Siklus II 1 Tahap Perencanaan

80

b. Siklus II 1 Tahap Perencanaan

a Menyususun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru berdiskusi dalam penyususnan RPP yang akan dilakukan pada siklus II. RPP berisi tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Koperatif tipe NHT dan kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Dalam RPP yang telah dibuat terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu Standar Kompetensi: 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar: 6.4 Mengurangkan pecahan b Membuat lembar observasi Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi partisipasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. c Menyiapakan sarana dan media yang digunakan Peneliti membuat media gambar pecahan untuk mempermudah dalam menjelaskan materi pada siswa. d Membuat Lembar Kerja Siswa LKS Guru dan peneliti membuat lembar kerja siswa yang digunakan saat proses diskusi kelompok. e Menyusun soal tes pemahaman test siklus II Soal tes siklus digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe 81 NHT. Soal ini diberikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 dijumlah dan dibagi dua sehingga menjadi nilai akhir pada siklus II. Jadi pada siklus II siswa melakukan tes setelah siklus sebanyak dua kali.Soal Terlampir pada lampiran hal 138 f Menentukan pembagian kelompok dalam kelas Membentuk kelompok yang baru sesuai dengan karakteristik siswa namun pembentukan kelompok tetap secara heterogen kemapuan akademik dan jenis kelamin. 2 Tahap Tindakan Tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan selama dua kali pertemuan masing-masing pertemuan terdiri dari 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Materi pada pertemuan 1 tentang operasi pengurangan dua dan tiga pecahan berpenyebut sama sedangkan materi pada pertemuan ke 2 yaitu tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama serta pemecahan masalah sehari-hari yang melibatkan pengurangan pecahan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 dam 2 dideskripsikan sebagai berikut: a Pertemuan 1 2x35 Menit Pertemuan 1 Siklus II dilakukan pada hari Rabu, tanggal 1 Maret 2017. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran yang 82 dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas pada pertemuan 1 siklus II adalah sebagai berikut: 1 Kegiatan Awal Kegitan awal pembelajaran di mulai dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru melakukan presensi serta menanyakan kabar siswa. Siswa diajak untuk melakukan ice breaking “marina menari di atas menara”. Semua siswa mengikuti gerakan marina menari di atas menara dengan penuh semangat. Guru mengapresiasi semua siswa dengan tepuk hebat. Setelah siswa diberikan motivasi awal pembelajaran, siswa diberikan apersepsi dengan bertanya “siapa yang tadi pagi sarapan dengan roti? Lalu guru mencontohkan ilustrasi dengan nama siswa FA. “FA jika tadi pagi sarapan dengan roti 4 3 bagian lalu adik FA meminta roti sebesar 4 1 bagian. Maka roti FA bertambah atau berkurang?” Apersepsi tersebut lalu dikaitkan dengan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut yaitu mengenai pengurangan pada pecahan. Guru kemudian menjelaskan menganai model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlagsung. 3 Kegiatan inti Kegiatan inti dimulai dengan meminta siswa untuk membuka buku paket siswa mengenai materi pengurangan pecahan. Dengan tenang siswa melaksanakan perintah guru. Selanjutnya siswa ditunjukkan contoh soal pengurangan pecahan 83 5 2 - 5 1 = . . . . menggunakan media kertas manila yang telah disediakan sebelumnya. Guru mempraktekkan penjumalahn tersebut dengan kertas lalu mengarsir bagian kertas tersebut sebesar 5 2 bagian dan karena contoh yang diberikan pecahan tersebut dikurangi 5 1 lalu arsiran yang telah diarsir dua bagian tadi dipotong satu bagian maka hasil dari 5 2 - 5 1 = 5 1 Selanjutnya siswa diberikan contoh yang lain yaitu 5 4 - 5 2 = . .dengan meminta salah satu siswa untuk memperagakan dengan kertas di depan kelas. KV maju ke depan untuk mempergakan pecahan tersebut dengan kertas yang sudah disediakan guru dan siswa yang lain memperhatikan, namun jawaban yang diperagakan KV ternyata kurang benar sehingga guru meminta siswa yang lain untuk mencobanya lagi, siswa BA mencoba mengerjakan di depan dan jawabannya pun benar. Siswa BA dan KV diberikan apresiasi dengan tepuk hebat karena telah berani maju ke depan kelas walaupun jawaban ada yang salah. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok A, B dan C .Daftar Kelompok Terlampir pada lampiran hal 126. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa yang diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian kelompok tersebut sudah ditentukan sebelumnya dengan membagi siswa secara heterogen prestasi akademik dan jenis kelamin. Guru juga sudah menentukan nomor berapa yang akan siswa terima. Pada siklus II ini, pembentukan kelompok diubah, hal tersebut 84 dilakukan agar siswa dapat membaur dan dapat bekerjasama dengan siswa yang lain. