Asesmen bagi Siswa Tunanetra Low Vision

59

1. Asesmen bagi Siswa Tunanetra Low Vision

ABL adalah siswa yang mengalami kecacatan mata sejak pertama kali masuk di SD Muhammadiyah Bogor sejak lima tahun yang lalu. Kondisi matanya yang cacat telah terindikasi ketika dia berumur beberapa bulan setelah dilahirkan. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh kedua orang tuanya untuk mengobati kecacatan pada matanya. Pada saat pertama kali masuk sekolah kelas satu, SD Muhammadiyah Bogor belum ditetapkan sebagai sekolah inklusi oleh dinas setempat. Tidak ada asesmen maupun program yang dikhususkan untuk ABL. Ketika ABL kelas satu sampai dengan kelas tiga, ABL sering menggunakan kacamata tebal yang diperoleh saat dia mengobati matanya. Namun kacamata itu tidak dapat memberikan perubahan bagi penglihatan ABL. Oleh sebab itu ABL memilih untuk tidak menggunakan kacamata lagi sejak kelas empat sampai kelas lima ini. Pada saat ABL kelas empat semester dua, SD Muhammadiyah Bogor ditetapkan sebagai sekolah inklusi, karena mempunyai siswa yang memiliki kebutuhan khusus yaitu ABL. Dengan demikian, dilakukan asesmen untuk ABL melalui sekolah oleh Rumah Sakit YAP Yogyakarta. Dari hasil asesmen yang dilakukan, ABL terindikasi mengalami tunanetra low vision. Bukti asesmen yang dilakukan oleh Rumah Sakit YAP dijadikan dokumen sebagai arsip bahwa di SD Muhammadiyah Bogor terdapat siswa berkbutuhan khusus. Hasil asesmen seharusnya dapat digunakan dalam menentukan langkah dalam melayani ABL. Namun di SD Muhammadiyah Bogor 60 belum melaksanakan tindakan khusus yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan ABL. ABL masih diperlakukan seperti siswa normal lainnya. Hanya ada beberapa hal yang diperhatikan seperti penempatan tempat duduk dan beberapa kali memperbesar tulisan. Untuk hal yang lebih spesifik seperti program pengajaran individual serta penanganan yang lebih serius lagi belum dilakukan. Sehingga belum ada tindak lanjut dari hasil asesmen.

2. Program Pendidikan Individual bagi Siswa Tunanetra Low Vision