Kerangka Pikir Pertanyaan Penelitian

42 5 Metode pengajaran bagi low vision hampir mirip dengan anak normal apada umumnya. Perbedaannya adalah pada penekanan kegiatannya yang bisa memberikan motivasi bagi anak low vision. 6 Penyesuaian ruang kelas hendaknya tidak berubah, agar memudahkan anak low vision untuk bergerak. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan layanan pendidikan bagi anak low vision hendaknya memperhatikan kelemahan dan keterbatasan mereka, kemudian menggunakan strategi sesuai dengan kebutuhan dan kelemahan siswa low vision untuk melayani. Pendapat di atas menunjukkan bahwa anak tunanetra low vision memiliki keterbatasan penglihatan, sehingga dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip ukuran huruf, prinsip obyek real, prinsip cahayapenenrangan, prinsip warna, prinsip penyesuaian tempat, prinsip suara, dan prinsip metode pemgajaran. Berdasarkan pendapat ahli dan penjabaran di atas tentang layanan pendidikan anak low vision, maka penulis menggunakan prinsip yang ada pada layanan pendidikan sebagai indikator untuk mengembangkan instrumen penelitian.

C. Kerangka Pikir

Tunanetra low vision adalah suatu kondisi kecacatan pada mata yang menyebabkan penderita tidak dapat menggunakan penglihatannya secara maksimal. Siswa yang mengalami tunanetra low vision berbeda dengan siwa normal pada umumnya. Siswa tunanetra low vision memerlukan perlakuan khusus saat mengikuti pembelajaran. Layanan belajar yang diberikan kepada 43 siswa tunanetra low vision harus disesuaikan kondisi dan kebutuhan siswa tersebut. Layanan yang diberikan untuk siswa tunanetra low vision adalah asesmen, program pendidikan individual, proses pembelajarannya, dan prinsip layanan dalam pembelajarannya. Pembelajaran yang diterapkan bagi anak tunanetra low vision hendaknya menerapkan prinsip-prisip khusus supaya siswa tuanetra low vision dapat terlayani dengan baik. Berikut gambar kerangka pikir dalam penelitian ini; Gambar 1. Skema Kerangka berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana asesmen bagi siswa tunanetra low visison kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? 2. Bagaimana program pendidikan individual bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? siswa tunanetra low vision mempunyai karakteristik berbeda siswa tunanetra low vision mempunyai keterbatasan dalam mengikuti pembelajaran siswa low vision membutuhkan layanan individual yang sesuai kondisi, kebutuhan, dan keterbatasannya dengan menerapkan prinsip pembelajaran terhadap siswa tunanetra low vision siswa dapat terlayani sesuai kondisinya dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pelaksanaan pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision yang terdiri dari komponen pembelajaran. 44 3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor, yang terdiri atas: a. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? b. Bagaimana ketuntasan materi pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? c. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? d. Bagaimana efektivitas media pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? e. Bagaimana proses dan hasil evaluasi pembelajaran bagi siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? 4. Bagaimana keterlaksanaan prinsip pembelajaran dalam layanan pendidikan siswa tunanetra low vision kelas V di SD Muhammadiyah Bogor? 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Peneleitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah Sugiyono, 2015: 15. Metode pendekatan kualitatif ini digunakan dengan maksud mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna dari sesuatu yang diteliti. Jika digolongkan berdasarkan tujuannya penelitian ini sebagai penelitian deskriptisf. Suharsimi Arikunto 2007: 234 berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala, ataupun keadaan. Penggunaan metode kualitatif ini diharapkan mampu menghasilkan data yang bersifat deskriptif untuk mengetahui layanan pendidikan bagi siswa tunanetra low vision kelas V SD Muhammadiyah Bogor. Dalam penelitian ini siswa tidak mendapatkan perlakuan dari peneliti. Peneliti hanya mengamati dan mengumpulkan informasi tentang prinsip yang digunakan oleh guru dalam melayani siswa tunanetra low vision melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Bogor II yang beralamat di Bogor II, Playen, Playen, Gunungkidul. Untuk lebih khususnya penelitian