39
d. Buku pelajaran Bahasa Indonesia Berperspektif Pendidikan
Multikultural
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa buku pelajaran adalah buku yang memuat materi pembelajaran tertentu yang disusun secara
sistematis berdasarkan aturan-aturan standard yang telah ditetapkan yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran sehingga siswa akan dapat
dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Di dalam buku pelajaran bahasa Indonesia pun tentunya juga harus memuat materi-materi yang harus
diajarkan dan dipahami oleh para siswa. Dalam hal ini adalah materi dan pemahaman tentang pendidikan multikultural.
Agar bisa memilih materi yang berperspektif multikultural, pihak sekolah dan guru harus menelaah secara mendalam serta kritis tentang materi
dan buku-buku pelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi bias tentang apa hakikat dari
multikultural tersebut. Choirul Mahfud 2011: 200 menyatakan bahwa di Indonesia masih diperlukan usaha yang panjang dalam merevisi buku-buku
pelajaran agar mengakomodasi kontribusi dan partisipasi yang lebih inklusif bagi warga dari latar belakang suku, agama, budaya, dan etnis yang berbeda.
Di Indonesia juga memerlukan materi pembelajaran yang bisa mengatasi “dendam sejarah” di berbagai wilayah.
Bisa jadi buku-buku pelajaran yang ada selama ini, dan bahkan mungkin sudah dipergunakan dalam proses pembelajaran, mengandung
berbagai macam bias berkaitan dengan multikultural. Dalam hal ini, Gollnick
commit to user
40
Chinn Abdullah Aly, 2011: 137 mengemukakan enam bagian dari bias- bias yang bisa jadi ada dalam buku pelajaran, yakni bias yang tidak kelihatan,
pemberian label, selektivitas dan ketidakseimbangan, tidak mengacu realitas, pembagian isolasi, dan bahasa.
Buku-buku pelajaran yang ada saat ini pada umumnya menekankan pembahasan pada budaya-budaya mayoritas dan mengabaikan budaya-budaya
minoritas. Inilah yang dimaksud dengan bias yang tidak kelihatan. Bias lainnya adalah adanya pemberian label kepada kelompok lain, baik positif
maupun negatif. Bias ini dinamakan dengan
ster eotyping
. Selain itu, buku- buku pelajaran yang ada selama ini juga menggunakan perpspektif budaya
mayoritas dan mengabaikan terhadap perspektif budaya minoritas. Inilah yang disebut bias selektivitas dan ketidakseimbangan. Bias lain yang terdapat
dalam buku pelajaran adalah tidak mengacu pada realitas. Maksudnya buku- buku pelajaran tersebut tidak mengacu pada data-data riil yang ada di
lapangan. Oleh sebab itu lah, buku-buku pelajaran yang ada hendaknya tidak memunculkan keenam bias tersebut dalam penyajiannya.
Zamroni 2011: 156 mengemukakan tiga sasaran utama pendidikan multikultural yang akan dikembangkan pada diri setiap siswa.
Per ta ma
, pengembangan identitas kultural yakni merupakan kompetensi yang dimiliki
siswa untuk mengidentifikasi dirinya dengan suatu etnis tertentu. Kompetensi ini mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran akan kelompok etnis
dan menimbulkan kebanggan serta percaya diri sebagai warga kelompok etnis tertentu.
Kedua
, hubungan interpersonal, yakni kompetensi untuk melakukan
commit to user
41
hubungan dengan kelompok etnis lain dengan senantiasa mendasarkan pada persamaan dan kesetaraan, serta menjauhi sifat buruk sangka dan
ster eotipe
.
Ketiga
, adalah memberdayakan diri sendiri, yakni suatu kemampuan untuk mengembangkan secara terus-menerus apa yang dimiliki berkaitan dengan
kehidupan multikultural. Lebih lanjut, Zamroni 2011: 157 juga menyenaraikan berbagai
kompetensi multikultural yang harus diberikan dan dimiliki oleh para siswa, termasuk pula yang tentunya harus termuat dalam sajian yang ada dalam buku
pelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi multikultural tersebut antara lain: 1
Kemampuan individu untuk menerima, menghormati dan membangun kerjasama dengan siapapun juga yang memiliki perbedaan-perbedaan
dari dirinya. 2
Setiap individu menyadari atas pengetahuan dan “bias kultural” yang dimilikinya sebagai faktor yang mempengaruhi perbedaan kultur.
