Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Model Penelitian Tindakan

39 2 Peneliti memberkan perlakuan atau tindakan yang berupa tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti. 3 Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus atau tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya peningkatan dalam setiap siklusnya. 4 Adanya empat komponen penting dalam setiap langkah, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi 5 Adanya langkah berfikir reflektif dan kolektif yang dilakuakan oleh para peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan.

c. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas menurut Pardjono, dkk 2007: 17 adalah: 1 Memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga. 2 Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah dilakukan oleh seorang guru selama ini. 3 Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi peneliti maupun pihak subjek. 4 Mengembangkan budaya meneliti. 5 Menumbuhkan kesadaran subjek yang diteliti terhadap pentingnya upaya refleksi guna meningkatkan kualitas melalui suatu tindakan 6 Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara professional maupun akademik. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan, karakteristik PTK adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas yang urgen dan meningkatkan hasil belajar dengan beberapa 40 siklus yang terdiri dari empat tingkatan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, dan refleksi dengan adanya langkah berfikir reflektif dan kolektif.

d. Model Penelitian Tindakan

Dalam penelitian tindakan ada beberapa model penelitian menurut Pardjono, dkk 2007:18, diantaranya adalah : 1 Model Kurt Lewin Ada empat elemen dari penelitian tindakan yang dikembangkan yaitu :perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan secara tali temali dari keempat elemen ini dipandang sebagai satu siklus. 2 Model Kemmis dan Mc Taggart Model ini menggunakan empat komponen penelitian dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam langkah pertama, kedua dan seterusnya spiral yang saling terkait perlu diperhatikan oleh para peneliti. Komponen tindakan dan observasi menjadi satu komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara simultan. 3 Model Ebbut Model ini terdiri dari 3 tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan 1, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor pengaruh implementasinya terhadap subjek dan objek. Pada tingkat kedua dilakukan revisi 41 rencana umum, langkah tindakan dan monitoring efek tindakan sebagai bahan untuk masuk ke ingkatan 3. Pada tingkat 2, dilakukan revisi ide umum, rencana diperbaiki, langkah tindakan dan monitoring efek tindakan sebagai bahan evaluasi tujuan penelitian. 4 Model Elliot Dalam penelitian tindakan model Elliot ini, setelah ditemukan ide dan permasalahan yang menyangkut upaya peningkatan di kelas secara praktis, kemudian dilakukan tahapan peninjauan ke lapangan. Setelah diperoleh perencanaan yang baik sesuai dengan keadaan lapangan, tindakan yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek. Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring yang difokuskan pada efek tindakan. Atas dasar hasil mentoring tersebut peneliti kemudian menggunakan sebagai bahan perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan ke-2 dan seterusnya sampai diperoleh informasi atau kesimpulan, apakah tujuan telah tercapai dan permasalahan telah dipecahkan. Dari berbagai macam model penelitian tindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya usaha penelitian dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran baik proses maupun hasil belajar dengan beberapa kali tindakan dan tahapan atau elemen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis Mc Taggart karena lebih mudah 42 dilakukan dan sederhana. Selain itu model ini juga cukup efektif dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya

e. Prosedur Penelitian Tindakan kelas Dalam prosedur penelitian tindakan kelas menggunakan model

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TAI) Team Assisted Individualization Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Mojosari Karanggede Boyolali Tahun Ajaran

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMUPUKAN DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

0 0 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI BERBASIS INKUIRI.

0 1 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGISIAN KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK.

0 2 15

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBATIK SISWA KELAS XI BUSANA SMK MUHAMMADIYAH BERBAH.

0 3 140

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH KARANGHARJO BERBAH SLEMAN.

0 0 197

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) PADA MATA DIKLAT PLC DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 102

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK DRAPERI MELALUI MODEL COOPERATIVE TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH BERBAH.

2 14 288

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED IND

0 1 13