64 dilaksanakan dalam setiap siklus. Berikut adalah pemaparan hasil penelitian pada
siklus I dan siklus II.
a. Siklus I 1 Tahap Perencanaan
a Menyususun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP Peneliti dan guru berdiskusi dalam penyususnan RPP yang akan dilakukan
sebelum pelaksanaan penelitian. RPP berisi tentang bagaimana langkah-langkah pembelejaran dengan menggunakan model pembelajaran Koperatif tipe NHT dan
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Terdapat dua RPP dari dua siklus yang masing-masing RPP terdiri dari dua pertemuan. Dalam RPP yang
telah dibuat terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu Standar Kompetensi: 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar: 6.3 Menjumlahkan pecahan b Membuat lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi partisipasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. c Menyiapakan sarana dan media yang digunakan
Disini peneliti menyiapkan nomor-nomor yang akan digunakan oleh masing-masing siswa pada 4x pertemuan di dua siklus. Peneliti juga membuat
media gambar pecahan untuk mempermudah dalam menjelaskan materi pada siswa.
d Membuat Lembar Kerja Siswa LKS
65 Guru dan peneliti membuat lembar kerja siswa yang digunakan saat proses
diskusi kelompok. e Menyusun soal tes pemahaman test siklus I
Soal tes siklus digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Soal ini diberikan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 dijumlah dan dibagi dua sehingga menjadi nilai
akhir pada siklus I. Jadi pada siklus I siswa melakukan tes setelah siklus sebanyak dua kali.Soal Terlampir pada lampiran hal 125
f Menentukan pembegian kelompok dalam kelas Kelompok dibagi secara heterogen berdasarkan nilai dan peringkat hasil
pre-tes sebelum dilakukan penelitian, kelompok juga dibagi berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Hal ini dilakukan agar setiap kelompok terdapat siswa
yang pandai sehingga dapat membimbing temannya yang kurang pandai dan agar siswa dapa bekerja sama dengan siswa yang lain tanpa membedakan jenis kelamin.
2 Tahap Tindakan
Tahap selanjutnya adalah melaksanakan tindakan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan selama dua kali
pertemuan masing-masing pertemuan terdiri dari 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Materi pada pertemuan 1 tentang operasi penjumlahan dua dan tiga berpenyebut
sama sedangkan materi pada pertemuan ke 2 yaitu tentang pemecahan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan pecahan. Pelaksanaan tindakan pada
siklus I pertemuan 1 dam 2 dideskripsikan sebagai berikut:
66 a Pertemuan 1 2x35 Menit
Pertemuan 1 Siklus I dilakukan pada hari Rabu, tanggal 22 Februari 2017. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan dengan
membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas pada pertemuan 1 siklus I adalah sebagai berikut:
1 Kegiatan Awal Kegitan awal pembelajaran di mulai dengan guru mengucapkan salam dan
siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru melakukan presensi serta menanyakan kabar siswa. Kegiatan
selanjutnya guru mengajak siswa untuk tepuk semangat agar siswa lebih berkonsentrasi lagi. Guru memberikan apersepsi pada siswa dengan bertanya
kepada siswa “siapa yang tadi pagi sebleum berangkat sekolah sarapan terlebih dahlu? Sarapan dengan apa anak-anak tadi pagi? Semua siswa pun menjawab
pertanyaan guru, terdapat siswa yang menjawab sarapan dengan telur dadar lalu guru mengkaitan telur dadar tersebut dengan sebuah cerita. “Jika ibu Lala
membuat telur dadar, lalu
3 1
telur tersebut dimakan adik Lala dan
3 1
lagi dimakan Lala. Berapa bagian telur dadar yang dimakan adik Lala dan Lala?. Apersepsi
tersebut lalu dikaitkan dengan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut yaitu mengenai penjumalahan pada pecahan. Guru kemudian menjelaskan
mengenai model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan model
67 pembelajaran kooperatif tipe NHT mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan selama proses pembelajaran berlagsung. 2 Kegiatan inti
Kegiatan inti dimulai dengan guru mengulang kembali arti pecahan sebelum masuk pada penjumalahan pecahan. Guru menunjukkan pecahan
4 3
, guru bertanya mana pembilang dan mana penyebutnya. Ternyata siswa sudah
paham mengenai letak pembilang dan penyebut pada pecahan. Selanjutnya guru menunjukkan penjumlahan pecahan
3 1
+
3 1
= . . ., menggunakan media kertas manila yang telah disediakan guru sebelumnya. Guru mempraktekkan
penjumalahn tersebut dengan kertas lalu mengarsir bagian kertas tersebut sebesar
3 1
bagian dan mengarsir
3 1
bagian lagi, sehingga bagian yang diarsir ada dua
bagian sehingga dapat dituliskan
3 1
+
3 1
=
3 2
Selanjutnya siswa diberikan contoh soal yang lain yaitu
4 2
+
4 1
= . . .dengan meminta salah satu siswa untuk memperagakan dengan kertas di depan kelas. DR pun maju ke dapan untuk mempergakan pecahan tersebut dengan
kertas yang sudah disediakan guru dan siswa yang lain memperhatikan, karena jawaban DR tepat maka guru memberikan apresiasi dengan tepuk hebat.
