Hukuman Terhadap Fir’aun dan Pengikutnya karena Keingkaran Mereka

50 wa n āda fir’aunu fi qaumihī qāla yā qaumi `alaisa li mulku misra wa h āzihi al-anhāru tajrī min tahtī `afalā tubsirūna 51 am ana khairun min h āżā al-lażī huwa muhīnun wa lā yakādu yubīnu 52 fa laulā `ulqiya ‘alaihi `aswiratun min żahabin `au jā`a ma’ahū al-malā`ikatu muqtarinīna 53 fa istakhaffa qaumah ū fa `a ṭ ā’ūhu `innahum kānū qauman fāsiqīna 54 ‘Dan sesunguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata: Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru sekalian alam.46 Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya.47 Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali ke jalan yang benar.48 Dan mereka berkata: Hai ahli sihir, berdoalah kepada Tuhanmu untuk melepaskan kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu; sesungguhnya kami jika doamu dikabulkan benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.49 ‘Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri janjinya.50 Dan Firaun berseru kepada kaumnya seraya berkata: Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat nya?51 Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan perkataannya?52 Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?53 Maka Firaun mempengaruhi kaumnya dengan perkataan itu lalu mereka patuh kepadanya, karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.54’ Dari uraian beberapa surat di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Musa as mendapatkan dua buah mukjizat dari Allah swt, berupa 1 tongkat yang dapat berubah menjadi ular dan 2 tangan Nabi Musa as yang dapat mengeluarkan cahaya putih yang terang. Sedangkan Fir’aun merupakan sosok yang begitu sombong dan ingkar terhadap Allah swt, meskipun ia telah ditunjukkan bukti- bukti yang nyata kepadanya berupa dua buah mukjizat yant diterima oleh Nabi Musa as. Ia tetap mengakui dirinya sebagai tuhan dan ingin membunuh Nabi Musa as karena takut Nabi Musa as akan mempengaruhi semua pengikutnya.

3.1.1.15 Hukuman Terhadap Fir’aun dan Pengikutnya karena Keingkaran Mereka

Hukuman yang diberikan Allah swt kepada Fir‘aun dan para pangikutnya karena keingkaran dan kedurhakaan mereka diceritakan dalam Al-Quran, yakni pada surat Al-A’raaf ayat 130-135: Universitas Sumatera Utara                                                                                                    Wa laqad `akha żnā `āla fir’auna bi al-sinīna wa naqsin min al- amarāti la’allahum ya żżakkarūna 130 fa `iżā jā`athum al- ḥ asanatu q ālū lanā ha żihi wa `in tu ș ibhum sayyi`atun ya ṭṭ ayyar ū bi mūsa wa man ma’ahū `alā `inna m ā ṭ ā`irahum ‘inda allāhi wa lākinna ak arahum la ya’lamūna 131 wa q ālū mahmā ta`tinā bihi min `āyatin litas ḥ aran ā bihā fa mā na ḥ nu laka bi mu`min īna 132 fa arsalā ‘alaihim al- ṭ ūfāna wa al-jarāda wa al-qummala wa al- ḍ af ādi’a wa al-dama `āyātin mufa șș al ātin fa istakbar ū wa kānū qauman mujrimīna 133 wa lammā waqa’a ‘alaihim al-rijzu q ālū ya mūsā `ud’u lanā rabbaka bimā ‘ahida ‘indaka la`in kasyafta ‘ann ā al-rijza la nu’minanna laka wa la nursilanna ma’aka bani isr ā`īla 134 fa lammā kasyafnā ‘anhum al-rijza `ila `ajalin hum b āligūhu `iżā hum yanku una 135 ‘Dan sesungguhnya Kami telah menghukum Firaun dan kaumnya dengan mendatangkan musim Universitas Sumatera Utara kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran.130 Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: Itu adalah karena usaha kami. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.131 Mereka berkata: Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.132 Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa 133 Dan ketika mereka ditimpa azab yang telah diterangkan itu merekapun berkata: Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan perantaraan kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.134 Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya.135’ Ayat di atas menjelaskan bahwa setelah Nabi Musa as berhasil mengalahkan ahli-ahli sihir Fir‘aun, akhirnya merekapun beriman kepada Allah swt dan mengakui kerasulan Nabi Musa as, tetapi Fir‘aun dan para pengikutnya tetap ingkar dan tidak mau mengakui Allah swt sebagai Tuhan, maka Allah swt menghukum mereka dengan berbagai macam cobaan secara terus menerus baik musim kemarau yang panjang maupun musim paceklik, ditambah dengan, taufan air wabah penyakit, belalang serangga yang menyerang tanaman pertanian, kutu binatang kecil berwarna hitam yang memasuki rumah-rumah dan tempat tidur, katak kodok yang berjatuhan dalam makanan dan minuman, dan darah air yang telah terkontaminasi dengan darah. Al-Magrhubi, 2009:457-458

3.1.1.16 Mukjizat Nabi Musa as dengan Terbelahnya Lautan dan