155 mengadopsi kurikulum yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah,
atau Pengurus Wilayah Muhammadiyah, membuat kurikulum sendiri serta mengadopsi dari ondok pesantren modern yang lebih maju. Sementara itu
kurikulum umum berlandaskan pada peraturan yang telah ditetapkan oleh DikNas Pendidikan Nasional.
Menurut Ibu “RF” karakter yang dikembangkan di pondok pesantren modern ini adalah semua karakter yang baik dikembangkan di sini, ddengan
harapan setelah meninggalkan pondok pesantren ini santri mempunyai semua bekal dalam kehidupannya. Adapun metode dalam menyampaikan pendidikan
karakter seperti terintegrasi dengan mata pelajaran, nasehat yang diberikan oleh ustad-ustadzahnya, ada juga melalui kegiatan ekstrakulikuler dan masih banyak
lagi. Menurut Ibu “RF” pendidikan karakter di PPM MBS bisa dikatakan berhasil meskipun belum 100. Faktor pendukungnya adalah ustad-ustadzah
yang sudah memahami pendidikan karakter, orang tua atau wali yang membantu kebiasaan ketika dirumah serta sarana dan prasarana yang ada di pondok
pesantren. Sedangkan faktor penghambatnya menurut Ibu “RF” adalah sifat atau kepribadian dari para santri, ada juga orang tua yang tidak meneruskan
pendidikan karakter ketika anak berada di rumah serta ustad-ustadzah yang baru yang belum memahami pendidikan di pondok pesantren menjadi penghambat
dalam pendidikan karakter.
E. Catatan Lapangan V
HariTanggal : Jum’at, 10 Maret 2017
Waktu : 08.30
– 10.00 WIB Tempat
: Kantor PPM MBS dan lingkungan Pondok Metode Pengumpulan Data : Wawancara, Observasi dan Dokumentasi
Kegiatan : Mencari informasi pendidikan karakter di PPM
MBS Yogyakarta
156 Responden
: Bapak “AM” Informasi yang diperoleh
: Peneliti se
belum wawancara dengan Bapak “AM” membuat janji terlebih dahulu, dikarenakan Bapak “AM” mempunyai waktu luang pada hari Jumat
maka disepakati bersama apabila wawancara dengan Bapak “AM” pada hari Jum’at pukul 08.30. Bapak “AM” merupakan Waka Kesiswaan di sekolah PPM
MBS Yogyakarta sekaligus sebagai pendidik mata pelajaran Hadis, Akidah, Tarikh dan Tajwid. Wawancara dengan Bapak “AM” dilakukan di Kantor
Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. Pada kesempatan wawancara kali ini peneliti ingin mencari informasi lebih tentang
metode dan penilaian terkait dengan pendidikan karakter yang dilakukan di PPM MBS Yogyakarta.
Bapak “AM” megungapkan bahwa pendidikan karakter hampir sama dengan pendidikan akhlak. Di pondok pesantren pun sudah ditanamkan
pendidikan akhlak sejak lama. Karakter yang ditanamkan di PPM MBS Yogyakarta diantaranya adalah karakter Cinta Kepada Tuhan YME, kejujuran,
kemandirian, tanggung jawab, kreativitas dan masih banyak lagi. Contoh pendidikan karakter cinta pada Tuhan YME ditunjukan dengan mengajak santri
untuk sholat tepat waktu. Kejujuran di PPM MBS ditanamkan kepada para santri apabila pada saat ujian, para santri diwajibkan untuk berperilaku jujur apabila
ada santri yang mencontek maka secara otomatis nilai ujian tidak akan keluar. Dipoondok pesantren kemandirian ditunjukan oleh santri yang mengatur dirinya
sendiri seperti mencuci baju sendiri, sedangkan sikap tanggung jawab menurut Bapak “AM” lebih ditunjukan oleh santri senior yang mengikuti kegiatan
organisasi. Metode dalam pendidikan karakter di PPM MBS bermacam-macam salah
satunya menurut Bapak “AM” ialah dengan cara langsung dan tidak langsung, melalui bimbingan, nasehat dan keteladanan. Keteladanan ditunjukan oleh
ustad-ustadzah dan para santri senior. Penilaian pendidikan karakter menurut
157 Bapak “AM” di lakukan oleh pendidik di mata pelajaran maupun pembimbing
ekstrakulikuler dilihat dari perilaku para santri. Wawancara dengan Bapak “AM” dirasa sudah cukup, kemudian peneliti
mohon ijin kepada bapak “AM” untuk melakukan pengamatan dilingkungan PPM MBS. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, para santri pada
saat itu sedang melakukan berbagai macam olah raga seperti bermain bola basek, sepak bola, bulu tangkis, dan bola voli. Dalam permainan tersebut para santri
menunjukan sikap kerja sama antara santri yang satu dengan yang lain.Ada pula kegiatan para santri yang dilakukan di perpustakaan pondok, para santri yang
berada di perpustakaan sedang membaca buku-buku. Terlihat pula para santri yang sedang piket melaksankan piket berjaga di pos, wujud ini merupakan
tindakan tanggung jawab yang di perlihatkan oleh para santri.
F. Catatan Lapangan VI