Siswa dibagi menjadi 3 kelompok A, B dan C .Daftar Kelompok Terlampir pada lampiran hal 110. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa
yang diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian kelompok tersebut sudah
68 ditentukan sebelumnya dengan membagi siswa secara heterogen. Guru sudah
menentukan nomor berapa yang akan siswa terima. Pada saat pembagian nomor, beberapa siswa masih bingung dengan kelompoknya, terdapat siswa yang enggan
berkelompok hal tersebut dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan teman kelompoknya.
Setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk mereka diskusikan secara bersama-sama. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi selama 10 menit. Tidak
lupa guru memastikan pada setiap siswa untuk mengetahui jawabannya. Pada saat proses diskusi berlangsung, pada setiap kelompok terdapat beberapa siswa yang
tidak ikut berpartisipasi, siswa KV malah mengerjakan soal secara individu. Teman kelompoknya juga memberiarkan hal tersebut, mereka membiarkan siswa
KV untuk bekerja secara individu. Hal tersebut sifat keindividuan siswa masih sangat terlihat.
Setelah proses diskusi selesai, guru memanggil salah satu nomor pada setiap kelompok dengan mengacungkan jari untuk mengerjakan hasi diskusi
mereka di papan tulis. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil jawaban temannya. Pada saat proses pemanggilan nomor, siswa dipanggil secara
acak agar siswa tidak mengetahui nomor berapa yang akan guru panggil selanjutnya. Pada saat itu, guru memanggil nomor 2 lalu siswa yang mendapatkan
nomor 2 pada setiap kelompok mengacungkan jarinya, namun siswa MD yang mendapatkan nomor 2 pada kelompok A masih belum mendengarkan panggilan
guru. Siswa masih belum hafal dengan nomor mereka dan kurang memperhatikan panggilan nomor yang diucapkan guru. Masih terdapat siswa yang asik bercerita
69 dengan teman kelompoknya dan terdapat siswa yang masih bekerja secara
individu. Pemanggilan nomor dilakukan guru hingga soal terakhir. Setelah selesai pembahasan soal, guru memberikan reward kepada kelompok yang terbaik
dengan tepuk hebat. 3 Kegiatan penutup
Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan isi pelajaran yang telah mereka pelajari. Siswa dibagikan lembar soal evaluasi yang dikerjakan secara
individu. Tidak lupa guru juga meminta siswa untuk belajar mengenai materi yang akan mereka pealajari selanjutnya. Salah satu siswa memimpin untuk berdoa.
Selanjutnya guru menutup pelajaran dengan salam. b Pertemuan 2
Pertemuan 2 Siklus I dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 Februari 2017. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan dengan
membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas pada pertemuan 2 siklus I adalah sebagai berikut:
1 Kegiatan Awal Kegitan awal pembelajaran di mulai dengan guru mengucapkan salam dan
siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru melakukan presensi serta menanyakan kabar siswa. Kegiatan
selanjutnya siswa diajak untuk tepuk semangat agar siswa lebih berkonsentrasi lagi. Siswa diberikan apersepsi dengan sebuah cerita “pada suatu hari, Pak
70 Bambang akan membagi luas tanahnya kepada 3 anaknya, namun salah satu dari
anaknya protes mengenai hak tanah tersebut. Apakah hal tersebut merupakan masalah bagi Pak Bambang?”Apersepsi tersebut lalu dikaitkan dengan tujuan
pelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut yaitu masalah yang berkaitan dengan penjumalahan pecahan. Guru kemudian menjelaskan mengenai
model pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung. Diharapkan siswa dapat mengikuti langkah- langkah yang telah guru jelaskan.
