Keluarga Kesiapan Keluarga Pasien

15 BAB 2 PERSPEKTIF TEORITIK DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kesiapan Keluarga Pasien

2.1.1 Keluarga

Keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia. Keluarga tempat belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial dalam berhubungan dan berinteraksi dengan kelompoknya. Peran keluarga sangatlah penting dalam proses penyembuhan bagi penderita gangguan jiwa, karena keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama tempat pasien belajar bersosialisasi sebelum pasien kembali ke masyarakat. 2.1.1.1 Pengertian Keluarga Menurut departemen kesehatan RI Effendy:1998 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Burgess, dkk Friedman, 1998:11 mendefinisikan keluarga sebagai sebuah kelompok yang disatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah ataupun ikatan adopsi yang saling berinteraksi dan berkomunikasi, di mana setiap anggota memiliki peran sosial masing-masing dan setiap kelompok tersebut memiliki budaya tersendiri yang digunakan oleh masing-masing anggotanya. 16 Friedman 1998 :11 mendefinisikan keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari kelompok itu. Sedangkan Haviland 1985:83 mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas wanita, anak-anaknya yang belum berdiri di atas kakinya sendiri dan setidak-tidaknya seorang laki-laki dewasa yang terikat karena hubungan perkawinan atau karena sedarah. Sementara Bailon dan Magruya dalam Effendy, 1997:3 mendefinisikan keluarga sebagai dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup berumah tangga, berinteraksi satu sama lain. Tackett 1981:5 mendefinisikan keluarga, sebagai sebuah unit dari kehidupan yang memiliki sistem yang terbuka bagi reaksi dan interkasi individu, yang memiliki satu tujuan bersama serta saling memperhatikan perkembangan antar anggotanya, dan dalam kelompok itu memiliki satu budaya yang digunakan oleh anggota keluarga. Berdasar paparan di atas dapat disimpulkan keluarga adalah sebuah kelompok terkecil dari masyarakat yang di satukan karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan yang memiliki tujan bersama dan dalam kelompok itu terdapat sebuah budaya yang digunakan oleh anggotanya. 17 2.1.1.2 Bentuk Keluarga Menurut Sunarto 2000:63 bentuk keluarga dapat dibedakan menjadi : 1 Keluarga orientasi family of orientation yakni keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan. 2 Keluarga prokreasi family of procreation yakni keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan perkawinan dan kemudian mempunyai keturunan. 3 Keluarga batih nuclear family merupakan satuan keluarga yang terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. 4 Keluarga luas extented family merupakan keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih. Sedangkan menurut Haviland 1985:83 bentuk keluarga terbagi menjadi : 1 Keluarga inti nuclear family, yaitu unit keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak yang belum berdiri di atas kakinya sendiri. 2 Keluarga sedarah consanguine family, yaitu keluarga yang terdiri atas sejumlah wanita yang masih bersaudara, saudara lelaki mereka dan anak-anak para wanita tersebut. Menurut Effendy 1998:33 bentuk keluarga dapat dibedakan dalam : 1 Keluarga inti nuclear family, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga inti hanya terdiri dari 1 ayah, 1 ibu dan anak-anak yang belum menikah. Apabila dalam satu keluarga terdapat 2 kepala keluarga maka, keluarga tersebut tidak dapat dikatakan sebagai keluarga inti. 18 2 Keluarga besar extended family, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman dan bibi. Pada keluarga besar bisa terdapat 2 atau lebih keluarga inti. 3 Keluarga berantai serial family, yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. Di katakan keluarga berantai apabila antara suami dan istri masing-masing pernah menikah sebelumnya kemudian