Fir‘aun. Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah swt memerintahkan Nabi Musa as dan saudaranya Nabi Harun as untuk menyeru Fir‘aun dengan perkataan yang
lemah lembut terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena meskipun Fir‘aun begitu sombong dan ingkar namun ia adalah ayah angkat dari Nabi Musa as yang pernah
memeliharanya sejak kecil. Ini membuktikan bahwa Nabi Musa as memilik rasa hormat kepada orang tua yang pernah mengasuh dan merawatnya.
3.1.2.5 Nabi Musa as Merasa Takut dan Bersalah pada Dirinya
Ketakutan yang dirasakan oleh Nabi Musa as dikarenakan secara tidak sengaja ia pernah membunuh orang Qibthy yang merupakan kaumnya Fir‘aun,
ketika ia bermaksud menghentikan perkelahian antara orang Qibthy itu dengan salah seorang dari Bani Israil. Namun, ia sangat menyesali perbuatannya dan
merasa bersalah sambil senantiasa berdo’a agar diberi petunjuk oleh Allah swt Sebagimana terdapat dalam surat Al-Qashash ayat 18:
Fa a
ș
ba
ḥ
a f ī al-madīnati khā`ifan yataraqqabu fa `i
ẓ
ā al-la
ẓ
i istan
ș
arahu bi al-`amsi yasta
ș
rikhuhu q āla lahu mūsā innaka lagawiyyun
mub īnun18 ‘Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir akibat perbuatannya, maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan
kepadanya. Musa berkata kepadanya: Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata kesesatannya.18
Surat Asy-syu’araa` ayat 12-15:
Q āla rabbi innī akhāfu `an yukażżibūni 12 wa ya
ḍ
īku
ș
adr ī wa lā
yan
ṭ
aliqu lis ānī fa `arsil `ilā harūna 13 wa lahum `alayya żanbun fa
Universitas Sumatera Utara
`akh āfu `an yaqtulūni 14 qāla kallā fa ażhabā bi `āyātinā innā ma’akum
mustami’ ūna 15 ‘Berkata Musa: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut
bahwa mereka akan mendustakan aku.12 Dan karenanya sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah Jibril kepada Harun.13
Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.14 Allah berfirman: “Janganlah takut mereka tidak akan
dapat membunuhmu, maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat- ayat Kami mukjizat-mukjizat”, Sesungguhnya Kami bersamamu
mendengarkan apa-apa yang mereka katakan.15.’ Ayat di atas menjelaskan rasa takut Nabi Musa as ketika diperintahkan
Allah swt untuk menyeru Fir‘aun. Hal itu dikarenakan Nabi Musa as pernah melakukan kesalahan terhadap Fir‘aun, yaitu ketika ia membunuh orang Qibthy
dan kemudian melarikan diri. S
urat Thaha ayat 67-68:
Fa `aujasa f ī nafsihī khīfatan mūsā 67 qulnā lā takhaf innaka anta al-
`a’l ā 68 ‘Maka Musa merasa takut dalam hatinya 67 Kami berkata:
Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul menang.68
Ayat di atas menjelaskan rasa takut yang dialami oleh Nabi Musa as ketika
melihat kehebatan sihir para ahli sihir Fir‘aun. Akan tetapi Allah swt meyakinkan beliau dengan memberikan mukjizat berupa tongkat yang berubah menjadi ular
dan membinasakan sihir-sihir mereka.
3.1.2.6 Keinginan Nabi Musa as Melihat Allah swt