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk mereka diskusikan secara bersama-sama. Proses berdiskusi berlangsung selama 10 menit. Tidak lupa guru memastikan pada setiap siswa untuk mengetahui jawabannya. Setelah lembar kerja dibagikan, siswa diminta untuk langsung mengerjakan secara berkelompok agar waktu yang digunakan pada proses diskusi berlangsung tepat 10 menit tidak molor seperti waktu siklus I. Seluruh siswa langsung berdiskusi dengan teman kelompoknya. Setelah proses diskusi selesai, guru memanggil salah satu nomor pada setiap kelompok dengan mengacungkan jari untuk mengerjakan hasi diskusi mereka di papan tulis. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil jawaban temannya. Pemanggilan nomor dilakukan secara acak agar siswa tidak mengetahui nomor berapa yang akan dipanggil selanjutnya. Pada saat itu, guru memanggil nomor 1 lalu siswa yang mendapatkan nomor 1 pada setiap kelompok mengacungkan jarinya. Disini konsentrasi siswa sudah baik, siswa yang mendapatkan nomor 1 langsung mengacungkan jarinya. Nomor 1 kelompok C yaitu SSN diminta untuk mengerjakan soal nomor satu di papan tulis, siswa nomor 1 dari kelompok A dan B diminta untuk mengamati apakah jawaban siswa SSN benar atau salah. Pemanggilan nomor dilakukan hingga soal terakhir. Setelah selesai pembahasan soal, kelompok yang terbaik diberikan reward dengan tepuk hebat. 85 3 Kegiatan penutup Siswa menyimpulkan isi pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa dibagikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu. Tidak lupa guru juga meminta siswa untuk belajar mengenai materi yang akan mereka pealajari selanjutnya. Ketua kelas mempin doa untuk menutup pembelajaran. Guru menutup pelajaran dengan salam. b Pertemuan 2 2x 35 menit Pertemuan 2 Siklus II dilakukan pada hari Kamis, tanggal 2 Maret 2017. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas pada pertemuan 2 siklus II adalah sebagai berikut: 1Kegiatan Awal Kegitan awal pembelajaran di mulai dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru melakukan presensi serta menanyakan kabar siswa. Kegiatan selanjutnya siswa diajak untuk tepuk semangat agar lebih berkonsentrasi lagi. Guru melakukan apersepsi pada siswa dengan memberikan sebuah cerita dengan mengingat kembeli cerita yang pernah guru berikan mengenai cerita maslah tanah Pak Bambang pada pertemuan sebelumnya. Apersepsi tersebut lalu dikaitkan dengan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut yaitu masalah yang berkaitan dengan pengurangan pecahan. Guru kemudian menjelaskan 86 mengenai model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. 2 Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, pertama siswa diminta untuk membuka buku paket dan membaca materi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Namun sebelum masuk pada materi mengenai masalah yang berkaitan dengan pengurangan pecahan, siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai materi operasi campuan penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Guru memberikan contoh 12 4 + 12 5 - 12 2 = . . . soal tersebut terdapat dua operasi yaitu penjumlahan dan pengurangan. Maka guru menuliskan kesimpulan bahwa penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat, maka operasi yang lebih depan di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu. Salah satu siswa diminta untuk membaca kesimpulan tersebut dengan keras agar seluruh siswa mendengarkandan dapat memahaminya. Siswa diberikan soal lagi yang berkaitan dengan operasi campuran pada pecahan yang dikerjakan di papan tulis. Siswa yang sudah berani maju mengerjakan soal diberikan apresiasi dengan “Tepuk Hebat”. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok A, B dan C .Daftar Kelompok Terlampir pada lampiran hal 126. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa yang diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian kelompok tersebut sudah ditentukan sebelumnya dengan membagi siswa secara heterogen kemampuan akademik dan jenis kelamin. Guru sudah menentukan nomor berapa yang akan 87 siswa terima. Pembagian kelompok masih sama seperti pertemuan pertama pada siklus II. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk mereka diskusikan secara bersama-sama. Diskusi kelompok berlangsung selama 10 menit. Tidak lupa guru memastikan pada setiap siswa untuk mengetahui jawabannya. Proses diskusi sudah dilakukan siswa secara berkelompok, seluruh siswa sudah terlibat dan berpartispasi aktif dalam kelompoknya, siswa sudah mulai terbiasa dengan teman kelompoknya dan sudah tidak dikerjakan secara individu. Setelah proses diskusi selesai, salah satu nomor pada setiap kelompok dipanggil dan mengacungkan jari untuk mengerjakan hasi diskusi mereka di papan tulis. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil jawaban temannya. Guru memanggil nomor secara acak agar siswa tidak mengetahui nomor berapa yang akan guru panggil selanjutnya. Untuk mempercepat waktu, saat pemanggilan nomor guru memanggil nomor 3 dan 4 dari kelompok B dan C. Mereka berdua mengerjakan soal nomor 1 dan 2 secara bersama-sama di papan tulis yang nantinya akan dibahas secara-bersama-sama. Pemanggilan nomor dilakukan guru hingga soal terakhir. Setelah selesai pembahasan soal, guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik dengan tepuk hebat. 3 Kegiatan penutup Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dibahas selama proses pembelajaran berlangsung. Guru menyimpulkan isi pembelajaran dan memberikan soal evaluasi pada siswa yang dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan soal evalusi 88 dengan tenang. Guru dan siswa berdoa dengan dipimpin oleh salah satu siswa. Guru menutup pelajaran dengan salam. Berdasarkan pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II hasil nilai individu siswa dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 13. Nilai Individu Siswa Siklus II No. Inisial Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nilai Rata-rata Siklus I 1 MD 87,5 100 93,75 2 BA 100 100 100 3 DP 75 80 77,5 4 DR 87,5 100 93,75 5 FDH 100 100 100 6 IMN 75 100 87,5 7 IRN 87,5 100 93,75 8 KV 87,5 60 73,75 9 KJ 87,5 100 93,75 10 NAP 100 100 100 11 FA 100 80 90 12 SSN 87,5 100 93,75 13 ZH 100 100 100 14 AEP 62,5 100 81,25 15 LDR 87,5 100 93,75 Jumlah 1372,5 Rata-rata 91,47 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 73,75 Jumlah Siswa yang telah Mencapai KKM Nilai ≥72 15 Persentase Siswa yang telah Mencapai KKM 100,00 Jumlah Siswa yang belum Mencapai KKM Nilai ≤72 Persentase Siswa yang belum Mencapai KKM 0,00 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 siswa kelas IV SD N Nomporejo nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 73,75. Nilai rata-rata siswa sebesar 91,47. Hasil belajar siswa 89 pada siklus II jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 15 siswa dan sudah 100 siswa tuntas. Peningkatan hasil belajar siklus II sebesar 12,22 dari hasil kegiatan siklus I yaitu rata-rata hasil belajar pada kegiatan siklus I sebesar 79,25 meningkat pada kegiatan siklus II menjadi 91,47, seperti yang tertera pada diagram di bawah ini. Gambar 5. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Tes Siklus I dan Siklus II 90 Gambar 6. Diagram Ketuntasan Belajar Pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan tabel-tabel sebelumnya, ketuntasan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini Gambar 7. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus, siklus I dan siklus II 91 Berdasarkan diagram di atas, dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi pecahan di kelas IV SDN Nomporejo dengan meningkatnya persentase ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II. 3 Observasi Siklus II Observasi dilakukan dengan bantuan guru kelas IV dan 1 orang observer untuk mengamati keterlaksanaan RPP yang dilakukan peneliti dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berlangsung. a Data hasil observasi partisipasi siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Observasi ini dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Proses pemberian nilai sudah sesuai dengan rubrik pedoman pada indikator yang telah dibuat. Antusias dan perhatian siswa selama proses pembelajaran sudah baik, hal ini siswa sudah mulai terbiasadengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Seluruh siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru tidak lagi siswa pintar yang mendominasi jawaban yang disampaikan. Saat pembagian kelompok, siswa sudah bisa menerima siapa teman kelompoknya dan sudah nyaman dengan anggota kelompoknya, siswa juga sudah berdiskusi memecahkan masalah dalam lembar kerja dengan bekerja sama. Siswa yang sudah paham mengenai masalah yang didiskusikan lalu mengajari siswa lain yang belum paham. Disni siswa juga saling menghargai pendapat teman yang lain. 92 Kegiatan selanjutnya adalah pemanggilan nomor, saat pemanggilan nomor siswa sudah lebih berkonsentrasi mendengarkan panggilan nomor yang diucapkan guru. Jika nomor yang siswa kenakan dipanggil oleh guru maka merak langsung mengacungkan jari siap untuk mengerjakan soal di depan yang nantinya akan dibahas bersama-sama. Pada saat pembahasan soal, siswa yang awalnya kurang berani menyampaikan pendapat dan bertanya dibimbing guru agar lebih berani menyampaikan pendapatnya. b Data hasil observasi aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Hasil observasi aktifitas dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut