Penyusunan Buku pelajaran Hakikat Buku Pelajaran

34

b. Penyusunan Buku pelajaran

Buku pelajaran sebagai sumber utama belajar siswa dan sumber utama materi pelajaran mempunyai peran yang sangat dominan dalam mengantarkan siswa mencapai tujuan belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, buku pelajaran harus disusun berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu: aspek kebutuhan siswa baik kebutuhan materi pelajaran maupun kebutuhan aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta aspek perkembangan kebahasaan siswa Yulaelawati, 1994: 21. Ditambahkannya pula bahwa dalam penyusunan buku pelajaran harus memperhatikan beberapa hal berikut: a didasarkan pada kurikulum, b memasukkan hal-hal penting dalam konteks yang lebih luas, c materi terkait dengan pengalaman dan pengetahuan siswa, d sesuai dengan perkembangan dan intelektual siswa, e mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas, f mendorong siswa untuk berpegang teguh dan berani berpendapat, serta g menggunakan bahasa yang sesuai disiplin ilmu tertentu. Pendapat senada juga disampaikan oleh Gafur 1994: 17 yang menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku pelajaran, yakni: prinsip relevansi materi yang disampaikan hendaknya sesuai atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD, prinsip konsistensi jika kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah empat kompetensi, materi yang diajarkan juga harus terdiri dari empat macam materi yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, prinsip kecukupan materi yang diajarkan harus mencukupi dalam membantu kelancaran proses commit to user 35 belajar peserta didik dalam mencapai atau menguasai kompetensi yang diajarkan. Depdiknas 2005: 6-11 menyatakan bahwa dalam menyusun buku pelajaran suatu mata pelajaran perlu diketahui landasan-landasannya. Khusus untuk buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus berlandaskan: Per ta ma , keilmuan bahasa dan sastra. Dalam pembelajaran bahasa dikehendaki terjadinya kegiatan berbahasa, yaitu kegiatan menggunakan bahasa. Jadi, berbagai unsur bahasa, seperti kosakata, bentuk serta makna kata, bentuk serta makna kalimat, bunyi bahasa, dan ejaan, tidaklah diajarkan secara berdiri sendiri, tetapi dijelaskan di mana diperlukan dalam kegiatan berbahasa. Dalam hal ini adalah dalam empat kegiatan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Penggunaan bahasa hendaknya memperhatikan penggunaan bahasa sesuai dengan hakikat penggunaannya. Kedua , ilmu pendidikan dan keguruan. Pemilihan bahan, penentuan luas cakupan dan urutannya dalam pembelajaran dipertimbangkan berdasarkan kaidah-kaidah pendidikan dan keguruan. Hal itu misalnya dipertimbangkan dari segi perkembangan diri siswa, sedangkan penyajiannya dipilih metode dan teknik yang cocok yang sesuai dengan materi pelajaran maupun dengan keadaan siswa. Ketiga , keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan. Bagaimana materi itu harus diolah agar memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahaminya. Buku pelajaran yang memberikan kemudahan kepada siswa disebut sebagai buku pelajaran yang mempunyai tingkat keterbacaan yang commit to user 36 tinggi. Sebaliknya, buku pelajaran yang menimbulkan kesulitan siswa disebut sebagai buku pelajaran yang mempunyai tingkat keterbacaan yang rendah. Berto lak dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa buku pelajaran yang digunakan di kelas untuk membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran harus memenuhi tiga kriteria pokok, yaitu: 1 sesuai dengan kurikulum yang berlaku, 2 sesuai dengan tuntutan perkembangan intelektual siswa, dan 3 sesuai dengan tingkat bahasa keterbacaan siswa. Oleh karena itu, untuk menyusun, menganalisis, mengevaluasi suatu buku pelajaran yang dipakai pada suatu jenjang pendidikan tertentu, seseorang harus memahami dan menguasai ketiga aspek tersebut.

c. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Buku pelajaran