Subdimensi sastra mewakili dimensi integrasi materi

87 dimunculkan seluk-beluk dari daerah Batavia nama Kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda, Museum Bahari, dan pelabuhan Sunda Kelapa yang di masa sekarang ini tempat-tempat tersebut menjadi tempat wisata andalan. Namun, perlu dipahami bahwa budaya-budaya yang ditampilkan dalam buku pelajaran ini masih perlu diperbaiki karena baru menampilkan budaya yang berasal dari daerah Jawa saja dan belum merambah budaya dari wilayah luar Jawa. Selain itu, dari sekian banyak bacaan yang ada, baru tiga bacaan yang memunculkan aspek multikultural. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya yang beragam belum diintegrasikan dalam kelima buku pelajaran tersebut. Sebenarnya, pemahaman, penghargaan dan penghormatan tentang budaya, baik budaya sendiri maupun orang lain, sangatlah perlu untuk dimiliki oleh masing-masing individu. Hal in i perlu karena pada hakikatnya setiap individu dan masyarakat hidup dalam sebuah tradisi dan budaya yang semua itu mengatur sikap dan tingkah laku mereka dalam berkehidupan. Sebagaimana yang dinyatakan pula oleh Ujan 2011: 112 bahwa budaya atau kebudayaan adalah sistem kepercayaan serta praktik-praktik berkehidupan yang dengan hal itu sebuah masyarakat memahami, mengatur, dan membentuk kehidupan, baik individual maupun kolektif. Atau, kebudayaan adalah cara manusia dalam memahami dan mengorganisasi kehidupannya. Kebudayaan mengatur dan melegitimasi relasi antarmanusia di dalam kehidupan ini.

b. Subdimensi sastra mewakili dimensi integrasi materi

Selain keragaman tentang budaya, keragaman tentang sastra hendaknya juga dimunculkan dalam sebuah buku pelajaran. Melalui sastra, muatan pendidikan commit to user 88 multikultural juga mampu diintegrasikan. Hal ini agar setiap peserta didik memiliki sebuah pemahaman dan penghargaan serta penghormatan terhadap adanya keberagaman, baik budaya, etnis, bahasa, dan sebagainya. Dari bacaan- bacaan sastra inilah peserta didik juga akan bisa memiliki sikap dan perilaku yang memahami, menghargai, dan menghormati adanya keragaman. Oleh sebab itu, pemuatan atau pemunculan keberagaman budaya melalui bacaan-bacaan atau materi-materi sastra tentu akan mempermudah dalam proses mencapai tujuan pendidikan multikultural. Subdimensi sastra ditemukan dalam tiga buku yang dianalisis, yakni: perta ma , buku Seribu Pena Bahasa Indonesia karya Tim Abdi guru. Dalam buku ini subdimensi sastra muncul dalam latihan-latihan soal, yakni: Teks drama “Sang Pahlawan” karya Ajie Sudarmaji Mukhsin di halaman 48-50 yang berkisah tentang kepedulian terhadap sesama temansahabat. Kutipan novel “Belenggu” karya Arm ijn pane di halaman 69 yang berkisah tentang persamaan hak antara pria dan wanita. Kedua , buku Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas VIII karya E. Kosasih dan Restuti Murwaningrum. Dalam buku ini subdimensi sastra muncul di cuplikan teks drama “Sumur Tanpa Dasar” karya Arifin C. Noer di halaman 42, cuplikan novel “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar di halaman 47, cuplikan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari di halaman 49, cuplikan novel “Salah Asuhan” karya Abdul Muis di halaman 98, dan cuplikan novel “Kenanga” karya Oka Rusmini di halaman 129. Namun, rata-rata novel yang disajikan baru berasal dari beberapa daerah yang ada di Sumatra, selain itu para penulisnya juga masih didominasi oleh angkatan lama. Ketiga , buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII karya commit to user 89 Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi. Di dalam buku ini, pemunculannya terdapat pada sinopsis novel “Seperti Bintang” karya Regina Feby di halaman 8-9, peserta didik diberikan pembelajaran berkaitan dengan berbagai keragaman yang terjadi dalam dunia remaja. Hal-hal yang berkaitan dengan persahabatan, pertikaian antarsahabat, hingga pada akhirnya diberikan pemahaman akan arti pentingnya menjaga persahabatan. Di halaman 107, dalam penggalan teks drama “Majalah Dinding” karya Bakdi Sumanto, peserta didik juga diberikan pemahaman akan budaya sekolah yang harus diterapkan oleh para peserta didik. Dalam penggalan teks drama tersebut, peserta didik diberikan pemahaman agar mampu bersikap sopan dalam menyampaikan sarankritikan kepada guru-guru atau kepala sekolah mereka. Peserta didik diberikan pemahaman bagaimana cara menyampaikan aspirasi dengan baik. Jangan sampai menimbulkan konflik atau perseteruan antara siswa dengan gurukepala sekolah.

c. Subdimensi status sosialekonomi mewakili dimensi pengurangan