3 Setiap
individu melakukan upaya pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku yang memungkinkannya memahami dan berinteraksi secara efisien dengan orang yang memiliki perbedaan
kultur. Buku pelajaran yang berperspektif multikultural tentu diharapkan akan
mampu membentuk sikap siswa dalam menghargai kebudayaan-kebudayaan lain dalam masyarakat, baik lokal, regional, nasional, maupun masyarakat
global. Dengan demikian sikap siswa yang belum menghargai berbagai kebudayaan yang ada bisa dibentuk sedangkan siswa yang sudah memiliki
commit to user
42
sikap yang menghargai akan lebih bisa ditingkatkan pada tahapan yang lebih baik lagi. Banks dalam Choirul Mahfud, 2011: 202 mengemukakan
beberapa tipologi sikap seseorang terhadap identitas etnik atau
cultura l identity
, yakni: 1
Ethnic psychologica l ca ptivy
. Pada tingkat in i, seseorang masih terperangkap dalam
ster eotipe
kelompoknya sendiri, dan menunjukkan rasa harga diri yang rendah. Sikap tersebut menunjukkan sikap
kefanatikan terhadap nilai-nilai budaya sendiri dan menganggap budaya lainnya
inferior
. 2
Ethnic encapsulation
. Pribadi ini juga terperangkap dalam kapsul kebudayaannya sendiri dan terpisah dari budaya lain. Sikap ini biasanya
mempunyai perkiraan bahwa hanya nilai-nilai budayanya sendiri yang paling baik dan paling tinggi, dan biasanya mempunyai sikap curiga
terhadap budaya atau bangsa lain. 3
Ethnic identifities cla rifica tion
. Pribadi macam ini mengembangkan sikapnya yang positif terhadap budayanya sendiri dan menunjukkan
sikap menerima dan memberikan jawaban positif kepada budaya-budaya lainnya. Untuk mengembangkan sikap yang demikian, seseorang lebih
dahulu perlu mengetahui beberapa kelemahan budaya atau bangsanya sendiri.
4
The ethnicity
. Pribadi ini menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap budaya yang datang dari etnis lain, seperti budayanya sendiri.
commit to user
43
5
Multicultura l ethnicity
. Pribadi ini menunjukkan sikap yang mendalam dalam menghayati kebudayaan lain di lingkungan masyarakat bangsanya.
6
Globa lism
. Pribadi ini dapat menerima di berbagai jenis budaya dan bangsa lain. Mereka dapat bergaul secara internasional dan
mengembangkan keseimbangan keterikatannya terhadap budaya bangsa dan budaya global.
Berbicara tentang buku pelajaran yang berperspektif pendidikan multikultural, hendaknya mengacu pendapat yang dikemukakan Banks 2010:
23 yang menjelaskan adanya lima dimensi dalam pendidikan multikultural, yakni:
conten integration, knowledge construction, equity peda gogy, pr ejudice reduction, a nd empowering school cultur e and socia l str uctur e
. Kelima dimensi ini hendaknya juga harus tercantum dalam buku-buku
pelajaran. Dengan adanya kelima dimensi ini di dalam buku-buku pelajaran, khususnya dalam hal ini adalah buku pelajaran bahasa Indonesia, diharapkan
tujuan-tujuan dari adanya pendidikan multikultural akan dapat dicapai sehingga para siswa akan memiliki sikap dan perilaku yang positif terhadap
keberadaan masyarakat yang multiku ltural. Penjelasan dari kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
Conten integra tion
, berkaitan dengan sejauh mana upaya guru untuk menghadirkan aspek kultur dari berbagai kultur yang ada ke ruang-ruang
kelas. Seperti pakaian, tarian, kebiasaan, dan sebagainya. Presentasi masalah ini akan mengembangkan kesadaran pada diri siswa akan kultur milik
kelompok lain.
commit to user
44
The knowledge process
, pembelajaran memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami dan merekonstruksi berbagai kultur yang ada.
Pr ejudice reduction
, sebagai upaya agar para siswa menghargai adanya berbagai kultur dengan segala perbedaan yang menyertainya. Selain itu, siswa
juga bisa memiliki sifat positif atas perbedaan tersebut.
