94
Menurut keluarga SH, rumah sakit merupakan tempat keluarga untuk menggali informasi dan mengetahui hal-hal mengenai gangguan jiwa. Keluarga
bisa bertanya bebas mengenai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2 Subjek ke Dua
a. Kondisi Kesiapan Keluarga RG
Awal RG sakit keluarga selalu membawa RG untuk berobat. Keluarg membawa RG ke Rumah Sakit Jiwa bila RG kambuh. Setelah RG kambuh
keluarga akan membawa pulang RG ke rumah dengan tepat waktu. Keluarga antusias dengan setiap pengobatan yang RG jalani. Keluarga mengantar RG
kontrol ke RSJ Semarang dan mengingatkan RG untuk selalu minum obat. Setelah menikah yang mengantar RG kontrol dan mengingatkan minum
obat adalah istri RG. Namun setelah istri RG meninggal keluarga besar RG kembali merawat RG. Ayah dan ibu RG keluarga yang merawat pertama kali
setelah istri RG meninggal. Ayah RG selalu siap untuk membawa RG berobat setiap kali RG kambuh. Setelah Ayah RG meninggal tanggung jawab
perawatan RG pindah pada Kusmawarni sebagai saudara yang terdekat dengan tempat tinggal RG. Namun saudara lain RG antusias untuk merawat RG
sehingga saudara RG meminta merawat RG secara bergantian. Di Tegal RG tinggal bersama dengan ibunya. Akan tetapi setelah beberapa
kali kambuh frekuensi kambuh RG semakin sering. Setiap kali kambuh kondisi RG semakin parah. Semua barang yang ada di rumah rusak saat RG kambuh
dan mengamuk mulai dari TV, telpon, barang pecah belah dll.
95
Kekambuhan RG yang frekuensinya semakin sering dari tahun ke tahun menyebababkan Kusmawarni merasa berat untuk merawat RG. Keluarga mulai
sering menunda kepulangan RG bila RG menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa. RG mulai menjalani rawat inap lebih dari dua bulan setelah RG sempat
hilang saat RG tinggal di Jakarta. Kerabat RG, yakni tante RG cenderung menajuhi RG bila RG berada di
rumah. Menurut tante RG, kerabat menjauhi RG karena takut dengan RG. Selain tekut kerabat RG merasa bingung berkomunikasi dengan RG karena
bicara RG terkadang kacau dan tidak Realistis. RG juga memilki kecurigaan yang tinggi terhadap orang lain. Bila
berkomunikasi dengan RG harus berhati-hati dalam berbicara, hal ini dikarenakan bila salah bicara dengan RG dapat menimbulkan rasa curiga pada
diri RG sehingga kerabat lebih memilih untuk tidak berkomunikasi dengan RG.
b. Kesiapan Masyarakat Tempat Tinggal RG