20 d. Reactive Teaching
Disini guru diharpakan dapat menciptakan motivasi untuk siswa agar siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Misalnya saat awal pembelajaran guru
mengkaitakan pelajaran dengan sesuatu yang diketahui dan dipahami siswa atau bisa dengan mencitakan suasana kelas yang menarik bagi siswanya.
e. Pembelajaran yang Menyenangkan
Pembelajarn harus berjalan dengan suasana menyenangkan, tidak ada suasana yang menakutkan atau perasaan tertekan bagi siswa. Guru seharusnya
memiliki sifat yang ramah dan menyenagkan saat proses pembelajaran maupun saat di luar kelas.
Prinsip pembelajaran kooperatif juga dijelaskan Slavin dalam Trianto 2009: 61 yaitu:
a. Penghargaan kelompok Penghargaan diberikan jika terdapat kelompok yang memenuhi syarat
nilai yang ditentukan. b. Tanggung jawab individu
Disini setiap individu membantu anggota kelompok yang lainnya agar mereka siap untuk menyelesaikan evaluasi tanpa bantuan yang lain.
c. Kesempatan yang sama untuk sukses Setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk melakukan
sesuatu yang terbaik.
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan dari Pembelajaran Kooperatif menurut Asma 2006: 12 adalah
21 a. Pencapaian Hasil Belajar
Dalam pembelajaran kooperatif akan meningkatakan penilaian siswa pada belajar akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor siswa kelompok
bawah. Disini siswa kelompok atas akan meningkat dalam hal akademik karena memberi pelayanan sebagai tutor kepada teman sebayanya.
b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu Dalam bekerja secara berkelompok akan terdapat latar belakang yang
berbeda-beda, mereka akan saling bekerja sama dan yang bergantung satu sama lain serta akan saling menghargai walaupun mereka berasal dari latar belakang
yang berbeda. c.
Pengembangan Ketrampilan Sosial Tujuan ini akan mengajarkan siswa ketampilan kerjasama dan kolaborasi.
Mereka akan saling membantu dalam memahami konsep secara bersama-sama.
4. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif
Strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi bebrapa tipe, menurut Trianto 2009: 67 sebagai berikut:
a. Tipe STAD Dalam STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang
yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memeberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa didalam keompok memastikan bahwa semua anggota
itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya meteri tersebut dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain.
22 b. Tipe Jigsaw
Tipe Jigsaw diawali dengan adanya pengenalan topic atau materi yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya, guru membagi kelas menjadi kelompok asli
dan kelompok ahli pakar.Setiap kelompok diberi topik–topik yang berbeda– beda untuk dibaca. Selesai membaca, siswa dari tim–tim yang berbeda dengan
topik yang sama bertemu dalam “kelompok pakar” untuk mendiskusikan topik mereka dengan waktu yang telah ditentukan guru. Para pakar kemudian kembali
ke tim mereka masing–masing dan bergiliran mengajar teman–teman dalam tim tentang topik mereka. Sebelum pembelajaran berakhir, diskusi seluruh kelas perlu
dilakukan sebagai proses umpan balik dari berbagai materi yang telah dibahas. c. Tipe Teams Games Turnaments TGT
Tipe TGT dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh
tambahkan poin untuk skor tim mereka. Dalam tipe ini terdapat empat komponen yaitu: 1 presentasi guru sama dengan STAD; 2 kelompok belajar; 3
turnamen; dan 4 pengenalan kelompok. d. Tipe Think Pair Share TPS
Tipe TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh
peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka untuk memikirkan jawabannya. Selanjutnya, “Pairing” pada tahap ini guru meminta peserta didik
23 berpasang-pasangan.Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.Hasil
diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan “Sharing”
e. Tipe Numbered Heads Together NHT Pembelajarn kooperatif tipe NHT dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Tipe ini dilakukan secara berkelompok untuk saling membagikan ide-ide dan
pertimbangan yang paling tepat. Tipe NHT digunakan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajarai. Ciri dari NHT adalah
guru memanggil nomor-nomor tertentu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Dari beberapa tipe–tipe pembelajaran kooperatif diatas, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
TogetherNHT, karena dalam tipe NHT siswa akan bekerjasama antar anggota kelompok dan membagikan ide-ide meraka secara bersama-sama yang nantinya
akan dipanggil nomor-nomor oleh guru untuk mengecek pemahaman mereka.
D. Kajian tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together