtu nafsī fa igfir lī fa gafara lahū `innahū huwa al- gaf ūru al-rahīmu 16 qāla rabbi bimā `an’amta ‘alyya fa lan `akūna żahīran li al-mujrimīna 17 ‘Musa mendoa: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’16 Musa berkata: Ya Tuhanku, demi Universitas Sumatera Utara nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa.17 Ayat di atas merupakan permohonan ampun Nabi Musa as karena telah membunuh salah seorang dari bangsa Qibthy, padahal ia tidak sengaja dan tidak bermaksud untuk membunuhnya. Surat Al-Qashash ayat 21-22:                         Fa kharaja minh ā khā`ifan yataraqqabu qāla rabbi najjinī min al-qaumi al- ẓ ālimīna 21 wa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla ‘asā rabbī `an yahdiyan ī sawā`a al-sabilī 22 ‘Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu21‘Dan tatkala ia menghadap ke jurusan negeri Madyan ia berdoa lagi: Mudah- mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.22 Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as memohon kepada Allah swt agar diberi petunjuk dan pertolongan agar ia selamat dari kejaran para pengawal Fir‘aun yang ingin menangkap dan menghukumnya, karena telah membunuh orang Qibthy. S urat Al-Qashash ayat 24:                 Fa saq ā lahumā umma tawallā `ila al- ẓ illi fa q āla rabbi `innī limā `anzalta `ilayya min khairin faq īrun ‘Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku. Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as belum tenang hatinya meskipun ia telah berada di suatu negeri yang cukup jauh dari negeri Mesir, yaitu negeri Madyan, hingga akhirnya ia dipertemukan Allah swt dengan Nabi Syu’aib as. Universitas Sumatera Utara Surat Al-Qashash ayat 33-34:                           Q āla rabbi innī qataltu minhum nafsan fa `akhāfu `an yaqtūlūni33 wa `akh ī hārūnu huwa af ș ahu minn ī lisānan fa arsilhu ma’iya rid`an yu ș addiqun ī `innī `akhāfu `an yukażżibūni34 ‘Musa berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.33 Dan saudaraku, Harun, dia lebih fasih lidahnya dari padaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataan ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku.34 Surat Thaha ayat 25-36:                                                Q āla rabbi isyra ḥ l ī ș adr ī 25 wa yassir lī `amrī 26 wa u ḥ lul ‘uqdatan min lis ānī 27 yafqahū qaulī 28 wa ij’al lī ważīran min `ahlī 29 h ārūna `akhī 30 usydud bihī `ażrī 31 wa `asyrikhu fī `amrī 32 kay nusabbihaka ka īran 33 wa nażkuruka ka īran 34 `innaka kunta binā ba ș īran 35 ‘Pergilah kepada Firaun; sesungguhnya ia telah melampaui batas. 24 Berkata Musa: Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku 25 dan mudahkanlah untukku urusanku, 26 dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,27 supaya mereka mengerti perkataanku. 28 Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, 29 yaitu Harun, saudaraku, 30 Teguhkanlah dengan dia kekuatanku,31 supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau.32 Dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku,33 dan banyak mengingat Engkau.34 Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat keadaan kami35 Universitas Sumatera Utara Ayat-ayat pada beberapa surat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as berdo’a kepada Allah swt agar hilang rasa takutnya saat menghadapi Fir‘aun karena ia pernah melakukan kesalahan ketika membunuh orang Qibhty, dan Nabi Musa as juga memohon agar saudaranya Harun juga diangkat menjadi rasul untuk membantunya dalam menyeru Fir‘aun menyembah Allah swt, karena Nabi Musa as memiliki kekurangan pada lisannya. Surat Yunus ayat 88:                                Wa q āla mūsā rabbanā innaka `ātaita fir`auna wa mala`ahū zīnatan wa `amw ālān fi al- ḥ ay āti al-dunyā rabbanā li yu ḍ ill ū ‘an sabīlika rabbanā `a ţmis ‘ala `amwālihim wa usydud ‘alā qulūbīhim fa lā yu`minū ḥ att ā yara`u al-‘a żāba al-alīma ‘Musa berkata: Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan manusia dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as memohon kepada Allah swt agar Fir‘aun dan pengikutnya yang tetap ingkar mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka, maka Nabi Musa as meminta kepada Allah swt agar membinasakan mereka. Surat Al-Mu’min ayat 27:               Wa q āla mūsā innī uztu bi rabbī wa rabbikum min kulli mutakabbirin lā yu’minu bi yaumi al-his ābi ‘Dan Musa berkata: Sesungguhnya aku Universitas Sumatera Utara berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.27 Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as memohon perlindungan dari Allah swt agar tetap kuat dan tegar menghadapi Fir‘aun yang sombong dan ingkar. Surat Al-A’raaf ayat 151:              Q āla rabbi igfirlī wa li`akhī wa adkhilnā fī ra ḥ matika. Wa anta ar ḥ amu al-r ā ḥ im īna ‘Musa berdoa: Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as memohon ampunan pada Allah swt dan juga untuk saudaranya Nabi Harun as karena kesalahan yang dilakukan oleh Bani Israil ketika Nabi Musa as meninggalkan mereka untuk bermunajat pada Allah swt. Surat Thaha ayat 44-46:                              Fa q ūlā lahu qaulan layyinan la’allahu yatażakkaru `au yakhsyā 44 q ālā rabbanā innanā nakhāfu `an yafru ṭ a ‘alain ā `au an ya ṭ g ā 45 qāla la takh āfā `innanī ma’akumā `asma’ū wa `arā 46 Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.44 Berkatalah mereka berdua: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.45 Allah berfirman: Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku Mendengar dan Melihat.46 Surat Thaha ayat 44-46 ini selain menjelaskan kerendahan hati Nabi Musa as dengan memohon pada Allah swt agar hilang rasa takutnya dalam menghadapi Universitas Sumatera Utara Fir‘aun. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan Nabi Musa as dan saudaranya Nabi Harun as untuk menyeru Fir‘aun dengan perkataan yang lemah lembut terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena meskipun Fir‘aun begitu sombong dan ingkar namun ia adalah ayah angkat dari Nabi Musa as yang pernah memeliharanya sejak kecil. Ini membuktikan bahwa Nabi Musa as memilik rasa hormat kepada orang tua yang pernah mengasuh dan merawatnya.

3.1.2.5 Nabi Musa as Merasa Takut dan Bersalah pada Dirinya