berpisah dan menikah lagi dan membentuk keluarga inti yang baru. 4 Keluarga jandaduda single family, yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. Akibat dari salah satu anggota keluarga tidak ada yang disebabkan oleh kematian, maka terdapat seseorang yang mengalami peran ganda. Bila dalam keluarga tersebut terdapat pihak ayah yang tidak ada maka ibulah yang mengalami peran ganda yakni sebagai pencari nafkah sebagai ayah dan sebagai ibu rumah tangga, sebaliknya bila pihak ibu yang tidak ada maka ayah yang mengalami peran ganda yakni sebagai pencari nafkah dan memelihara serta merawat anak sebagai ibu rumah tangga. 5 Keluarga komposisi composite, adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. Keluarga komposisi terjadi bila ayah atau suami dari keluarga inti melakukan poligami sehingga dalam 1 rumah terdapat 2 istri atau lebih. 6 Keluarga kabitas cahabitation, adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. Keluarga kabitas merupakan keluarga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang hidup bersama tanpa 19 pernikahan, sehingga di antara mereka tidak timbul kewajiban. Di Indonesia keluarga kabitas lazim disebut dengan pasangan kumpul kebo. Kebanyakan bentuk keluarga yang ada di Indonesia merupakan bentuk keluarga luas atau extended family dengan ciri atau karakteristiknya adalah: suami sebagai pengambil keputusan, merupakan satu kesatuan yang utuh, berbentuk monogram, bertanggung jawab, ikatan keluarga sangat erat, serta mempunyai semangat gotong-royong. 2.1.1.3 Fungsi Keluarga Menurut Effendy 1998:35 keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut : 1 Fungsi Biologis Pemenuhan kebutuhan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan biologis manusia.yang termasuk dalam fungsi biologis adalah : a Untuk meneruskan keturunan b Memelihara dan membesarkan anak c Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d Memelihara dan merawat anggota keluarga 2 Fungsi Psikologis Fungsi psikologis merupakan pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan psikologis anggota keluarga, di antaranya yaitu : a Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b Memberikan perhatian di antara anggota keluarga. c Memberi pendewasaaan kepribadian anggota keluarga. 20 d Memberikan identitas keluarga. 3 Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi merupakan fungsi penanaman nilai-nilai yang ada dalam masyarakat pada anggota keluarga. Keluarga sebagai tempat sosialisasi pertama anggota keluarga sebelum anggota keluarga bersosialisasi dengan masyarakat luas. Fungsi sosialisasi keluarga adalah : a Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. b Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. c Membina sosialisasi pada anak. 4 Fungsi Ekonomi Keluarga sebagai fungsi ekonomi, keluarga memberikan pemenuhan kebutuhan secara finansial dan kebutuhan yang berhubungan dengan sandang, papan, pangan anggota keluarga. Fungsi ekonomi lebih ditekankan pada peran ayah sebagai kepala keluarga. Termasuk dalam fungsi ekonomi adalah : a Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga . b Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang. 21 5 Fungsi Pendidikan Keluarga memberikan fasilitas pendidikan berupa pendidikan formal ataupun nonformal, pendidikan formal dapat diperoleh di sekolah-sekolah baik negeri ataupun swasta. Sedangkan pendidikan nonformal dapat diperoleh melalui kursus- kursus. Beberapa fungsi pendidikan di antaranya yaitu : a Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sedangkan menurut Sunarto 2000:66 keluarga memerankan beberapa fungsi, yaitu : a Mengatur penyaluran dorongan seksual. b Keluarga sebagai tempat untuk bereproduksi dan melanjutkan keturunan. c Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama bagi anggota keluarga. d Keluarga memberikan pemenuhan kebutuhan afeksi yang berupa kasih sayang dan cinta kasih kepada sesama anggotanya. e Keluarga memberikan status sosial dan identitas kepada anggota keluarga. f Keluarga memberikan perlindungan kepada anak baik secara fisik maupun secara psikologis agar anggotanya merasa nyaman. 