2 Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, siswa diminta untuk membuka buku paket dan
meminta siswa untuk membaca materi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Selama siswa membaca buku paket, guru menempelkan kertas manila yang telah
ditulisi contoh soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan. Siswa IRN diminta untuk membaca soal cerita yang telah disediakan dengan suara yang
keras dan lantang agar siswa yang lain bisa mendengarkan. Setelah siswa IRN membacakan soal, guru meminta siswa yang lain untuk mengerjakan soal tersebut
di depan kelas. Salah satu siswa perempuan IMN mengangkat tangan untuk mengerjakan soal tersebut di depan kelas. Guru mengapresiasi siswa yang sudah
berani maju mengerjakan soal dengan “Tepuk Hebat”. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok A, B dan C .Daftar Kelompok
Terlampir pada lampiran hal 110. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa yang diberi nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian kelompok tersebut sudah
71 ditentukan sebelumnya dengan membagi siswa secara heterogen. Pembagian
kelompok masih seperti pertemuan 1 pada siklus I. Guru juga sudah menentukan nomor berapa yang akan siswa terima.
Setiap kelompok dibagikan lembar kerja untuk mereka diskusikan secara bersama-sama. Proses diskusi berdiskusi selama 10 menit. Tidak lupa guru
memastikan pada setiap siswa untuk mengetahui jawabannya. Pada proses diskusi siswa KV sudah ikut berdiskusi berpartispasi dalam kelompoknya. Siswa KV
sudah merasa nyaman dengan teman kelompoknya. Setelah proses diskusi selesai, salah satu nomor pada setiap kelompok
dipanggil lalu mengacungkan jari untuk mengerjakan hasi diskusi mereka di papan tulis. Kelompok yang lain diminta untuk menanggapi hasil jawaban
temannya. Pemanggilan nomor dilakukan secara secara acak agar siswa tidak mengetahui nomor berapa yang akan dipanggil selanjutnya.
Pada saat itu, guru memanggil nomor 4 lalu siswa yang mendapatkan nomor 4 pada setiap kelompok mengacungkan jarinya, saat pemanggilan nomor
anak sudah lebih terkondisikan dari pertemuan yang pertama, siswa sudah mendengarkan apa yang guru ucapkan, namun masih terdapat siswa yang
nomornya tidak dipanggil masih asik dengan teman sekolompoknya. Siswa LDR yang memunyai nomor 2 dari kelompok B maju ke depan untuk mengerjakan soal,
sebelum maju ia diyakinkan jawabannya oleh teman sekelompoknya, disini proses kerjasama antar anggota kelompok sudah semakin baik. LDR pun maju
mengerjakan soal di depan kelas dengan jawaban yang tepat. Sebelum melanjutkan pada soal berikutnya, siswa yang lain diberikan pertanyaan oleh guru
72 terkait dengan soal yang telah dikerjakan siswa LDR. Proses ini akan membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa IMN selalu mengangkat tanganaktif saat guru bertanya selama proses pembelajaran berlangsung. Pemanggilan nomor
dilakukan hingga soal terakhir. Setelah selesai pembahasan soal, kelompok yang terbaik diberikan reward dengan tepuk hebat.
3 Kegiatan penutup Kegiatan penutup dilakukan guru dengan memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya mengenai materi yang telah dibahas selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa menyimpulkan isi pembelajaran dan dibagikan soal evaluasi
yang dikerjakan secara individu. Tidak lupa guru juga meminta siswa untuk belajar mengenai materi yang akan mereka pealajari selanjutnya. Salah satu siswa
diminta untuk memimpin doa. Guru menutup pelajaran dengan salam. Berdasarkan pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I hasil nilai
individu siswa dapat disajikan dalam tabel yang terlampir pada halaman 142. Dari hasil tabel pada lampiran halaman 142, dapat diketahui bahwa dari 15 siswa kelas
IV SD N Nomporejo nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 61,25. Nilai rata-rata siswa sebesar 79,25 sedangkan jumlah
siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 53,34 dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau sebesar 46,66.
Peningkatan hasil belajar siklus I sebesar 24,58 dari kegiatan pra siklus yaitu rata- rata hasil belajar pada kegiatan pra siklus sebesar 54,67 meningkat pada kegiatan
siklus I menjadi 79,25, seperti yang tertera pada diagram di bawah ini.
