157 Bapak “AM” di lakukan oleh pendidik di mata pelajaran maupun pembimbing
ekstrakulikuler dilihat dari perilaku para santri. Wawancara dengan Bapak “AM” dirasa sudah cukup, kemudian peneliti
mohon ijin kepada bapak “AM” untuk melakukan pengamatan dilingkungan PPM MBS. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, para santri pada
saat itu sedang melakukan berbagai macam olah raga seperti bermain bola basek, sepak bola, bulu tangkis, dan bola voli. Dalam permainan tersebut para santri
menunjukan sikap kerja sama antara santri yang satu dengan yang lain.Ada pula kegiatan para santri yang dilakukan di perpustakaan pondok, para santri yang
berada di perpustakaan sedang membaca buku-buku. Terlihat pula para santri yang sedang piket melaksankan piket berjaga di pos, wujud ini merupakan
tindakan tanggung jawab yang di perlihatkan oleh para santri.
F. Catatan Lapangan VI
HariTanggal : Senin, 13 Maret 2017
Waktu : 07.00
– 11.00 WIB Tempat
: Ruang Tamu MBS, Asrama MBS, Sekolah MBS
Metode Pengumpulan Data : Wawancara, Observasi dan Dokumentasi Kegiatan
: Mencari informasi pendidikan karakter di PPM MBS Yogyakarta
Responden : Bapak “F” selaku Wadir II Bidang Kema’ahadan
Bapak “AS” selaku Kabag Kema’hadan Putera Bapak
“S” selaku TU PPM MBS Bapak “Sa” selaku pengelola PPM MBS
Informasi yang diperoleh :
158 Pada hari ini Peneliti berkunjung ke Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School PPM MBS Yogyakarta untuk wawancara dengan Bapak ‘AS” Kabag Kema’hadan Putera. Sehari sebelumnya Peneliti
mengatur janji untuk wawancara dengan Bapak “AS”. Pada pukul 07.00 WIB
Peneliti sampai di Kantor PPM MBS Yogyakarta, di sela-sela menunggu Bapak “AS” Peneliti berbincang-bincang dengan bagian humas dan TU PPM MBS.
Jam 07.30 W IB Bapak “AS” tiba di Kantor PPM MBS Yogyakarta dan kami
langsung melaksanakan wawancara. Bapak “AS” menyampaikan PPM MBS Yogyakarta ini disebut Pondok Pesantren Modern karena Pondok ini
menerapkan kurikulum agama dengan kurikulum umum, hal ini yang membedakan pondok pesantren modern dengan pondok pesantren tradisional.
Menurut Bapak “AS” pendidikan karakter yang dilakukan di pondok pesantren lebih efektif daripada dilakukan di lingkungan luar pondok pesantren.
Seusai wawancara dengan Bapak “AS” peneliti diajak Bapak “AS” untuk berkeliling ke asrama putera. Di Asrama putera peneliti melihat jadwal piket
yang di tempel di dinding, kamar para santri ada yang rapi dan bersih dan ada juga yang berantakan. Pada saat melihat asrama kelas 7 ada beberapa santri yang
sakit sehingga tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada saat keliling asrama Bapak “AS” menyampaikan jika dalam setiap asrama dan kamar
ada penanggung jawab masing-masing. Setelah dirasa cukup berkeliling asrama putera, peneliti dan Bapa
k “AS” kembali ke Kantor PPM MBS Yogyakarta. Peneliti kemudian bertemu dengan
Bapak “S” selaku TU PPM MBS Yogyakarta untuk meminta data pendidik, pengelola dan santri yang berada di PPM MBS Yogyakarta. Bapak
“S”menyapaikan data keseluruhan para santri dan para pendidik yang ada di PPM MBS Yogyakarta.
Setelah mendapatkan data dari Bapak “S” peneliti kemudian bertemu dengan Bapak “F” selaku Wadir II Bidang Kema’hadan PPM MBS Yogyakarta
untuk mencari informasi tentang pendidikan karakter yang dilakukan di asrama pondok pesantren.
159
G. Catatan Lapangan VII