Desain Penelitian METODE PENELITIAN

71 kolaborasi. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 7, penelitian tindakan kelas secara kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata diklat pembelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dan bukan seorang guru yang sedang melakukan tindakan. Oleh karena itu, dijelaskan oleh Pardjono, dkk 2007: 10, bahwa dalam penelitian tindakan kelas peneliti harus berkolaborator dengan guru, sehingga peneliti dan guru melakukan tindakan sampai pada tahap analisis dan refleksi. Peneliti dan kolaborator mengamati, mencatat secara cermat dan sistematik tentang berbagai aspek situasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar memberikan pelayanan secara prima kepada pelanggan dengan menerapkan kooperatif tipe TAI. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan serta refleksi.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan desain penelitian model Kemmis Mc. Taggart. Tujuan menggunakan desain penelitian model ini, apabila dalam pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada desain penelitian tindakan model Kemmis Mc. Taggart dibawah ini: 72 Gambar 2. Model Kemmis Mc Taggart Pardjono dkk, 2007: 22 Dalam desain penelitian tindakan model Kemmis Mc. Taggart terdapat tiga tahapan penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan dan refleksi. Pada model Kemmis Mc. Taggart, tahapan tindakan dan observasi menjadi satu tahapan karena kedua kegiatan itu dilakukan secara simultan. Maksudnya kedua kegiatan ini harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, bergitu berlangsungnya suatu tindakan, begitu pula pengamatan juga harus dilaksanakan Pardjono dkk, 2007: 23. 1. Perencanaan Plan Perencanaan merupakan tindakan yang dibangun dan akan dilaksanakan, sehingga harus mampu melihat jauh kedepan. Rencana tindakan action plan adalah prosedur, strategi yang akan dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. 2. Tindakan Action dan Pengamatan Observation Proses pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan sekaligus dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan adalah tindakan yang 73 dilakukan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan panduan perencanaan tindakan yang telah dibuat dalam pelaksanaanya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti atau kolabolator. Setiap tindakan minimal ada dua peneliti yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolabolator yang memantau terjadinya suatu perubahan suatu tindakan Pardjono dkk, 2007. Pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasikan dampak dari tindakan bersama prosesnya. Pengamatan merupakan landasan dari refleksi tindakan saat itu dan dijadikan orintasi pada tindakan yang akan datang. Selain itu, pengamatan atau observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan Sukardi, 2011: 213. 3. Refleksi Reflection Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini peneliti dan kolaborasi mendiskusikan hasil pengamatan selama tindakan berlangsung. Kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Demikian seterusnya, sehingga siklus berikutnya akan berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya. 74

C. Setting Penelitian

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TAI) Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mojosari Karanggede Boyolali Tahun Ajaran

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

0 0 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI BERBASIS INKUIRI.

0 1 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGISIAN KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK.

0 2 15

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBATIK SISWA KELAS XI BUSANA SMK MUHAMMADIYAH BERBAH.

0 3 140

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH KARANGHARJO BERBAH SLEMAN.

0 0 197

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) PADA MATA DIKLAT PLC DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 102

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK DRAPERI MELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH BERBAH.

2 14 288

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED IND

0 1 13