3.1.2 ﺔ ﻘﻄ ﺔ ﺨ syakh
ṣ
iyyatun man ţiqiyyatun ‘Tokoh Logis’
ﺔ ﺔ
syakh
ṣ
iyyatun man ţiqiyyatun ‘tokoh logis’ adalah sifat
dan gaya hidup tokoh yang dapat diterima oleh akal. Tokoh ini berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan peristiwa yang dialaminya dan berdasarkan pengaruh
kausalitatif serta lingkungannya.Jaudah, 1991:45-46 Tokoh Nabi Musa as dalam kisahnya di Al-Qur’an juga dikategorikan
sebagai
ﺔ ﺔ
syakh
ṣ
iyyatun man ţiqiyyatun ‘tokoh logis’ dapat dilihat
pada surat-surat berikut:
3.1.2.1 Nabi Musa as Pembela Kaumnya Bani Israil
Meskipun Nabi Musa as tinggal dan dibesarkan di kerajaan Mesir bersama Fir‘aun, namun ia tetap ingat dari mana asalnya dan berjuang membela kaumnya,
Bani Israil, ketika mereka dalam kesulitan. Firman Allah swt dalam surat Al-Qashash ayat 15 :
Wa dakhala al-mad īnata ’alā
ḥ
īni gaflatin min ahlihā fa wajada fī hā rajulaini yaqtatil
āni hā
ẓ
ā min syī’atihī wa hā
ẓ
ā min ’aduwwihī fa astag
āsahu al-la
ẓ
ī min syī’atihī ’alā al-la
ẓ
ī min ’aduwwihī fa wakazahū m
ūsā fa qadā ’alaihi qāla hā
ẓ
ā min ’amali al-syai
ṭ
āni innahū ’aduwwun mudillun mub
īnun ’Dan Musa masuk ke kota Memphis ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua
orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya Bani Israil dan seorang lagi dari musuhnya kaum Firaun. Maka orang yang
dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya
itu. Musa berkata: Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata permusuhannya.’
Universitas Sumatera Utara
3.1.2.2 Nabi Musa as Orang yang Dapat Dipercaya dan Menepati Janjinya
Sifat amanah dapat dipercaya dan menepati janji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para nabi dan rasul Allah swt, begitu juga halnya Nabi
Musa as. Sebagaimana diceritakan dalam surat Al-Qashash ayat 26 dan 28:
Q ālat `i
ḥ
d āhumā ya `abāti ista`jirhu `inna khaira man ista`jarta al-
qawiyu al-am īnu ‘Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya
Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Q āla żālika bainī wa bainaka `ayyama al-ajalaini qa
ḍ
aitu fa l ā ‘udwāna
‘alayya wa all āhu ‘alā mā naqūlu wakīlun ‘Dia Musa berkata: Itulah
perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas
diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.
3.1.2.3 Nabi Musa as Seorang yang Pemalu