fa l ā ‘udwāna ‘alayya wa Allahu ‘alā mā naqūlu wakīlun 28 ‘Salah
seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 26 Berkatalah Dia Syuaib: Sesungguhnya aku
bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.27 Dia Musa berkata: Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu
yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan.’28
Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Musa as tinggal di negeri Madyan untuk beberapa tahun bersama isterinya puteri Nab Syu’aib as.
3.1.1.9 Nabi Musa as Kembali ke Negeri Mesir
Kembalinya Nabi Musa as ke Mesir, menurut kebanyakan pendapat para ‘ulama karena rasa rindu kepada keluarganya. Nabi Musa as bermaksud
mengunjungi keluarganya di Mesir dengan penampilan yang tidak dikenali. Namun ketika di perjalanan Nabi Musa as melihat api yang menyala dari gunung
Ath-Thur, karena saat itu malam sangat gelap dan dingin sehingga Nabi Musa as ingin membuat api untuk isteri dan anak-anaknya dengan menggosok-gosokkan
batang kayu namun tidak bisa menyala. Disebutkan juga oleh sebagian `ulama bahwa Nabi Musa as dan keluarganya tersesat hingga ahkirnya ia melihat cahaya
terang seperti api dan berharap bisa mendapat petunjuk dari cahaya tersebut. Inilah awal dari kerasulan Nabi Musa as Al-Marghubi, 2009:402.
Firman Allah swt dalam surat Al-Qashash ayat 29:
Fa lamm ā qa
ḍ
ā mūsā al-ajala wa sāra bi `ahlihī `ānasa min jānibi al-
ṭ
ūri n
āran qāla li `ahlihi imku ū `innī `ānastu nāran la’allī `ātīkum minhā bi khabarin `au ja
żwatin min al-nāri la’allakum ta
șṭ
al ūna ‘Maka tatkala
Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada
Universitas Sumatera Utara
keluarganya: Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah- mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu
atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan.” Dalam surat An-Naml ayat 7 juga disebutkan:
I ż qāla mūsā li ahlihī `innī `ānastu nāran sa`ātīkum minhā bi khabarin
`au ` ātīkum bisyihābin qabasin la’allakum ta
șṭ
al ūna ‘Ingatlah ketika
Musa berkata kepada keluarganya: Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepadamu khabar daripadanya, atau aku membawa
kepadamu suluh api supaya kamu dapat berdiang menghangatkan diri dengan perapian.
Begitu juga diterangkan dalam surat Thaha ayat 9-10:
Wa hal at āka
ḥ
ad ī u mūsā iż ra`ā nāran fa qāla li ahlihi imku ū `inni
` ānastu nāran la’allī `ātīkum minhā bi qabasin `au `ajidu ‘ala al-nāri
hudan “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 9. Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: Tinggallah kamu
disini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat
petunjuk di tempat api itu.10
Ayat-ayat dari beberapa surat di atas menjelaskan bahwa ketika Nabi Musa as akan kembali ke kampung halamannya di Mesir, ia tersesat di malam hari yang
gelap dan ia tidak tahu harus berjalan ke arah mana, hingga ia melihat cahaya seperti api.
3.1.1.10 Allah swt Berbicara dengan Nabi Musa as