Subdimensi status sosialekonomi Subdimensi budaya sekolah

63 gedung tersebut ka da ng lebih ba nya k pema innya da ripa da penontonnya , yang aga k r a mai bia sa nya ma la m Minggu. “ Luma ya n, pertunjuka n itu bisa mencapai ka pa sitas kursi ya ng ter sedia ,” uja r sa la h seora ng petuga s Dina s pa riwisa ta setempat. Kondisi grup wa ya ng ora ng la innya kur ang lebih sa ma . Di Gedung Wa ya ng Ora ng Bhara ta di Ja ka rta pun sepi penonton. Penonton da pat dihitung denga n ja ri. Ha l ser upa juga dia la mi Wa ya ng Or ang Ngesti Pa ndowo sa mpa i seka ra ng. Untungla h mereka punya pelua ng la in, ya kni dengan mena mpilka n pertunjuka n ketopr a k. Per tunjuka n ya ng semula dima ksudka n seba gai selinga n ini, ternyata ma la h ma mpu menyedot penonton. Seca r a berka la , Wa ya ng Or ang Ngesti Pa ndowo dan Wa ya ng Ora ng Bha r ata mena mpilka nnya untuk menutupi kekura ngan penonton, kecua li Wa ya ng Ora ng Sriweda ri. “ Ketopra k disuka i karena lebih komunika tif,” kata sa la h seora ng petuga s. Buku Ba ha sa da n Sa stra Indonesia ka r ya Ratna Pur wa ningtyastuti ha l. 97 Namun, buku pelajaran ini masih perlu diperbaiki karena baru menampilkan budaya yang berasal dari daerah Jawa saja dan belum merambah budaya dari wilayah luar Jawa. Selain itu, dari sekian banyak bacaan yang ada dalam buku pelajaran tersebut, baru tiga bacaan saja yang memunculkan aspek multikultural.

b. Subdimensi status sosialekonomi

Di tema 2 buku pelajaran ini ada dimensi pengurangan prasangka terhadap berbagai status ekonomi dari masing-masing individu. Hal ini tampak pada pembelajaran dengan KD: Menulis naskah drama berdasarkan ide asli, khususnya dalam kalimat-kalimat yang ada pada bacaan naskah drama sederhana di halaman 30-32 berikut. 1 “ Tida k boleh begitu, Gus Kita tida k boleh memvonis apa -a pa terhadap Santi. Seora ng a na k tida k perna h minta dilahirka n dari or ang tua yang bekerja seba gai a papun.” 2 “ Kita ja ngan pernah memanda ng ana k siapa tema n kita , tetapi pa ndangla h ba ga ima na perila ku da n presta si tema n kita itu.” 3 “ Ba gus Seor a ng ba kul sa yura n juga terma suk pa hla wa n.” 4 “ Heba t Ternyata penjua l ma kanan keliling bisa mendidik a na knya sela lu jua ra kela s.” commit to user 64 Dari keempat data di atas, diketahui bahwa para siswa diberikan pemahaman agar mereka mampu memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap berbagai status sosial dan ekonomi yang disandang oleh masing-masing individu. Belum tentu orang yang memiliki status sosialekonomi yang rendah tidak mampu melakukan hal-hal yang sangat luar biasa. Belum tentu juga anak-anak dari ekonomi lemah adalah anak-anak yang bodoh. Oleh sebab itu, para siswa diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang positif dalam menyikapi adanya berbagai status sosialekonomi yang beragam.

