Nabi Musa as Diasuh oleh Fir‘aun Nabi Musa as Bertemu Kembali dengan Ibunya atas Kehendak

I ż `au ḥ ayn ā `ilā `ummika mā yū ḥ ā 38 `an iqżifīhi fī al-tābūti fa iqżifīhi fī al-yammi fa al-yulqihi al-yammu bi al-s ā ḥ ili ya`khu żhu ’aduwwun lī wa ’aduwwun lah ū wa `alqaitu ’alaika ma ḥ abbatan minni wa litu ș na’a al ā ’ayn ī 39 ‘Yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan,38 Yaitu: Letakkanlah ia Musa di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai Nil, maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh Firaun musuh-Ku dan musuhnya. dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku.39

3.1.1.3 Nabi Musa as Diasuh oleh Fir‘aun

Al-Marghubi 2009:387 menyebutkan bahwa Fir‘aun mempunyai isteri yang bernama Asiah binti Muzahim bin Asad bin Ar-Rayyan Al-Walid yang merupakan raja Fir‘aun pada masa Nabi Yusuf as. Para pelayan dari isteri Fir‘aun inilah yang menemukan Nabi Musa as Musa kecil yang dihanyutkan oleh ibunya dalam peti yang terkunci, lalu diserahkannya kepada Asiah. Ia lalu membuka peti tersebut dan ketika ia melihat wajah Nabi Musa as Musa kecil yang bersih dan bersinar dengan cahaya kenabian dan keagungan, ia pun jatuh hati dan ingin mengasuhnya. Namun Fir‘aun menolaknya dan segera akan membunuhnya karena ia takut kalau anak inilah yang akan mengambil alih kekuasaannya, hingga akhirnya Asiah memohon kepada suaminya, Fir‘aun, agar diperkenankan untuk memelihara Nabi Musa as Musa kecil sebagai anak mereka karena mereka saat itu belum memiliki keturunan. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 8-9:                                    Fal-taqa ṭ ahu ` ālu fir’auna li yakūna lahum ’aduwwan wa ḥ azanan `inna fir’auna wa h āmāna wa junūdahumā kānū khā ṭ i` īna 8 wa qālat imra`atu fir‘auna qurratu ‘aynin l ī wa laka la taqtulūhu ‘asā `an yanfa’anā `au nattakhi ẓ ah ū waladan wa hum lā yasy’urūna 9 ‘Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentaranya adalah orang- orang yang bersalah 8 Dan berkatalah isteri Firaun: Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. janganlah kamu membunuhnya, Mudah- mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedang mereka tiada menyadari.’9 Universitas Sumatera Utara

3.1.1.4 Nabi Musa as Bertemu Kembali dengan Ibunya atas Kehendak

Allah swt Pertemuan antara Nabi Musa as dengan ibunya berawal dari tidak adanya seorangpun yang bisa menyusui Musa kecil, karena ia tidak mau makan dan minum dari apa yang mereka berikan, hingga akhirnya ia dibawa ke pasar untuk mencari orang yang bisa menyusukannya. Ketika itu, kakak Nabi Musa as Musa kecil melihat hal tersebut, ia segera menunjukkan orang yang bisa menyusukannya, yaitu ibunya sendiri, namun mereka tidak mengetahuinya. Maha suci Allah swt, sesungguhnya Allah swt tidak pernah menyalahi janji-janji-Nya. Kisah di atas sesuai dengan Firman Allah swt dalam lanjutan surat Al- Qashash ayat 10-13:                                                                   Wa a ș ba ḥ a fu` ādu `ummi mūsā fārigan `in kādat latubdī bihī lau lā `an raba ṭ n ā ’alā qalbihā li takūna min al-mu`minīna 10 wa qālat li `ukhtihī qu șș īhi fa ba ș urat bih ī ‘an junubin wa hum lā yasy’urūna11 wa ḥ arramn ā ‘alaihi al-marā ḍ i’a min qablu fa q ālat hal `adullukum ‘alā `ahli baitin yakful ūnahū lakum wa hum lahū nā ș i ḥ ūna 12 fa radadnāhu `ilā `ummihi kai taqarra ‘ainuh ā wa la ta ḥ zana wa li ta’lama `anna wa’da All āhi ḥ aqqun wa l ākinna ak ara hum lā ya’lamūna 13 ‘Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya kepada janji Allah.10 Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: Ikutilah dia Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.11 Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada Universitas Sumatera Utara perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; Maka berkatalah saudara Musa: Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya? 12 Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.’13 Al-Marghubi 2009:389 menjelaskan bahwa ibu Nabi Musa as bersama suami dan anak-anaknya tinggal di kerajaan Fir‘aun, mereka diberikan fasilitas dan pelayanan yang baik, hingga akhirnya Nabi Musa as Musa kecil pun kembali berkumpul dengan keluarganya dan hidup bahagia.

3.1.1.5 Nabi Musa as Beranjak Dewasa