73 Gambar 3. Diagram Nilai Rata-rata Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I
Dari diagram di atas, dapat dilihat persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Nomporejo yaitu sebagai berikut:
Gambar 4. Diagram Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus dan Siklus I
74
3 Observasi Siklus I
Observasi dilakukan dengan bantuan guru kelas IV dan 1 orang observer unutk mengamati keterlaksanaan RPP yang dilakukan peneliti dan partisipasi
siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berlangsung.
a Data hasil observasi partisipasi siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
Observasi ini dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Proses pemberian nilai sudah sesuai dengan rubrik pedoman pada indikator yang telah
dibuat. Antusias dan perhatian siswa selama proses pembelajaran cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan awal pembelajaran diberikan dengan tepuk semangat
para siswa sangat senang mengikuti gerakannya serta suasana kelas juga kondusif. Namun pada saat proses pembentukan kelompok suasana kelas menjadi tidak
kondusif dikarenakan para siswa tidak mau dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Guru pun dengan sigap dapat menyelesaikan masalah
tersebut. Siswa masih susah untuk berkelompok dengan teman yang berbeda jenis kelamin serta teman yang tidak mereka akrabi. Pada saat proses diskusi
berlangsung masih ada beberapa siswa yang asik bercerita dengan teman yang mereka anggap dekat walaupun itu berbeda keolompok serta masih ada siswa
yang belum bisa bekerja sama dengan siswa yang lain saat proses diskusi berlangsung artinya siswa tersebut masih mengerjakan soal secara individual.
Saat proses penjelasan materi pelajaran hanya sedikit siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan guru, walaupun siswa dapat menjawab ia harus
75 dipanggil secara dekat oleh guru agar siswa paham kalau ia disuruh untuk
menjawab pertanyaan. Proses diskusi hanya didominasi oleh siswa yang pintar, siswa yang tidak pintar hanya diam dan asik menulis dibuku meraka masing-
masing. Waktu diskusi telah selesai sehingga dilanjutkan dengan pemanggilan nomor siswa, saat pemanggilan nomor siswa hanya sebagian siswa yang
mendengarkan perintah guru dengan mengacungkan jarinya, siswa yang dipanggil tetapi tidak mendengarkan harus dipanggil ulang sampai dua hingga tiga kali agar
siswa tersebut paham kalau nomor yang ia pakai sedang dipanggil oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan waktu yang digunakan semakin lama. Siswa sudah bisa
menghargai pendapat teman tetapi masih jarang dalam menggunakan kesempatan menyampaikan pendapat meraka. Berbagai masalah yang didapatkan dikarenakan
siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru khususnya pada saat proses diskusi secara berkelompok dan tanggung jawab
mengenai tugasnya secara masing-masing. b Data hasil observasi aktivitas guru dalam menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT Hasil observasi aktifitas dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut Seluruh aspek dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah
dilaksanakan dengan baik. Dari awal pembelajaran guru telah menyapaikan tujuan kepada siswa serta menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan
digunakan sehingga siswa mengetahui aturan selama proses pembalajaran berlangsung. Saat proses penjelasan langkah-langkah pembelajaran guru sudah
76 menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, namun karena siswa
belum terbiasa dan masih asing dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dilakukan guru banyak siswa yang bertanya dan menyebabkan suasana kelas
menjadi ramai. Saat penjelasan materi guru juga sudah menjelaskan materi secara runtut
dari mudah ke sulit serta dari kongkret ke abstrak sehingga mempermudah siswa dalam pemahaman materi. Selama proses pembelajaran, guru dan siswa terjalin
komunikasi yang baik serta guru sudah dianggap teman oleh siswa. Pada saat penjelasan materi, dilakukan dengan bertanya jawab antar guru dan siswa, siswa
juga diminta untuk mengungkapkan pendapatnya dan diberikan kesempatan untuk bertanya terkait penjelasan materi yang diberikan guru.
Pada waktu pemanggilan nomor, guru melakukanya secara acak agar siswa tidak mengetahui jika nomor mereka akan dipanggil. Masih terdapat
beberapa siswa yang tidak konsentrasi saat guru melakukan pemanggilan nomor. Proses pembahasan soal antara guru dan siswa berlangsung secara lama sehingga
pada waktu itu guru malah tidak memberikan reward dan motivasi pada siswa langsung dilanjutkan dengan menyimpulkan pembelajaran dan pembagian soal
evaluasi yang dikerjakan secara individu hal tersebut dikarenakan waktu yang digunakan sudah melebihi jam pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I di atas pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
disajikan dalam tabel berikut.
