kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.130 Kemudian apabila datang kepada mereka
kemakmuran, mereka berkata: Itu adalah karena usaha kami. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada
Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.131 Mereka berkata: Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan
keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.132 Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa 133 Dan ketika mereka ditimpa
azab yang telah diterangkan itu merekapun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan perantaraan kenabian
yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman
kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.134 Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu
yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.135’
Ayat di atas menjelaskan bahwa setelah Nabi Musa as berhasil mengalahkan ahli-ahli sihir Fir‘aun, akhirnya merekapun beriman kepada Allah
swt dan mengakui kerasulan Nabi Musa as, tetapi Fir‘aun dan para pengikutnya tetap ingkar dan tidak mau mengakui Allah swt sebagai Tuhan, maka Allah swt
menghukum mereka dengan berbagai macam cobaan secara terus menerus baik musim kemarau yang panjang maupun musim paceklik, ditambah dengan, taufan
air wabah penyakit, belalang serangga yang menyerang tanaman pertanian, kutu binatang kecil berwarna hitam yang memasuki rumah-rumah dan tempat
tidur, katak kodok yang berjatuhan dalam makanan dan minuman, dan darah air yang telah terkontaminasi dengan darah. Al-Magrhubi, 2009:457-458
3.1.1.16 Mukjizat Nabi Musa as dengan Terbelahnya Lautan dan
Binasanya Fir‘aun
Kisah mukjizat Nabi Musa as dengan terbelahnya lautan dan binasanya Fir‘aun diceritakan Al-Quran secara jelas, terperinci dan berulang-ulang dalam
beberapa surat, yaitu: Surat Al-Qashash ayat 40:
ن
Fa `akhazn āhu wa junūdahū fa nabażnāhum fi al-yammi fa unżur kaifa
k āna ‘āqibatu al-
ẓ
ālimīna ‘Maka Kami hukumlah Firaun dan bala
Universitas Sumatera Utara
tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim.’
Surat Thaha ayat 77-79:
Wa laqad `au
ḥ
ain ā `ilā mūsā `an `asri bi ‘ibādī fa i
ḍ
rib lahum
ṭ
ar īqan fi
al-ba
ḥ
ri yabasan l ā takhāfu darakan wa lā takhsyā 77 fa`atba’ahum
fir’aun ā bi junūdihī fa gasyiyahum min al-yammi mā gasyiyahum 78 wa
`adalla fir’aun ū qaumahu wa mā hadā 79 ‘Dan sesungguhnya telah
Kami wahyukan kepada Musa: Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku Bani Israil di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering
di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut akan tenggelam.77 Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar
mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.78 Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.79’
S urat Al-A’raaf ayat 136:
Fa intaqamn ā minhum fa `agraqnāhum fi al-yammi bi `annahum każżabū
bi ` āyātinā wa kānū ‘anhā gāfilīna ‘Kemudian Kami menghukum
mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang
melalaikan ayat-ayat Kami itu.’