Seluruh aspek dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah dilaksanakan dengan baik. Dari awal pembelajaran guru telah menyapaikan tujuan kepada siswa serta menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan sehingga siswa mengetahui aturan selama proses pembalajaran berlangsung. Saat proses penjelasan pun guru sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Saat penjelasan materi guru juga sudah menjelaskan materi secara runtut dari mudah ke sulit serta dari kongkret ke abstrak sehingga mempermudah siswa dalam pemahaman materi. Selama proses pembelajaran, guru dan siswa terjalin komunikasi yang baik serta guru sudah dianggap teman oleh siswa. Jika ada siswa 93 yang berani mengerjakan soal di papan tulis guru selalu memberikan apresiasi dengan tepuk hebat. Proses diskusi diberikan waktu selam 10 menit, guru memberikan batasan waktu yang tegas agar waktu yang digunakan saat diskusi berlangsung tidak memakan waktu lama yang mengakibatkan waktu pelajaran berkurang. Guru juga tidak lupa selalu mengingatkan siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan lembar kerja yang nantinya akan mempunyai tanggung jawab secara individu saat proses pembahasan soal. Pada waktu pemanggilan nomor, guru melakukanya secara acak agar siswa tidak mengetahui jika nomor mereka akan dipanggil. Guru memenggil nomor dengan suara keras agar terdengar oleh seluruh siswa. Setelah seluruh soal dibahas, guru membimbing siswa dalam menyimpulkan isi pembelajaran. Tidak lupa guru juga memberikan reward kepada kelompok yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar dan tepat waktu serta memberikan motivasi pada kelompok yang masih kurang selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II di atas pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat disajikan dalam tabel berikut. 94 Tabel14.Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif tipe NHT SiklusII No Inisial Siklus II Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. MD 76,19 90,47 83,33 2. BA 76,19 90,47 83,33 3. DP 71,43 85,71 78,57 4. DR 80,95 90,47 85,71 5. FDH 80,95 90,47 85,71 6. IMN 90,47 95,24 92,85 7. IRN 90,47 90,47 90,47 8. KV 80,95 100 90,47 9. KJ 95,24 85,71 90,47 10. NAP 90,47 100 95,23 11. FA 76,19 90,47 83,33 12. SSN 80,95 95,24 88,09 13. ZH 95,24 100 97,62 14. AEP 76,19 95,24 85,71 15. LDR 85,71 90,47 88,09 Jumlah 1318,98 Rata-rata 87,93 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata dari hasil observasi partisipasi siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu sebesar 87,93. Data di atas menunjukkan proses pelaksanaan pembelajaran pada materi penjumlahan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah memperoleh rata-rata di atas 80 dan masuk pada kategori sangat baik. Rata-rata partisipasi siswa pada siklus I sebesar 67,30 dan rata-rata pada siklus II sebesar 87,93. Rata-rata peningkatan partisipasi siswa dari siklus I dan siklus II dapat dilihat dari diagram di bawah ini. 95 Gambar 8. Diagram Hasil Observasi Partisipasi Siswa Hasil belajar siswa pada siklus II yang diperoleh dari nilai post-tes pada pertemuan 1 dan 2 yang selanjutnya nilai tersebut di rata-rata untuk mendapatkan hasil persentase ketuntasan pada siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 15. Hasil Rekapitulasi Nilai pada Siklus II Nilai Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase Nilai ≥ 72 sudah mencapai KKM 15 100 Nilai ≤ 72 belum mencapai KKM - - Jumlah Siswa 15 100 Rata-rata Kelas 91,47 4 Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil refleksi, hampir semua langkah yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP telah dilakukan dengan maksimal. Pada siklus II, permasalahan kendala yang muncul pada siklus I dapat diatasi. Hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil post-tes siklus II mengalami 96 peningkatan dari siklus I. Rata-rata nilai matematika materi penjumalahn dan pengurangan pada pecahan sudah mencapai 91,47 lebih besar dari KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 72. Jumlah siswa yang mendapatkan ketuntasan adalah 15 siswa yaitu sebesar 100 dari se;uruh siswa kelas IV SD N Nomporejo serta telah melebihi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti yaitu 90 siswa mencapai KKM 72. Pada partisipasi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu rata-rata partisipasi siswa di siklus I sebesar 67,301 meningkat di siklus II sebesar 87,932, serta telah lebih dari indikator keberhasilan yang telah ditentukan presentase pratisipasi siswa mencapai 80. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil belajar dan hasil observasi partisipasi siswa, hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, penelitian cukup dilaksanakan sampai siklus II dan penelitian dapat dihentikan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian