135
b. Faktor Penghambat
Dalam implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School MBS Yogyakarta terdapat kendala-kendala
yang menjadi penghambat dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter. Kendala tersebut dapat berasal dari dalam pondok pesantren
maupun dari luar pondok pesantren. Kendala dari pondok pesantren berasal dari ustadustadzah yang belum memahami secara utuh pondok pesantren.
Ustadustadzah yang dimaksud biasanya ustadustadzah yang berasal dari luar pondok pesantren yang mengajarkan pendidikan umum. Ustadustadzah yang
demikian belum mempunyai tanggung jawab penuh untuk mendidik santri. Terdapat solusi yang sudah dilakukan oleh pondok pesantren untuk mengatasi
kendala sepeti ini. Solusi yang dilakukan yakni diadakannya kajian untuk ustadustadzah setiap hari kamis sore. Dalam kajian ini disampaikan nasehat-
nasehat kepada ustadustadzah dan menyamakan persepsi tentang pondok pesantren. Dengan demikian ustadustadzah yang berlatar belakang bukan dari
pondok pesantren akan memahami tentang pondok pesantren. Selain dari ustadustadzah, kendala juga datang dari santri. Kendala dari santri
berasal karakteristik santri itu sendiri. Terdapat santri yang mudah dalam menerima pendidikan karakter, namun ada juga yang lambat dalam menerima pendidikan
karakter. Yang menjadi kendala adalah santri yang lambat dalam menerima pendidikan. Santri yang demikian merupakan santri yang mempunyai sifat bawaan
dari luar dan masih duduk di awal semester dan belum terbiasa dengan kehidupan pondok pesantren sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penanaman
136
nilai-nilai karakter. Solusi yang sudah dilaksanakan dari pondok pesantren adalah santri yang duduk diawal semester dicampurkan dengan santri senior sehingga
santri yang baru berada di bawah pengawasan santri senior. Orang tuawali santri juga menjadi kendala dalam pelaksanaan nilai-nilai
karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School MBS Yogyakarta. Orang tuawali yang berlatar belakang bukan dari pondok pesantren
akan mudah marah ketika anaknya dihukum ketika melakukan kesalahan. Dalam kehidupan pondok pesantren apabila santri melakukan suatu kesalahan dan diberi
hukuman merupakan hal yang wajar. Untuk mengatasi kendala ini orang tuawali sebaiknya diberikan pemahaman tentang pemberian hukuman. Pemberian hukuman
merupakan tindakan yang baik untuk mendidik santri. Kendala lain dalam pelaksanaan pendidikan karakter yakni ketika santri
berada di rumah. Orang tuawali ketika anaknya di rumah memberikan kebebasan kepada anaknya. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah diajarkan di pondok pesantren
seperti sholat tepat waktu, puasa senin kamis, sholat malam tidak dilakukan santri dan orang tua tidak mengingatkan dan cenderung memberi kebebasan kepada
anaknya. Hal seperti ini akan pendidikan yang diajarkan selama di dalam pondok pesantren akan sia-sia dan ketika santri kembali ke pondok pesantren akan
memerlukan adaptasi dari awal lagi. Untuk mengatasi hal ini, pengurus pondok pesantren memberikan tugas kepada santri sebagai kontrol dan pengawasan selama
santri berada di rumah.
137
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School MBS Yogyakarta diklasifikasikan menjadi 5 kategori, yaitu:
a. Nilai karakter hubungannya dengan Tuhan: Iman, Taqwa, Ikhlas.
b. Nlai karakter hubungannya dengan diri sendiri: Jujur, Bertanggung Jawab,
mandiri, kerja keras, disiplin, percaya diri, kreatif, ingin tahu. c.
Nilai karakter hubungannya dengan sesama: patuh pada peraturan, kerja sama, sopan santun.
d. Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan: Peduli sosial, cinta
kebersihan. e.
Nilai karakter hubungannya dengan kebangsaaan: Menghargai keberagaman.
2. Pendidikan karakter bukan hanya menjadi suatu wacana saja, akan tetapi
pendidikan karakter dilaksankan di pondok pesatren ini melalui metode pembiasaan, metode pemberian nasehat, metode keteladanan, metode praktik
dan metode pemberian reward dan punishment. a.
Metode pembiasaan, pembiasaan di pondok pesantren dilakukan melalui kegiatan rutinitas santri dari bangun tidur menjelang tidur kembali.
Kegiatan rutin ini diharapkan santri terbiasa melakukan hal-hal yang baik.