Equity pedagogy
, kesetaraan akan muncul apabila guru sudah mulai memodifikasi perilaku pembelajaran mereka disesuaikan dengan kondisi para
siswa yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda sehingga memberikan harapan bahwa semua siswa tanpa melihat latar belakang yang
dimilikinya akan dapat mencapai hasil sebagaimana yang telah direncanakan. Para guru hendaknya sudah mengembangkan pendekatan, model, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mengarah pada
student centered
, pembelajaran di kelas yang bertumpu pada diri siswa sebagai seorang
individu.
Empowering school
culture
, merupakan
proses pelaksanaan
rekonstruksi baik struktur sekolah maupun kultur sekolah. Hal ini diperlukan untuk memberikan jaminan kepada semua siswa dengan latar belakang yang
berbeda agar mereka merasa mendapatkan pengalaman dan perlakuan yang setara dalam proses pembelajaran di sekolah.
Untuk lebih memperjelas tentang dimensi, subdimensi, dan indikator dari pendidikan multikultural serta penjelasan dari masing-masing indikator
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
commit to user
45
Tabel 1. Dimensi-dimensi Pendidikan Multikultural
No. Dimensi Pendidikan
Multikultural Subdimensi
Pendidikan Multikultural
Indikator
1
Content Integration
Integrasi Materi Budaya
Buku pelajaran memunculkan budaya yang
beragam, tidak menonjolkan budaya mayoritas dan
mengabaikan budaya minoritas.
Sastra Buku pelajaran
memunculkan dan mengintegrasikan materi
sastra yang berasal dari berbagai macam budaya
yang berbeda.
Bahasa Buku pelajaran memberikan
pemahaman tentang pentingnya penghargaan
terhadap bahasa sesuai konteks budaya.
2
The Knowledge Contruction Process
Proses Merekontruksi Pengetahuan
Konsep Buku pelajaran memberikan
konsep pemahaman kepada siswa tentang berbagai
budaya yang berbeda-beda.
Aplikasi Buku pelajaran
mengarahkan siswa untuk membentuk perilaku positif
terhadap berbagai budaya yang berbeda.
commit to user
46
No. Dimensi Pendidikan
Multikultural Subdimensi
Pendidikan Multikultural
Indikator
3
An Equity Pa eda gogy
Penyesuaian Metode Pembelajaran
Individu Buku pelajaran
mengarahkan pada penggunaan metode yang
membantu setiap siswa dalam proses pendidikan
multikultural.
Kelompok Buku pelajaran menerapkan
metode yang mampu membantu peserta didik
untuk bisa bekerja secara kelompok.
4
Pr ejudice Reduction
Pengurangan Prasangka
Agama Buku pelajaran memberikan
pemahaman, penghargaan, dan penghormatan terhadap
berbagai agama yang ada.
Sukuras etnis
Buku pelajaran memberikan pemahaman, penghargaan,
dan penghormatan terhadap berbagai sukurasetnis yang
ada.
Status sosial ekonomi
Buku pelajaran memberikan pemahaman, penghargaan,
dan penghormatan terhadap berbagai status
sosialekonomi.
Keadilan Buku pelajaran memberikan
pemahaman tentang pentingnya keadilan
commit to user
47
No. Dimensi Pendidikan
Multikultural Subdimensi
Pendidikan Multikultural
Indikator
terhadap berbagai kultur yang berbeda.
Demokrasi Buku pelajaran memberikan
pemahaman tentang pentingnya demokrasi atas
berbagai perbedaan kultur yang ada.
5
Empowering School Culture a nd Socia l
Structur e
Penguatan Budaya Sekolah dan Struktur
Sosial Budaya sekolah
Buku pelajaran memberikan konsep-konsep yang
memungkinkan peserta didik dapat berpartisipasi
secara harmonis dalam aktivitas di sekolah
Struktur sosial Buku pelajaran memberikan
konsep-konsep yang memungkinkan peserta
didik untuk menganalisis berbagai struktur sosial
rasial yang terjadi di masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku pelajaran bahasa Indonesia yang berperspektif pendidikan
multikultural adalah buku pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya tercantum kelima dimensi pendidikan multikultural yang telah diungkapkan
oleh James A. Banks tersebut.
commit to user
48
e. Pengintegrasian Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Buku