36 Sementara itu Izzaty, dkk 2008: 115 juga menyatakan bahwa
karakteristik anak pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1. Perhatian tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis. 3. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
4. Anak memamndang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah.
5. Anak- anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam
kelompoknya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa karakteristik anak usia Sekolah Dasar kelas IV atau kelas tinggi tertarik pada sesuatu yang bersifat kongkret dalam proses pembelajaran,
rasa ingin tahu dan ingin belajar yang tinggi serta merupakan makhluk sosial dimana mereka harus bekerja sama dan saling tolong menolong dengan siswa
yang lain. Mereka juga gemar membentuk kelompok sebaya serta belajar bersama dengan teman kelompoknya. Oleh karena itu model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dapat ditepakan untuk anak SD kelas IV dalam pembelajaran Matematika.
G. Kerangka Pikir
Keberhasil proses pembelajaran adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh guru, siswa itu sendiri maupun orang tua di dalam pendidikan. Dalam proses
pembelajaran peran guru sangat dominan, guru haru menguasai materi yang akan diajarkan serta memahami karakteristik dari siswa itu sendiri. Salah satu
karakteristik anak pada masa kelas tinggi yaitu kelas IV SD adalah anak-anak masih suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup, sehingga harapannya
guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa kelas IV SD.
37 Dalam pembelajaran matematika di SDN Nomporejo guru belum menerapkan
model pembelajaran secara berkelompok. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah model pembelajaran kooperatif yang
salah satunya adalah tipe Numbered Head Together NHT. Dalam model pembelajaran tipe NHT ini siswa aktif dalam kegiatan berkelompok, dimana
dalam setiap kelompok itu akan saling berdiskusi dan salah satu nomor yang dipanggil guru akan memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. Saat proses
pemanggilan nomor oleh guru siswa dituntut untuk siap dan konsentrasi pada perintah guru. Dalam pembentukan kelompok dibagi secara heterogen
berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin dan etnis, sehingga dalam satu kelompok tersebut akan terdapat latar belakang yang berbeda-beda.
Pada saat diskusi memecahkan masalah, siswa yang kurang paham akan dibantu dengan siswa yang telah paham sehingga akan terjadi peningkatan prestasi
akademik pada setiap siswa. Kerangka pikir pada penelitian ini akan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Kondisi Awal
1. Hasil belajar
matematika SD N Nomporejo kelas
IV rendah. 2. Guru
belum menerapkan variasi
model pembelajaran
kooperatif.
Tindakan
Menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
NHT
Kondisi Akhir
Hasil belajar
Matematika SD N Nomporejo kelas IV
dapat meningkat
setelah digunakannya
model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
38 Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya materi pecahan pada siswa kelas IV SD N Nomporejo.
H. Penelitian yang Relevan