Asesmen bagi Siswa Tunanetra Low Vision Program Pendidikan Individual bagi Siswa Tunanetra Low Vision Pelaksanaan Pembelajaran bagi Siswa Tunanetra Low Vision

95

D. Pembahasan

1. Asesmen bagi Siswa Tunanetra Low Vision

Berdasarkan hasil temuan, diketahui bahwa guru telah bekerja sama dengan Rumah Sakit YAP untuk meneliti kecacatan mata ABL. Guru telah melakukan diagnosa karena ABL mengalami permasalahan dalam penglihatan. Mercer 2009: 88 menjelaskan bahwa salah satu fungsi asesmen untuk mendiagnosa, adalah pengumpulan data yang memungkinkan professional untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki hambatan belajar dan mendiagnosa kebutuhan khusus yang diperlukan siswa. Hasil dari asesmen belum digunakan oleh guru untuk menentukan langkah-langkah yang diperlakukan selanjutnya. Guru tidak secara rinci menentukan rumusan dari tujuan asesmen. Guru juga tidak menerapkan hasil asesmen ke dalam langkah pengyusunan program pendidikan individual. Temuan ini belum sejalan dengan pendapat Budiyanto 2005: 130 yang menyatakan bahwa fungsi asesmen adalah perencanaan pembelajaran, pada tahap ini asesmen bertujuan untuk keperluan penyusunan program pendidikan individual. Dengan demikian guru belum melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dan masih melakukan pembelajaran seperti biasa tanpa ada perbedaan dengan siswa yang lainnya.

2. Program Pendidikan Individual bagi Siswa Tunanetra Low Vision

Berdasarkan hasil temuan, program pendidikan individual bagi siswa tunanetra low vision belum disusun oleh guru kelas. Walaupun SD tersebut 96 ditetapkan sebagai SD inklusi, guru belum membuat program pendidikan individual. Baik guru kelas maupun guru pendamping khusus. Sebaiknya guru membuat program pendidikan individual untuk siswa tunanetra low vision supaya siswa mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasannya.

3. Pelaksanaan Pembelajaran bagi Siswa Tunanetra Low Vision

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwaa siswa tunanetra low vision memperoleh pembelajaran yang sama dengan siswa lainnya. Tujuan pembelajaran, materi, metode, media, serta evaluasi pembelajarannya sama dengan siswa lainnya.Temuan ini menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah Bogor telah melaksanakan salah satu prinsip layanan pendidikan akomodatif. Akomodatif adalah perubahan yang dilakukan supaya siswa berkebutuhan khusus dapat belajar di ruang kelas biasa Heyden dan Pujaningsih, tanpa tahun Tujuan pembelajaran untuk siswa tunanetra low vision sama dengan siswa lainnya. Tidak ada tujuan khusus yang diperuntukkan kepada siswa tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa SD Muhammadiyah Bogor belum melaksanakan layanan individual yaitu prinsip pelayanan individual, adalah pemberian bantuan atau bimbingan kepada seorang anak sesuai dengan kemampuan mereka supaya dapat belajar dengan baik Munawir Yusuf halaman 119 Materi pembelajaran yang diberikan untuk siswa tunanetra low vision juga tidak ada bedanya dengan siswa lainnya. Cakupan materi yang 97 disampaikan oleh guru sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun. Temuan ini menunjukkan bahwa sekolah telah melaksanakan Undang-Undang No.29 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 36 ayat 2 yang menjelaskan bahwa “Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dan semua bentuk atau jenis penyelenggaraan pendidikan diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan potensi peserta didik. Materi dikembangkan sesuai dengan relevansi oleh semua satuan pendidikan.”. Guru tidak menyiapkan media khusus yang diperuntukkan kepada siswa tunanetra low vision. Media yang digunakan oleh guru digunakan secara klasikal oleh semua siswa. Namun guru sering menggunakan media tiruan dan media bersuara yang dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Evaluasi yang digunakan oleh guru terhadap siswa tunanetra low vision sama dengan siswa lainnya. Evaluasi telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang telah disampaikan. Temuan ini sejalan dengan pendapat Tarmansyah 2007: 200 yang menyatakan bahwa evaluasi adalah sebagai umpan balik bagi siswa dan mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. Standar kelulusan siswa tunanetra low vision sama dengan siswa lainnya dengan Kriteria Ketentuan Minimal regular yang sama.

4. Prinsip-Prinsip Layanan bagi Siswa Tunanetra Low Vision