79
5. Buku  dengan  judul  ‘Bahasa  dan  Sastra  Indonesia’  yang  disusun  oleh
Suharma, dkk.
Buku  pelajaran  bahasa  Indonesia  ini  diterbitkan  oleh  penerbit  Yudhistira pada  tahun  2006.  Buku  ini  memiliki  ketebalan  buku  sejumlah  169+x  halaman.
Terbagi  dalam  10  babpelajaran  yang  terdiri  atas  16  SK  dan  37  KD.  Dilengkapi dengan 120 soal pilihan ganda serta 261 soal uraian.
Pedoman  yang  digunakan  untuk  menganalisis  buku  pelajaran  tersebut adalah  lima  dimensi  pendidikan  multikultural  yang  terbagi  menjadi  empat  belas
subdimensi  pendidikan  multikultural.  Berdasarkan  hasil  analisis,  hanya didapatkan  satu  dimensi  pendidikan  multikultural  dalam  buku  pelajaran  tersebut.
Dimensi  yang  ditemukan  adalah  dimensi  pengurangan  prasangka  yang  terdapat dalam subdimensi status sosialekonomi.
Jika  ditinjau  dari  segi  dimensinya,  buku  pelajaran  ini  hanya  menampilkan 20  dimensi  multikultural  menampilkan  satu  dimensi  dari  lima  dimensi  yang
ada.  Sedangkan  bila  ditinjau  dari  subdimensinya,  hal  ini  berarti  buku  pelajaran tersebut  hanya  menampilkan  7  subdimensi  pendidikan  multikultural
menampilkan satu subdimensi dari empat belas subdimensi yang ada. Pemunculan  dimensi  pengurangan  prasangka  yang  terdapat  dalam
subdimensi status sosialekonomi dalam buku pelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil analisis berikut ini.
Di dalam buku pelajaran ini terdapat upaya pemahaman, penghormatan dan penghargaan  terhadap  berbagai  status  sosialekonomi  yang  ada.  Hal  ini  ada  di
commit to user
80
halaman  124  bagian  prologpendahuluan  pada  materi  yang  ada  pada  pelajaran  9. Berikut adalah kutipan pendahuluan yang ada dalam bagian tersebut.
“ Ma nusia   ada la h  ma khluk  sosia l.  Mereka   tida k  bisa   hidup sendirian.  Aka n  ada   sika p  sa ling  ber ga ntung  da n  membutuhka n
a nta r a   ya ng  satu  denga n  ya ng  la innya   a ta u  a nta r a   kelompok  ya ng sa tu  dengan  ya ng  lainnya .  Jadi,  denga n  status  sosia l  ya ng  berbeda ,
kita  sa ling  melengka pi, sa ling  menerima , da n sa ling memberi.  Untuk itu,  sikap  peduli  da n  mengha rgai  keber a da a n  ora ng  la in  di
lingkunga n sekita r  ha rus kita  pupuk da n kemba ngka n.”
Namun,  sayangnya,  dari  sekian  ratus  halaman  yang  ada  dalam  buku  ini, hanya  baru  terdapat  satu  bagian  ini  saja  yang  bisa  memberikan  pemahaman,
penghargaan dan penghormatan terhadap berbagai status sosialekonomi yang ada. Itupun  hanya  terdapat  dalam  bagian  prologpendahuluan  materi  saja.  Belum
sampai  pada  tataran  materi,  latihan  soaltugas,  uji  kompetensi,  maupun  praktik. Oleh  sebab  itu,  sangat  perlu  diadakan  perbaikan  maupun  penambahan
konsepmateri  maupun  praktik  dalam  upaya untuk terealisasikannya  penghargaan dan penghormatan terhadap berbagai budaya yang beragam.
Berdasarkan  hasil  analisis  terhadap  buku  pelajaran  Bahasa  dan  Sastra Indonesia  untuk  SMP  Kelas  VIII  karya  Suharma,  dkk.  yang  telah  dipaparkan  di
atas,  dapat  diambil  simpulan  bahwa  buku  pelajaran  tersebut  hanya  memuat  satu subdimensi  pendidikan  multikultural,  yakni  subdimensi  status  sosialekonomi.
Namun,  subdimensi  inipun  hanya  terdapat  dalam  bagian  prologpendahuluan pelajaran  9  yang  ada  di  halaman  124.  Selain  dibagian  itu,  tidak  ada  satupun
materibacaan, latihan soaltugas, maupun evaluasi yang memuat dimensi-dimensi pendidikan  multikultural.  Oleh  sebab  itu,  sangat  perlu  dilakukan  perubahan
terhadap materi,  latihan  soaltugas, maupun  evaluasi  yang digunakan dalam buku
commit to user
81
pelajaran  tersebut.  Hal  ini  perlu  agar  nilai-nilai  pendidikan  multikultural  mampu dipahami, dimiliki, dan dilaksanakan oleh para siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Muatan  pendidikan  multikultural  dalam  buku  pelajaran  bahasa
Indonesia non-BSE tingkat SMP kelas VIII
Semakin  maraknya  tawuran  antarpelajar  maupun  antarmahasiswa  menjadi sebuah  pekerjaan  besar  yang  harus  segera  diselesaikan  oleh  dunia  pendidikan,
khususnya  lagi  adalah  pendidikan  di  Indonesia.  Kesadaran  akan  pentingnya toleransi, menghargai adanya keragaman bahasa, suku, ras, etnis, maupun budaya
menjadi  suatu  hal  yang  sangat  mahal  sekarang  ini.  Keegoisan,  kesombongan, merasa  paling  baik,  paling  benar,  paling  terhormat  adalah  sifat-sifat  yang  justru
digenggam  oleh  para  pelajar.  Adanya  bentuk  demokrasi  dan  diberikannya  hak untuk  bebas  berpendapat  memang  mampu  memberikan  dampak  positif  terhadap
penghargaan  dan penghormatan  pada hak-hak asasi  manusia. Namun,  di samping itu,  juga  akan  mampu  menyebabkan  timbulnya  pergesekan  dan  bahkan
perpecahan.  Samuel  P.  Huntington  dalam
the  Cla sh  of  Civilization
meramalkan akan  terjadinya  benturan  antarperadaban.  Benturan  itu  bisa  disebabkan  oleh
faktor:  politik,  sosial,  budaya,  ekonomi,  ras,  bahkan  agama  Mughni  dalam Choirul Mahfud, 2011: viii.
Untuk  itu  pendidikan  di  Indonesia  harus  mampu  mengarahkan para peserta didiknya  untuk  mau  dan mampu menerima  serta  memahami  berbagai  perbedaan
tersebut.  Jika  tidak  demikian,  timbulnya  berbagai  macam  benturan  antarsuku,
commit to user