67
Setiap bulannya keluarga RG datang ke rumah sakit untuk membayar administrasi. Meski keluarga mengetahui bahwa kondisi RG telah membaik
namun keluarga tidak memiliki rencana untuk membawa pulang Rio. keluarga berencana akan menitipkan RG seumur hidup di rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter tidak pernah mengadakan pemeriksaan pagi bagi RG, hal ini dikarenakan karena kondisi RG telah membaik. Dokter akan memeriksa
bila RG menunjukkan gejala kekambuhan. Aktivitas RG di rumah sakit lebih banyak dihabiskan untuk tidur. RG kurang mau bergaul dengan teman satu
bangsal. Menurut perawat RG lebih menarik diri setelah mengetahui keluarganya tidak juga datang untuk menjeputnya pulang.
c. UJ
UJ telah menderita gangguan jiwa semenjak duduk di bangku SMA. Dari sakit pertama kali sampai perawatan yang terkhir UJ tercatat telah 4 kali kambuh.
Jarak kekambuhan UJ dari kambuh yang ke 3 dengan kekambuhan yang terakhir merupakan jarak kekambuhan yang paling lama. Pada kambuh sebelumnya UJ
menjalani perawatan di RSJ Magelang, namun karena terbatasnya biaya dan jauhnya jarak antara RSJ Magelang dan Rumah UJ maka keluarga membawa UJ
ke RSJD Semarang. Dokter yang menangani UJ mendiagnosis UJ menderita gangguan jiwa
Skizofrenia paranoid dan gangguan Psikosis non organik. UJ telah menjalani rawat Inap selama ± 2 bulan berada di Bangsal Dewaruci. Bangsal yang di tempati
oleh UJ merupakan bangsal JPS.
68
Di bangsal JPS keluarga tidak dibebani biaya perawatan namun waktu perawatan pasien terbatas. Hal ini dikarenakan bangsal JPS memiliki banyak
pasien. Pasien secara bergantian mendapatkan perawatan. Setelah pasien lama menunjukkan kondisi yang baik maka akan ada pasien baru yang masuk.
Sehingga di bangsal Dewaruci terutama kelas JPS pasien yang telah lebih dari 2 bulan dan tidak ada kabar dari keluarga, maka pasien akan di pulangkan atau
dropping. UJ merupakan salah satu pasien yang dalam perencanaan droping karena keluarga belum menjemput pulang sementara kondisi UJ telah membaik.
Di rumah sakit UJ merupakan salah satu pasien yang mudah bergaul dengan teman satu bangsal.
d. MDK
MDK telah menderita gangguan jiwa semenjak MDK duduk Di bangku SMA. MDK telah 7 kali masuk Rumah Sakit Jiwa untuk menjalani perawatan.
Rawat inap yang ke 7 merupakan rawat inap yang terlama yang dijalani oleh MDK. MDK telah lebih dari 1 tahun berada di rumah Sakit. Selama berada di
rumah sakit keluarga sangat jarang menjenguk MDK. Pihak rumah sakit telah beberapa kali menghubungi keluarga MDK untuk meminta keluarga MDK
menjenguk dan bila perlu membawa pulang MDK. Diantara semua pasien yang berada di bangsal Kresna MDK merupakan satu-satunya pasien yang belum
dijenguk oleh keluarganya. Dokter Mendiagnosa MDK menderita skizofrenia katatonik namun diagnosa
berubah setelah MDK beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit. Pada perawatan yang terakhir dokter mendiagnosa MDK menderita skizofrenia
69
residual. Di rumah sakit MDK cenderung menarik diri dan autistik dari teman- teman sebangsalnya. MDK sangat jarang berkomunikasi dengan orang lain. MDK
lebih memilih berada di kamar dan tidur daripada bergaul dengan teman satu bangsalnya.
4.2 Keluarga