22 Tackett 1981:9 membagi fungsi keluarga menjadi beberapa fungsi yaitu : a Fungsi keamanan dan pertahanan Unit keluarga bertanggung jawab untuk memelihara fisik dan biologis anggota keluarga mereka sendiri. Itu meliputi menyediakan makanan, pakaian, rumah, mengatur reproduksi, mempertimbangkan untuk rencana dan mengontrol ukuran keluarga ; menerima dan melepaskan anggota keluarga menghasilkan perawatan kesehatan bagi anggota keluarga, mebagi secara adil kebutuhan yang nyata seperti fasilitas yang bagus dan pendapatan dan kebutuhan yang tidak nyata seperti kasih sayang, ruang, dan otoritas kepada anggota keluarga. Sebagai sumber dan memelihara pembagian tugas yang masuk akal peka dan bertanggungjwab untuk pendapatan tugas-tugas rumah tangga, dan perawatan anak. b Mengembangkan dan memelihara emosi dan sosial anggotanya Keluarga memberikan dukungan selama anggota keluarga dalam periode stres morale maintenence ketika anggota keluarga sedang melaksanakan sebuah sistem kontrol sosial itu termasuk hadiah dan hukuman motivation maitenence, mendukung dan memberikan penghargaan atas usahanya mencapai egonya ego maitenence, menghubungkan dorongan seksual dan dorongan afeksi, membuat pola afeksi dan komunikasi dan menempatkan anggota keluarga di dalam lingkungan sosial yang besar akan tetapi keluarga tetap memberikanperlindungan kepada mereka dari hal yang tidak menyenangkan yang datang dari lingkungan, serta memberikan anggota keluarga status dalam keluarga, masyarakat dan instansi. 23 c Keluarga mengajarkan perbedaan seksual Keluarga memberikan pengarahan dan pengasuhan pada anggota keluarga adanya perbedaan seksual yang terjadi pada laki-laki dan perempuan dan perbedaan tugas antara laki-laki dan perempuan. Mengajarkan tanggung jawab mereka masing-masing serta mendorong pengembangan hobi dan ketrampilan agar menjadi suatu produktivitas yang sehat. d Keluarga sebagai tempat pertumbuhan individu Keluarga bertanggung jawab mengarahkan, membimbing, mengantarkan dan memberikan petunjuk bahwa perkembangan fisik akan sejalan dengan perkembangan intelektual, sosio-emosional, dan perilakunya. Keluarga membantu mengembangkan kemandirian, mendorong pemecahan masalah dan mendukung anggota keluarga yang lain untuk berusaha menerima perubahan bentuk tubuhnya seiring dengan bertambahnya usia. Keluarga merupakan kelompok primer yakni keluarga merupakan tempat untuk pembentukan norma-norma sosial, internalisasi nilai yang pertama yang terdapat dalam masyarakat. Selain itu, keluarga merupakan tempat pembentukan frame of reference sense of belonging. Keluarga juga merupakan kerangka sosial yang pertama. Oleh karena itu, konteks kesehatan jiwa, keluarga sangatlah penting dalam proses penyembuhan karena terkait keluarga sebagai kelompok sosial yang pertama, tempat pasien yang pulang dari rawat inap rumah sakit jiwa kembali dan berlatih untuk kembali ke dalam masyarakat sehingga keluarga menjadi begitu berarti dalam proses rehabilitasi. 24 Peranan keluarga dalam proses penyembuhan juga dibuktikan dalam sebuah penelitian di mana hasilnya menunjukkan bahwa ekpresi emosi keluarga dapat menjadi suatu prediktif bagi kekambuhan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Indarti 1992:6 tersebut memperoleh hasil bahwa kritik dan hostilities terhadap pasien merupakan faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien. Hostilitas merupakan usaha keluarga untuk mengembalikan pasien kembali kerumah sakit, atau mempertahankan pasien agar tetap berada di rumah sakit. Selain kritik dan permusuhan keterlibatan ekpresi emosi keluarga yang berlebihan juga merupakan salah satu prediktor yang menyebabkan pasien kambuh kembali.

2.1.2 Kesiapan