c. Subdimensi budaya sekolah

Dalam tema 4 buku pelajaran ini terdapat konsep-konsep yang diberikan kepada para siswa agar mereka bisa saling mengerti, menyayangi, menolong, dan menghormati antarteman. Hal ini dapat dilihat pada pembelajaran KD: Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama, khususnya yang ada dalam bacaan di halaman 61-63. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data yang berupa kalimat-kalimat dialog dalam bacaan berikut ini. Ani: “ Nina , buka nkah kita sena sib? Sa ma -sa ma di pera nta ua n, jauh da ri sa na k sa udar a . Wa ja r buka n apa bila kita bersaha bat da la m suka da n duka ? Kita ha rus sela lu terbuka , Nin, bia r penderiataa n kita bisa kita ata si bersa ma Engka u tela h menja di sauda ra ku da n a ku pun tela h menja di sa udar a mu Menga pa har us a da ya ng dira ha sia kan? ” hal. 62 Ani: “ Nina , ka u ta k perlu bersedih Ma r ila h kita ha da pi ma sa la h ini denga n penuh keta bahan Kita ma sih punya ja la n kelua r . Ua ng sa kuku ma sih utuh. Wa la upun tida k banya k, tetapi da pat untuk mencukupi kebutuha n kita berdua . Kuha r ap ka u tida k keber ata n denga n renca na ku ini Aku ikhla s, Nin Ba giku, persoa la nmu juga mer upa ka n persoa la nku. Oleh ka rena itu, a ku a ka n ber ba hagia jika ka u ma u menerima ma ksud ba ikku ini ” hal. 63 Ani: ... Untuk a pa a ku mempunyai sisa ua ng sementar a sa ha batku tida k sepeserpun mempunya inya? Nina , a ku saha batmu, Nin commit to user 65 Tema nmu sena sib seper jua nga n Kita ha rus sela lu ber sa ma da la m suka da n duka ... hal. 63 Dari beberapa data berupa teks dialog yang ada di atas dapat diketahui bahwa para siswa diharapkan dan diajak untuk bisa memilik sikap dan perilaku yang saling mengerti dan mau menolong temansahabat yang sedang menghadapi kesulitan dalam kondisi dan suasana suka maupun duka. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Ani kepada Nina pada contoh di atas. Dengan diterapkannya sikap dan perilaku ini, tentu akan tercipta suasana persahabatan yang harmonis di antara sesama. Namun, dinilai dari muatan pendidikan multkultural, buku pelajaran ini masih harus diperbaiki karena baru menampilkan sedikit contoh yang berkaitan dengan budaya-budaya positif yang bisa diterapkan di lingkungan sekolahkelas. Apabila dianalisis secara umum, buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP dan MTS Kelas VIII karya Ratna Purwaningtyastuti ini belum menampilkan dimensi secara lengkap bila ditinjau dari dimensi pendidikan multikultural. Tidak banyak muatan dimensi pendidikan multikultural yang terdapat dalam buku-buku pelajaran ini. Dari 14 subdimensi multikultural yang dijadikan pedoman dalam menganalisis masing-masing bagian buku pelajaran ini, ternyata hanya ditemukan tiga subdimensi multikultural dalam buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia karya Ratna Purwaningtyastuti. Temuan yang didapatkan pada tiga subdimensi pada bagian buku ini pun masih sangat sedikit dan belum bisa mewakili sepenuhnya subdimensi tersebut. Sebagai contoh: dalam masing-masing bagian buku pelajaran ini sangat banyak terdapat bahan bacaan dan tugaslatihan soal. Namun, yang sesuai dengan commit to user 66 subdimensi pendidikan multikultural hanya beberapa saja. Seperti yang terdapat dalam karya Ratna Purwaningtyastuti. Dari sekian banyak bahan bacaan yang digunakan dalam buku pelajaran tersebut, hanya ada tiga bahan bacaan yang di dalamnya mengandung atau sesuai dengan subdimensi pendidikan multikultural yang dijadikan dasar pedoman analisis buku pelajaran tersebut. Padahal, dari bahan-bahan bacaan ataupun materi ini, sebenarnya para siswa dapat diberikan pemahaman tentang bagaimana hakikat multikultural. Tugas-tugas maupun latihan yang diberikan, baik secara individu maupun kelompok, hanya ada dua nomor yang sesuai dengan subdimensi pendidikan multikultural, satu nomor pada soal pilihan ganda dan satu nomor pada soal uraian. Padahal, seharusnya, melalui tugas dan latihan inilah para siswa mampu diarahkan dan dibentuk untuk bisa mengerti, memahami, dan mengaplikasikan hakikat dari pendidikan multikultural. Dengan tidak terdapatnya sub-sub dimensi pendidikan multikultural yang tercakup dalam tugas dan latihan soal, nilai-nilai pendidikan multiku ltural yang diharapkan dapat dimiliki siswa akan sangat sulit sekali diukur. Akhirnya, tujuan dari pelaksanaan penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural dalam pembelajaran bagi para siswa akan gagal dicapai. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada buku pelajaran tersebut, diperlukan adannya perbaikan terutama jika akan didasarkan pada tujuan penanaman nilai-nilai pendidikan multiku ltural kepada para siswa. Kelima dimensi dan kelima belas subdimensi pendidikan multikultural di atas harus benar-benar diperhatikan dan diaplikasikan dalam perbaikan dan penyusunan commit to user 67 buku pelajaran selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan tujuan dari pendidikan multikultural akan bisa dicapai dengan baik dan berhasil.

2. Buku yang berjudul ‘Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMPMTs