34 pupil progress. Sedangkan menurut Sumardi dan Sunaryo dalam
Nani Triani 2012: 9 tujuan asesmen adalah sebagai berikut. a.
Memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi saat ini.
b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan
dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta
daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak. c.
Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan monitor
kemampuannya. Dari pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa tujuan
asesmen adalah mengumpulkan informasi yang akurat, kemudian mengetahui profil anak secara utuh yang akan dijadikan pedoman
dalam menentukan layanan yang sesuai. Hasil informasi yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis guna menentukan tujuan dan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.
b. Program Pengajaran Individual
Marlina 2007: 154 mengatakan bahawa program pengajaran individual atau PPI merupakan suatu program yang dibangun melalui
proses konsultasi , kolaborasi antara guru kelas, guru pendidik khusus, orang tua dan para ahli yang relevan, seperti psikolog, ahli patologi,
bicara, fisioterapis, dan sebagainya. Mercer dan Mercer 1989: 22 mengemukakan bahwa program
pengajaran individual menunjuk pada suatu program pembelajaran di mana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi
dan motivasinya. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat
35 distegaskan bahwa program pengajaran individual adalah program
layanan yang diberikan kepada siswa untuk pembelajaran, yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing siswa.
Program pembelajaran individual diperuntukan bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai
dengan kebutuhannya. Dengan adanya proram pendidikan individual guru dapat mengatasi program pendidikan untuk anak normal ke
dalam program khusus yang sesuai dengan kebutuhan anak Parwoto, 2007: 49. Guru dituntut untuk dapat melakukan asesmen sehingga
hasil dari asesmen dapat digunakan untuk pembuatan dasar penyusunan Program Pendidikan Individual.
Program Pendidikan Individual harus dievaluasi kelayakannya oleh Tim Penilai Program Pendidikan Individual PPI sebelum
digunakan. Tim ini tersusun atas orang yang memiliki informasi yang disumbangkan dalam menyususun rancangan pendidikan yang
komprehensif, seperti guru khusus, guru regular, kepala sekolah, orang tua, dan spesialis lain serta mungkin anak yang bersangkutan
Mulyono Abdurahman, 2010:57
c. Pembelajaran bagi Siswa Tunanetra Low vision
Pembelajaran inklusi akan berhasil apabila bergantung pada komponen yang mendasarinya. Dalam system pembelajaran terdapat
komponen yang saling berinteraksi. Komponen tersebut adalah tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran,
metode atau
strategi pembelajaran, media dan evaluasi Wina Sanjaya, 2011:204
36 1
Tujuan pembelajaran Tujuan umum pendidikan inklusif adalah memberikan
pelayanan yang seluas- luasnya kepada semua anak khususnya anak-anak penyandang kebutuhan khusus Budiyanto, 2005: 159.
Tujuan siswa mengikuti kegiatan belajar di setting inklusif Tarmansyah, 2007: 111-112, yaitu:
a Berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa
banggapada diri sendii atas prestasi yang diperolehnya. b
Anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba memahami dan menerapkan pelajaran yang diperoleh
sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. c
Anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman- temannya, bersama guru yang berada di lingkungan
sekolah maupun masyarakat. d
Anak dapat belajar menerima adanya perbedaan, dan mampu beradaptasi dalam mengatasi perbedaan tersebut
sehingga secara keseluruhan anak menjadi kreatif dalam pembelajaran.
Dari pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa tujuan pendidikan inklusi bagi siswa adalah untuk meningkatkan rasa
percaya diri, meningkatkan kemandirian, dan interaksi sosial anak. Tujuan untuk guru dalam pelaksanaan pendidikan inklusif
Tarmansyah, 2007: 112, yaitu: a
Guru akan memperoleh kesempatan belajar dari cara mengajar dalam setting inklusi.
b Terampil dalam melakukan pembelajaran kepada peserta
didik yang memiliki latar belakang beragam. c
Mampu mengatasi berbagai macam tantangan dalam memberikan layanan kepada semua anak.
d Bersikap positif terhadap orang tua, masyarakat, dan anak
dalam situasi yang beragam. e
Mempunyai peluang
unntuk menggali
dan mengembangkan serta mengaplikasikan berbagai gagasan
baru melalui komunikasi dengan anak di lingkungan
37 sekolah maupun di lingkungan masyarakat secara pro
aktif, kreatif, dan kritis.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan pendidikan inklusif bagi guru adalah meningkatkan keterampilan dalam
pembelajaran dan meningkatkan kepedulian terhadap siswa, dan mengaplikasikan gagasan tau temuan baru.
