77
Untung, bila UJ di rumah UJ Selalu main di rumah kerabatnya. Kerabat juga memperlakukan UJ seperti biasa layaknya orang sehat.
Setelah UJ beberapa kali kambuh keluarga terus mengusahakan kesembuhan bagi UJ, terutama ibu dan kakak pertamanya. Menurut penuturan
Suemi semua usaha telah dikukan Untuk kesembuhan UJ sampai hartanya habis. Namun keluarga UJ akan terus berusaha untuk menyembuhkan UJ
terutama ibu dan Poerwanto sebagai kakak tertua yang memberikan perhatian lebih pada UJ.
b. Lingkungan Tempat Tinggal UJ
Keluarga UJ tinggal di pusat kota Pemalang. Jarak Rumah UJ dengan tetangga sangat dekat. Rumah UJ dengan tetangga depan rumah hanya
dipisahkan oleh jalan gang yang kecil dan sempit. Masyarakat yang berada disekitar rumah UJ cenderung bersikap cuek
dengan kondisi Untung. Masyarakat tidak terlalu merasa terganggu dengan keberadaan UJ di lingkungan. Namun pemuda yang sebaya dengan UJ
cenderung menghindar dan menjauhi UJ setelah mengetahui UJ menderita gangguan jiwa. UJ menarik diri setelah mengatahui teman-teman sebayanya
menjauhi dirinya setelah UJ menderita ganggaun jiwa. Kondisi ini berdampak pada tertekannya kondisi psikologis UJ.
Meski teman-teman sebaya UJ menjauhi UJ namun masyarakat yang lain tidak mengucilkan keluarga UJ karena memiliki anggota keluarga pemderita
gangguan jiwa. Tetangga UJ membantu keluarga untuk mengevakuasi UJ dari lingkungan dan membantu keluarga mengantarkan UJ ke rumah sakit bila UJ
kambuh.
78
Keluarga UJ memiliki relasi yang baik dengan tetangga sekitar. Demi menjaga relasi yang baik dengan tetangga, bila UJ kambuh keluarga dengan
segera mengevakuasi UJ dari lingkungan tersebut ke kantor polisi atau tempat lain yang dapat menampung UJ untuk sementara sampai UJ dibawa ke rumah
sakit.
4. Keluarga dan Lingkungan Tempat Tinggal MDK
a. Keluarga MDK
Sebelum bercerai dengan istrinya MDK tinggal di nuclear family. Namun setelah bercerai dengan istrinya MDK tinggal di extended family, yaitu tinggal
dengan kakak pertamanya Abdullah Abid. Abdullah Abid merupakan kakak tertua dan pengambil keputusan dalam keluarga besar MDK. Saat MDK sakit
dan masih memiliki istri, Abdullah masih terlibat dalam pengambilan keputusan dan setelah bercerai Abdullah pengambil keputusan penuh terhadap
pengobatan MDK termasuk perencanaan penitipan MDK di Rumah Sakit Jiwa. MDK merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Bapak, ibu, MDK telah
meninggal, dan yang bertanggung jawab atas MDK adalah Abdullah Abid kakak tertua MDK. Keluarga MDK merupakan keluarga yang terpandang di
wilayah tesebut. Setelah sakit dan berpisah dengan istrinya, MDK tinggal bersama dengan
kakak tertuanya Abdullah Abid dan keluarganya. Selain bersama dengan kakak, juga tinggal bersama dengan neneknya yang juga memiliki sakit yang
sama dengan MDK. Rumah MDK sendiri kosong tanpa penghuni. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga MDK sibuk berdagang di pasar.
Pada siang hari keluarga MDK menghabiskan waktunya di pasar. Keluarga
79
MDK berada di pasar dari pukul 07.00-15.00. Pada pukul 07.00-15.00 rumah MDK kosong hanya ada nenek dan MDK. Sehingga pengawasan terhadap
MDK sangat kurang, terutama pengawasan terhadap minum obat. Di lingkungannya Abdullah Abid merupakan orang yang dihormati. Selain
karena dia memliki banyak toko di pasar, Abdullah Abid juga seorang Haji dan orang yang berpengaruh di lingkungan tersebut. Karena merupakan salah satu
orang yang terpandang, nama baik keluarga sangat dijaga. Memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa merupakan hal yang memalukan
terutama bagi Abdullah Abid. Hal ini dapat terlihat dari perilaku Abdullah Abid yang kurang senang dengan kedatangan peneliti. Kedatangan peneliti
sempat ditolak oleh Abdullah Abid, tapi kemudian Abdullah mau untuk diwawancarai.
b. Lingkungan Tempat Tinggal MDK