85
buku tersebut hanya ditemukan tiga dimensi yang terbagi dalam enam subdimensi pendidikan multikultur. Ketiga d imensi tersebut adalah dimensi integrasi materi,
dimensi pengurangan prasangka, dan dimensi penguatan budaya sekolah dan struktur sosial. Keenam subdimensinya adalah subdimensi budaya, subdimensi
sastra, subdimensi status sosialekonomi, subdimensi keadilan, subdimensi demokrasi, dan subdimensi budaya sekolah. Sedangkan dua dimensi dimensi
proses merekontruksi
pengetahuan dan
dimensi penyesuaian
metode pembelajaran serta sembilan subdimensi lainnya subdimensi sastra, bahasa,
konsep, aplikasi, individu, kelompok, agama, sukurasetnis, dan struktur sosial tidak terdapat dalam kelima buku yang dianalisis tersebut. Kemunculan tiga
dimensi dan enam subdimensi pendidikan multikultural itupun tidak semuanya ada pada masing-masing buku pelajaran tersebut. Deskripsi lengkap hasil analisis
tentang subdimensi yang ditemukan dalam kelima buku pelajaran tersebut dipaparkan dalam penjelasan berikut ini.
a. Subdimensi budaya mewakili dimensi integrasi materi
Pengenalan dan pemahaman terhadap berbagai budaya yang ada di Indonesia sangat perlu dilakukan. Hal in i perlu agar setiap peserta didik memiliki sikap dan
perilaku yang dapat memahami, menghormati, dan menghargai adanya berbagai budaya yang tentu saja berbeda-beda. Dengan demikian akan tercipta suasana
kehidupan yang harmonis antarindividu yang berbeda budaya. Dari lima buku pelajaran yang dianalisis, subdimensi budaya ditemukan
dalam empat buku yang dianalisis, yakni
Ba ha sa da n Sa stra Indonesia untuk SMP da n MTs Kela s VIII
karya Ratna Purwaningtyastuti yang diterbitkan oleh Grahadi,
commit to user
86
Seribu Pena Ba ha sa Indonesia untuk SMPMTs Kela s VIII
karya Tim Abdi Guru,
Ma ndiri Ba ha sa Indonesia untuk SMPMTs Kela s VIII
karya E. Kosasih dan Restuti Murwaningrum, serta
Ba ha sa Indonesia untuk SMP Kela s VIII
karya Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi. Ketiga buku ini diterbitkan oleh Erlangga.
Grahadi. Dalam keempat buku pelajaran ini ditampilkan beberapa bacaan budaya yang berasal dari berbagai daerah.
Dalam buku
Ba ha sa da n Sa stra Indonesia untuk SMP da n MTs Kela s VIII
karya Ratna Purwaningtyastuti ditampilkan bacaan tentang budaya dari daerah Solo hal. 93 tentang kehidupan masyarakat Solo yang sangat dipengaruhi oleh
tatanan budaya keraton yang menjadi pusat kebudayaan dan kesenian Jawa, tempat-tempat yang ada di Solo, seperti Pasar Klewer, hingga ciri khas Solo
sebagai Kota Batik. Ditampilkan pula budaya Madura hal. 95 tentang ciri khas Madura yakni Karapan Sapi. Selain itu, ditampilkan pula budaya Semarang hal.
97 berupa kesenian wayang orang. Dalam buku
Seribu Pena Ba ha sa Indonesia untuk SMPMTs Kela s VIII
karya Tim Abdi Guru disajikan bacaan tentang kebudayaan dari daerah Brebes, Jawa Tengah sebagai produsen teh yang diekspor ke mancanegara. Bacaan ini
terdapat di halaman 1-2. Selain itu, disajikan pula ciri khas dari Kota Tasikmalaya di soal uraian halaman 18. Dalam buku
Mandiri Ba ha sa Indonesia untuk SMPMTs Kela s VIII
karya E. Kosasih dan Restuti Murwaningrum ditampilkan kekhasan Kota Yogyakarta, baik dari sisi kesenian maupun makanannya. Hal ini
ditampilkan dalam bacaan soal yang ada di halaman 7. Sedangkan dalam buku
Ba ha sa Indonesia untuk SMP Kela s VIII
karya Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi
commit to user
87
dimunculkan seluk-beluk dari daerah Batavia nama Kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda, Museum Bahari, dan pelabuhan Sunda Kelapa yang di masa
sekarang ini tempat-tempat tersebut menjadi tempat wisata andalan. Namun, perlu dipahami bahwa budaya-budaya yang ditampilkan dalam buku
pelajaran ini masih perlu diperbaiki karena baru menampilkan budaya yang berasal dari daerah Jawa saja dan belum merambah budaya dari wilayah luar
Jawa. Selain itu, dari sekian banyak bacaan yang ada, baru tiga bacaan yang memunculkan aspek multikultural. Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya yang
beragam belum diintegrasikan dalam kelima buku pelajaran tersebut. Sebenarnya, pemahaman, penghargaan dan penghormatan tentang budaya,
baik budaya sendiri maupun orang lain, sangatlah perlu untuk dimiliki oleh masing-masing individu. Hal in i perlu karena pada hakikatnya setiap individu dan
masyarakat hidup dalam sebuah tradisi dan budaya yang semua itu mengatur sikap dan tingkah laku mereka dalam berkehidupan. Sebagaimana yang dinyatakan pula
oleh Ujan 2011: 112 bahwa budaya atau kebudayaan adalah sistem kepercayaan serta praktik-praktik berkehidupan yang dengan hal itu sebuah masyarakat
memahami, mengatur, dan membentuk kehidupan, baik individual maupun kolektif. Atau, kebudayaan adalah cara manusia dalam memahami dan
mengorganisasi kehidupannya. Kebudayaan mengatur dan melegitimasi relasi antarmanusia di dalam kehidupan ini.
b. Subdimensi sastra mewakili dimensi integrasi materi