2 Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu Wina
Sanjaya, 2010:141. Dengan demikian materi pembelajaran adalah isi dari suatu kurikulum yang mencakup standar kompetensi dan
kompetensi dasar dan harus dikuasai siswa. Materi pelajaran pada kelas inklusi sama dengan materi pembelajaran pada kelas lainnya
yaitu menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jadi materi yang diajarkan pada kelas inklusi tidak ada bedanya dengan
materi pembelajaran pada kelas lainnya. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
pasal 36 ayat 2 menjelaskan bahwa “Kurikulum pada semua
jenjang pendidikan dan semua bentuk atau jenis penyelenggaraan pendidikan diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan potensi peserta didik. Materi dikembangkan sesuai dengan relevansi oleh semua satuan pendidikan.”
38 Dengan
demikian dapat
ditegaskan bahwa
materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa tunanetra low vision
sama dengan materi siswa lainnya. 3
Metode atau strategi pembelajaran Metode adalah pendekatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran adalah strategi yang digunakan oleh guru agar siswa dapat lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran Arif
Rohman, 2009: 180. Jadi metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru supaya siswa dapat lebih mudah mengerti
materi pelajaran yang disampaikan. Metode pembelajaran adalah cara yang praktis yang dipakai
pendidik untuk menyampaikan materi pendidikan secara efektif dan efisien agar diterima oleh peserta didik Arif Rohman, 2009:
180. Jadi metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi terhadap siswa. Dengan
demikian metode pembelajaran hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran siswa tunanetra low vision adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, investigasi, dsb. Dalam kegiatan pembelajaran guru
dapat menggunakan satu metode atau lebih. 4
Media pembelajaran Media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang
membantu pembelajaran. Media bukan hanya alat perantara seperti
39 TV, radio,slide, bahan cetakan tetapi meliputi orang sebagai
sumber belajar atau juga kegiatan semacam diskusi, seminar, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan Wina Sanjaya, 2010:2005.
Media di sekolah inklusi hendaknya mudah dioperasikan sesuai kebutuhan siswa. Untuk siswa tunanetra low vision, media
hendaknya dibuat sedikit lebih besar dan menggunakan benda yang kongkrit. Guru harus bisa memahami kebutuhan siswanya. Siswa
tunanetra low vision sangatlah terbantu pembelajarannya apabila guru sering menggunakan media yang sesuai.
5 Evaluasi pembelajaran
Tujuan dengan adanya evaluasi adalah menentukan tingkat ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Dalam pendidikan inklusif, evaluasi merupakan kegiatan tindak lanjut dari perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan inklusi Tarmansyah, 2007: 2000. Evaluasi dalam pembelajaran inklusi pada dasarnya sama
dengan sekolah pada umumnya. Evaluasi dapat digunakan untuk menentukan efektivitas kinerja dan memberikan informasi untuk
perbaikan kurikulum. Fungsi evaluasi menurut Tarmansyah, 2007: 200 yaitu:
a Sebagai umpan balik bagi siswa
40 b
Mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
c Memberikan
informasi untuk
mengembangkan kurikulum.
d informasi dari evaluasi dapat digunakan oleh siswa
secara individual dalam mengambil keputusan. e
Penegmbanagan kurikulum terutama dalam menentukan kejelasan kejelasan tujuan khusus yang akan dicapai
f Sebagai umpan balik untuk semua pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan di sekolah. Dari pendapat ahli tersebut dapat ditegaskan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa. Jika hasil evaluasi
menunjukkan siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka siswa dapat belajar materi selanjutnya. Namun apabila siswa
belum mencapai criteria ketuntasan minimal, siswa harus mengulang materi pelajaran.
d. Prinsip- Prinsip Layanan Siswa Tunanetra Low Vision