Wa `alqi ‘a
ș
āka fa lammā ra`āhā tahtazzu ka `annahā jānnun wallā mudbiran wa lam yu’aqqib
y
ā m
ūsā lā takhaf innī lā yakhāfu ladayya al- mursal
ūna 10 illā man
ẓ
alama umma baddala
ḥ
usn ā ba’da sū`in fa innī
gaf ūrun rahīm 11 wa adkhil yadaka fi
j
aibika takhruj bai
ḍ
ā`a min gairi s
ū`in fī tis’i `āyātin `ilā fir’auna wa qaumihi innahum kānū qauman f
āsiqīna 12 fa lammā jā`athum `āyātuna mub
ș
iratan q ālū hāżā si
ḥ
run mub
īnun 13 wa jahadū bihā wa istaiqanathā `anfusuhum
ẓ
ulman wa ‘uluww
ān fa un
ẓ
ur kaifa k āna ‘ākibatu al-mufsidīna.14 ‘Dan
lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala tongkat itu menjadi ular dan Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia
berbalik ke belakang tanpa menoleh. Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku.10
Tetapi orang yang berlaku zalim, kemudian ditukarnya kezalimannya dengan kebaikan Allah akan mengampuninya; Maka sesungguhnya Aku
Maha Pangampun lagi Maha Penyayang.11 Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih bersinar bukan karena
penyakit. Kedua mukjizat ini Termasuk sembilan buah mukjizat yang akan dikemukakan kepada Firaun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka
adalah kaum yang fasik.12 Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah mereka: Ini adalah sihir yang
nyata.13 Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya.
Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.’14
Ayat-ayat dari beberapa surat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as mendaatkan dua buah mukjizat dari Allah swt berupa tongkatnya yang dapat
berubah menjadi ular dan tangannya yang dapat bercahaya putih terang.
3.1.1.12 Nabi Musa as Diperintahkan oleh Allah swt Menyeru Fir‘aun
untuk Menyembah-Nya
Universitas Sumatera Utara
Setelah Allah swt mengangkat Nabi Musa as menjadi rasul dan memberikan mukjizat yang besar padanya, maka Allah swt memerintahkan Nabi Musa as
untuk menyeru Fir‘aun yang ingkar lagi sombong agar menyembah Allah swt dan membebaskan kaum bani Israil yang berada di bawah kekuasaan Fir‘aun
sebagaimana janji Allah swt yang akan menyelamatkan bani Israil dari Fir‘aun dengan mengutus nabiNya yang mulia yaitu Nabi Musa as.
Firman Allah swt dalam surat Asy-Syu‘araa’ ayat 10-11:
Wa i ż nādā rabbuka mūsā `an i’ti al-qauma al-
ẓ
ālimīna 10 qauma fir’auna `al
ā yattaqūna 11 ‘Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa dengan firman-Nya: Datangilah kaum yang zalim itu 10, yaitu
kaum Firaun, mengapa mereka tidak bertakwa?11 Dan dalam surat Al-Mu’min ayat 23-24:
Wa laqad arsaln ā mūsā bi `āyātina wa sulṭānin mubīnin 23 `ilā fir’auna
wa h āmāna wa qārūna fa qālū sāhirun każżābun 24 ‘Dan Sesungguhnya
telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, 23 kepada Firaun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata:
ia adalah seorang ahli sihir yang pendusta24
Dan juga dalam surat Al-Mu’minun ayat 45-46:
umma arsaln ā mūsā wa `akhāhu harūna bi `āyātina wa sulṭānin mubīnin
45 `il ā fir’auna wa mala`ihī fa istakbarū wa kānū qauman ‘ālīna 46
‘Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda kebesaran Kami, dan bukti yang nyata 45 kepada Firaun
dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabbur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.46
Universitas Sumatera Utara
3.1.1.13 Nabi Musa as Memohon kepada Allah swt agar Saudaranya Harun Menemaninya untuk Menyeru Fir‘aun Menyembah
Allah swt
Awalnya Nabi Musa as merasa takut untuk menghadapi Fir‘aun dan pengikut-pengikutnya, karena ia pernah berbuat salah pada mereka, ketika ia tidak
sengaja membunuh salah seorang dari orang Qibthy demi membela kaumnya Bani Israil. Kemudian diceritakan juga bahwa lisan atau lidah Nabi Musa as mengalami
