Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50,00, pada siklus II sebagian besar siswa tingkat keaktifannya juga masih memperoleh nilai 13-15 dengan jumlah 14 siswa
41,18, tetapi yang membedakan dengan siklus I, pada siklus II jumlah siswa yang memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 19-21
meningkat menjadi 8 siswa 23.53. Sedangkan pada siklus III sebagian besar siswa memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 16-18
sebanyak 15 siswa 44,12 dan jumlah siswa dengan nilai 19-21 meningkat menjadi 12 siswa 35.29.
2. Prestasi Belajar Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknis
Make a Match terdapat peningkatan prestasi belajar disetiap siklusnya, dimana nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 48,28 pada
pre-test menjadi 79,56 pada siklus I. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86,18 dan pada siklus III meningkat menjadi
91,59. Nilai rata-rata kelas ini menunjukan adanya peningkatan sebanyak 31,28 dari nilai pre-test ke siklus I, 6,62 dari nilai siklus I
ke siklus II, 5,41 dari siklus II ke siklus III. Selain dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa,
penerapan metode pembelajaran kooperatif teknis Make a Match ini juga dapat mempersempit rentang nilai antara yang baik dengan yang buruk,
sehingga nilai siswa dikelas menjadi homogen. Dengan penerapan metode pembelajaran tersebut pula membuat siswa menjadi termotivasi untuk
bekerjasama lebih keras untuk keberhasilan bersama-sama, mendorong
siswa untuk
mengungkapkan idenya
secara verbal
kemudian membandingkan ide dengan temannya, dan membantu siswa belajar
menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah, serta mengajarkan kemampuan berfikir kreatif mencari informasi dari sumber lain dan belajar
dari siswa lain.