Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

96 peningkatan dari siklus I. Rata-rata nilai matematika materi penjumalahn dan pengurangan pada pecahan sudah mencapai 91,47 lebih besar dari KKM yang telah ditentukan yaitu nilai 72. Jumlah siswa yang mendapatkan ketuntasan adalah 15 siswa yaitu sebesar 100 dari se;uruh siswa kelas IV SD N Nomporejo serta telah melebihi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti yaitu 90 siswa mencapai KKM 72. Pada partisipasi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu rata-rata partisipasi siswa di siklus I sebesar 67,301 meningkat di siklus II sebesar 87,932, serta telah lebih dari indikator keberhasilan yang telah ditentukan presentase pratisipasi siswa mencapai 80. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil belajar dan hasil observasi partisipasi siswa, hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, penelitian cukup dilaksanakan sampai siklus II dan penelitian dapat dihentikan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilakukan dalam beberapa siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil observasi partisipasi siswa berupa lembar observasi dan nilai hasil belajar siswa berupa nilai post-tes yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran yang di rata-rata sehingga mendapatkan hasil untuk nilai siklus I dan siklus II. 97 Hasil observasi partisipasi siswa pada siklus I masih terdapat hambatan yaitu siswa masih kurang nyaman dengan anggota kelompoknya dikarenakan siswa belum terbiasa saat pelajaran dilakukan proses diskusi kelompok. Saat proses diskusi masih terdapat siswa yang bekerja secara individu belum terjadi proses kerjasama antar siswa. Siswa masih kurang nyaman dengan teman kelompoknya. Hasil rata-rata observasi partisipasi siswa siklus I sebesar 67,301. Pada siklus II tahap-tahap yang dilakukan merupakan perbaikan pada siklus I sebelumnya. Hasil dari siklus II meningkat dari siklus I yaitu rata-rata sebesar 87,932. Pada siklus II, siswa sudah nyaman dengan anggota kelompoknya dan sudah ada proses diskusi kelompok, dalam proses diskusi tersebut terdapat sistem tutor sebaya dimana siswa yang sudah paham membantu siswa yang belum paham. Saat proses diskusi dilakukan secara bekerjasaama yang nantinya akan dipanggil nomor siswa oleh guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan meraka saat diskusi berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ngatini 2012: 153 bahwa model pembalajaran kooperatif tipe NHT mengajarkan siswa agar dapat bekerja sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan guru. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat jika nilai tes yang diperoleh dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar yang diperoleh bahwa nilai siswa kelas IV dari semua tindakan meningkat. Pada tes pra siklus, dari 15 siswa terdapat 12 siswa memperoleh nilai di bawah KKM dan hanya 3 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Presentase jumlah siswa yang tuntas hanya mencapai 20 sedangkan yang belum tuntas mencapai 80. Hasil 98 tes pada siklus I menunjukkan bahwa dari 15 siswa ada 7 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dan 8 siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 53,34 dan yang belum tuntas sebesar 46,66 dengan nilai rata-rata 79,25. Sedangkan hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa dari 15 siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM dengan persentase ketentusan sebesar 100. Jadi, peningkatan persentase siswa yang tuntas KKM dari siklus I ke siklus II yaitu dari 53,34 menjadi 100. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, hasil belajar siswa kelas IV meningkat. Hal itu sesuai dengan pendapat Asma 2006: 12 mengenai tujuan dalam model pembelajaran kooperatif yaitu salah satunya adalah pencapaian hasil belajar. Disini dalam pembelajaran kooperatif akan meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik. Berdasarkan pendapat ahli dan hasil yang diperoleh peneliti dari siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Keterbatasan Penelitian