77
Tabel 11.Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Siklus I No
Inisial Siklus I
Rata-rata Pertemuan 1 Pertemuan 2
1. MD
57,14 76,19
66,67 2.
BA 52,38
71,43 61,905
3. DP
52,38 71,43
61,905 4.
DR 71,43
80,95 76,19
5. FDH
52,38 76,19
64,28 6.
IMN 76,19
90,47 83,33
7. IRN
66,67 66,67
66,67 8.
KV 52,38
80,95 66,67
9. KJ
66,67 80.95
73,81 10.
NAP 52,38
85,71 69,045
11. FA
52,38 71,43
61,905 12.
SSN 52,38
76,19 64,28
13. ZH
66,67 76,19
71,43 14.
AEP 52,38
71,43 61,905
15. LDR
52,38 66,67
59,52
Jumlah 1009,515
Rata-rata 67,301
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata dari hasil observasi partisipasi siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
yaitu sebesar 67, 301. Data di atas menunjukkan proses pelaksanaan
pembelajaran pada materi penjumlahan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT masih memperoleh rata-rata di bawah 80
serta masih pada kategori cukup. Hasil belajar siswa pada siklus I yang diperoleh dari nilai post-tes pada
pertemuan 1 dan 2 yang selanjutnya nilai tersebut di rata-rata untuk mendapatkan hasil pada siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 12. Hasil Rekapitulasi Nilai pada Siklus I
Nilai Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Persentase Nilai ≥ 72 sudah mencapai KKM
8 53,34
Nilai ≤ 72 belum mencapai KKM 7
46,66 Jumlah Siswa
15 100
Rata-rata Kelas 79,25
78
4 Refleksi Siklus I
Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi. Pada tahap refleksi, guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan pada akhir setiap siklus untuk membahas hal-hal yang sudah dilakukan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dari siklus
pertama sebagai rencana tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Berikut hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I.
a Dari perolehan rata-rata hasil belajar siswa pada siswa kelas IV yaitu 79,25. Hal tersebut membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I
mencapai kriteria keberhasilan tindakan dengan hasil rata-rata siswa kelas IV mendapatkan nilai ≥72. Namun kendala yang diperoleh pada hasil belajar
siklus I yaitu hanya 8 siswa 53,34 yang mencapai KKM dan masih 7 siswa 46,66 yang mendapatkan hasil belajar dibawah nilai KKM. Hal
tersebut membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan dengan hasil siswa kelas IV
mendapatkan nilai ≥72 sebanyak 90 siswa. b Beberapa siswa masih agak canggung dengan kelompoknya karena dalam
proses pembelajaran jarang dilakukan pembentukan kelompok. Serta pada saat diskusi secara berkelompok tidak semua siswa dalam kelompok tersebut
diajak berdiskusi. c Saat proses diskusi, siswa tidak langsung mengerjakan soal tetapi malah sibuk
bercerita dengan temannya hal tersebut mengakibatkan proses diskusi berlangsung lama sehingga waktu yang digunakan semakin bertambah.
79 d Saat pemanggilan nomor yang dilakukan oleh guru, masih terdapat siswa
yang belum berkonsentrasi untuk mengangkat tangannya dan masih asik bercerita dengan teman kelompoknya.
e Dalam penggunaan kesempatan bertanya yang diberikan guru dan menyampaikan pendapat masih didominasi oleh siswa yang pintar.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka direncanakan perbaikan untuk pembelajaran yang akan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II akan
dilaksanakan perbaikan terhadap permasalahan yang ditemukan pada siklus I. Perbaikan-perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:
1 Guru lebih memfokuskan pada siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM agar hasil belajar mereka meningkat.
2 Membentuk kelompok yang baru sesuai dengan karakteristik siswa namun pembentukan kelompok tetap secara heterogen kemapuan akademik dan
jenis kelamin. 3 Guru memberikan batasan waktu yang lebih ketat saat proses diskusi agar
waktu yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan yaitu selam 2x35 menit atau dua jam pelajaran.
4 Selama proses diskusi guru mengingatkan kembali langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5 Memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang kurang pintar agar meraka dapat kesempatan bertanya dan menyampaikan pendapatnya tanpa
merasa takut. Guru juga menghargai pendapat siswa yang benar atau salah.
80
b. Siklus II 1 Tahap Perencanaan