Model Pembelajaran Kooperatif Deskripsi Teoritik

membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2 Anita Lie, 2007: 56. Senada dengan itu teknis Make a Match dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review persiapan menjelang tes atau ujian, sebaiknya satu bagian kartu soal dan bagian lainya kartu jawaban. 2 Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 3 Tiap siswa memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegangnya. 4 Tiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya soal jawaban. 5 Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6 Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan hukuman yang telah ditetapkan bersama. 7 Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 8 Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9 Demikian seterusnya 10 Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Setiap langkah-langkah tersebut memiliki tujuan yang telah disesuaikan denga tujuan pembelajaran kooperatif.

4. Keaktifan Dalam Pembelajaran

Keaktifan dalam belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental siswa dalam belajar yang akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal dan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif. Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:23 berarti giat bekerja, berusaha. Sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan di mana siswa dapat aktif. Keaktifan siswa dalam belajar Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC yang tersambung jaringan tampak dalam kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan dan sungguh-sungguh, mencoba menyelesaikan latihan soal-soal dan tugas-tugas yang diberikan guru, belajar dalam kelompok, mencoba menemukan sendiri konsep-konsep, dan mampu mengkomunikasikan hasil pikiran dan penemuan secara lisan atau penampilan. Untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengaktifkan siswa, perlu diperhatikan beberapa syarat. Dalam W. Gulo 2002:76 dikemukakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam usaha menciptakan kondisi belajar supaya siswa dapat mengoptimalkan aktivitasnya dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah : 1. Prinsip motivasi, di mana guru berperan sebagai motivator yang merangsang dan membangkitkan motif-motif yang positif dari siswa dalam pembelajaran. 2. Prinsip latarkonteks, yaitu prinsip keterhubungan bahan baru dengan apa yang telah diperoleh siswa sebelumnya. Dengan perolehan yang ada inilah siswa dapat memproses bahan baru. 3. Prinsip keterarahan, yaitu adanya pola pengajaran yang menghubung- hubungkan seluruh aspek pengajaran. 4. Prinsip belajar sambil bekerja, yaitu mengintegrasikan pengalaman dengan kegiatan fisik dan pengalaman dengan kegiatan intelektual. 5. Prinsip perbedaan perorangan, yaitu kenyataan bahwa ada perbedaan- perbedaan tertentu di dalam diri setiap siswa, sehingga mereka tidak diperlakukan secara klasikal. 6. Prinsip menemukan, yaitu membiarkan sendiri siswa menemukan informasi yang dibutuhkan dengan pengarahan seperlunya dari guru. 7. Prinsip pemecahan masalah, yaitu mengarahkan siswa untuk peka terhadap masalah dan mempunyai keterampilan untuk mampu menyelesaikannya. Menurut Sardiman 2003: 101, keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan menjadi berikut ini : 1 Visual activities yang termasuk didalamnya adalah membaca, percobaan, memperhatikan gambar, demonstrasi. 2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.