gagap dikarenakan Fir‘aun ingin menguji akalnya saat Nabi Musa as masih kecil, yakni ketika Nabi Musa as Musa kecil menarik jenggot Fir‘aun sedangkan ia
masih balita, lalu Fir‘aun ingin membunuhnya karena jengkel, kemudian Asiah merasa khawatir dan berkata: “Dia masih balita belum sempurna akalnya,
cobalah engkau uji ia dengan meletakkan bara api dan setangkai buah di hadapannya”. Lalu Nabi Musa as Musa kecil berkeinginan untuk mengambil
buah tersebut namun malaikat memalingkan tangannya hingga akhirnya Nabi Musa as Musa kecil mengambil bara api tersebut dan memasukkannya ke dalam
mulutnya hingga tidak fasihlah lisan Nabi Musa as dalam berbicara. Al-
rghubi, 2009:409-410 Ma
Al-Quran mengabadikan kisah tersebut secara berulang-ulang di beberapa surat, menunjukkan bahwa para nabi adalah merupakan manusia biasa yang
pernah melakukan kesalahan, memiliki kekurangan dan rasa takut. F
irman Allah swt dalam surat Al-Qashash ayat 33-35:
Q āla rabbi innī qataltu minhum nafsan fa `akhāfu `an yaqtūlūni 33 wa
`akh ī hārūna huwa af
ș
ahu minn ī lisanan fa arsilhu ma’iya rid`an
yu
ș
addiqun ī `innī `akhāfu `an yukażżibūn 34 qāla sanasyuddu ‘a
ḍ
udaka bi `akh
īka wa naj’alu lakumā sul
ṭ
ānan fa lā ya
și
l ūna `ilaykumā bi `āyātina
`antum ā wa man `ittaba’akuma al-gālibūna.35 ‘Musa berkata: Ya
Tuhanku Sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.33 Dan
saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya dari padaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataan ku;
Universitas Sumatera Utara
sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku.34 ‘Allah berfirman: Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami
berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; berangkatlah kamu berdua dengan membawa mukjizat
Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.35’
Surat Asy-Syu’arra` ayat 12-15:
Q āla rabbi innī akhāfu `an yukażżibuni 12 wa ya
ḍ
īku
ș
adri wa l ā
yan
ṭ
aliqu lis ānī fa `arsil `ilā hārūna 13 wa lahum `alayya żanbun fa
`akh āfu `an yaqtulūni 14 qāla kallā fa iżhabā bi `āyātinā innā ma’akum
mustami’ ūna 15 ‘Berkata Musa: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut
bahwa mereka akan mendustakan aku. 12 dan karenanya sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah Jibril kepada Harun. 13.
dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku14. Allah berfirman, Janganlah takut mereka tidak akan
dapat membunuhmu, maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat- ayat Kami mukjizat-mukjizat, sesungguhnya Kami bersamamu
mendengarkan apa-apa yang mereka katakan.15
Surat Thaha ayat 24-35:
Universitas Sumatera Utara
I żhab ilā fir’auna innahu
ṭ
ag ā 24 qāla rabbi isyra
ḥ
l ī
ș
adr ī 25 wa
yassir l ī `amrī 26 wa u
ḥ
lul ‘uqdatan min lis ānī 27 yafqahū qaulī 28
wa ij’al l ī ważīran min `ahlī 29 hārūna `akhī 30 usydud bihī `ażrī 31
wa `asyrikhu f ī `amrī 32 kay nusabbihaka ka īran 33 wa nażkuraka
ka īran 34 `innaka kunta binā ba
ș
īran 35 ’Pergilah kepada Firaun; sesungguhnya ia telah melampaui batas 24 berkata Musa: Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku 25 dan mudahkanlah untukku urusanku, 26 dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, 27 supaya mereka mengerti
perkataanku, 28 dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, 29 yaitu Harun, saudaraku, 30 teguhkanlah dengan dia
kekuatanku, 31 supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, 32 dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku, 33 dan banyak mengingat
Engkau. 34 Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat keadaan kami35
Ayat-ayat dari beberapa surat di atas menjelaskan bahwa Allah swt mengabulkan permintaan Nabi Musa as dengan mengangkat saudaranya Harun
menjadi nabi untuk membantunya menyeru Fir’aun agar menyembah Allah swt.
3.1.1.14 Nabi Musa as dengan Mukjizatnya Melawan Kesombongan