S urat Asy-Syu’araa` ayat 52-67:
Universitas Sumatera Utara
Wa `au
ḥ
ain ā `ilā mūsā `an `asri bi ‘ibādihī `innakum muttabi’ūna 52 fa
arsala fir’aunu fi al-mad ā`ini
ḥ
āsyirīna 53 inna hā`ulā’i la syirżimatun qal
īlūna 54 wa `innahum lanā lagāiżūna 55 wa `innā la jamī`un
ḥ
āżirūna 56 fa `akhrajnāhum min jannātin wa ‘uyūnin 57 wa kunūzin wa maq
āmin karīmin 58 każālika wa aura nāhā banī isrā`īla 59 fa atba’
ūhum musyrikīna 60 fa lammā tarā`a al jam’āni qāla a
șḥ
ābu musā inn
ā lamudrakūna 61 qāla kallā inna ma’iya rabbī sayahdīni 62 fa `au
ḥ
ain ā `ilā mūsā an i
ḍ
rib bi ‘a
ș
āka al-ba
ḥ
ra fa infalaqa fa k āna kullu
firqin ka al-
ṭ
audi al-‘a żīmi 63 wa azlafnā amma al-`akharīna 64 wa
`anjain ā mūsā wa man ma’ahū `ajma’īna 65 umma `agraqnā `al-
ākharīna 66 `inna fī żālika la`āyatan wa mā kāna `ak aruhum mu`min
īna.67 ‘Dan Kami wahyukan perintahkan kepada Musa: Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku Bani Israil,
karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli.52 Kemudian Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan tentaranya ke kota-kota.53,
Firaun berkata: Sesungguhnya mereka Bani Israil benar-benar golongan kecil, 54 Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan amarah kita,55 Dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga.56 Maka Kami keluarkan Firaun dan
kaumnya dari taman-taman dan mata air,57 dan dari perbendaharaan dan kedudukan yang mulia.58 Demikianlah halnya dan Kami
anugerahkan semuanya Itu kepada Bani Israil.59 Maka Firaun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.60 Maka
setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.61 Musa
menjawab: Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.62 Lalu Kami
wahyukan kepada Musa: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang
besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.64 Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.65 Dan
Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.66 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar mukjizat,
tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.67’
Surat Az-Zukhruf ayat 55-56:
Fa lamm ā `āsafūnā intaqamnā minhum fa`agraqnāhum ajma’īna 55 fa
ja’aln āhum salafan wa ma alan li al-ākhirīna 56 ‘Maka tatkala mereka
membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya di laut,55 dan Kami jadikan mereka
sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.56’ S
urat Yunus ayat 90-92:
Universitas Sumatera Utara
Wa j āwaznā bi banī isrā`īla al-ba
ḥ
ra fa atba’ahum fir’aunu wa jun ūduhu
bagyan wa ‘adwan
ḥ
att ā `iżā adrakahu al-garaqu qāla `āmantu `annahū
l ā ilāha illā al-lażżī `āmanat bihī banū `isrā`īla wa ana min al-muslimīna
90 `al-` āna wa qad ‘a
ș
aita qablu wa kunta min al-mufsid īna 91 fa al-
yauma nunajj īka bi badanika litakūna li man khalfaka `ayatan wai inna
ka iran min al-n āsi ‘an `āyātinā la gāfilūna92 ‘Dan Kami
memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas mereka;
hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh
Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri kepada Allah.90 Apakah sekarang baru kamu percaya padahal sesungguhnya
kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.91 Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-
tanda kekuasaan Kami.92’
Ayat-ayat dari beberapa surat di atas menjelaskan bahwa setelah Allah swt menghukum Fir‘aun dan para pengikutnya dengan berbagai macam cobaan, yang
akhirnya menyebabkan mereka meminta Nabi Musa as agar memohon kepada Allah swt supaya cobaan tersebut dihilangkan dan mereka akan beriman kepada
Nabi Musa as dan membebaskan Bani Israil bersamanya, namun ketika cobaan tersebut dihilangkan Allah swt, maka mereka tetap saja mengingkari Nabi Musa
as dan berusaha untuk kembali membunuhnya. Sehingga Nabi Musa as dan kaumnya menyelamatkan diri, ia diperintahkan Allah swt untuk menyeberangi
lautan dengan memukulkan tongkat yang dimilikinya hingga dengan izin Allah maka terbelahlah lautan menjadi dua bagian dan keringlah bagian tengahnya,
sehingga Nabi Musa as dan kaumnya bisa menyeberangi lautan itu dengan selamat. Tetapi tidak dengan Fir‘aun dan para pengikutnya yang berusaha
mengejar mereka, maka dengan izin Allah swt lautan tersebut kembali seperti semula dan mengakibatkan Fir‘aun dan para pengikutnya tenggelam di dalamnya.
Namun Allah swt menyelamatkan jasad Fir‘aun dengan terdamparnya ia di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem dimumi, sehingga utuh
sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir.
Universitas Sumatera Utara
3.1.1.17 Keingkaran Bani Israil setelah Kematian Fir‘aun dan Akibatnya